"OOEEK OOEEK,"
Suara tangisan bayi yang keras membuat dunia kapuk Temari pecah. Ia mulai membuka matanya dan mengubah posisinya menghadap putranya. Ia berusaha untuk duduk dan membawa Shikadai kedalam gendongannya.
Bayi itu menangis keras dalam dekapan ibunya. Temari hanya tersenyum dan mulai menyusui bayi mungil itu. Ia sesekali menguap lebar, menahan kantuk yang benar benar membuatnya ingin memejamkan matanya. Shikadai selalu bangun setiap beberapa jam sekali untuk di susui, lalu di sela sela itu, Temari harus menina bobokannya selama beberapa saat hingga bayi itu benar benar pulas, baru ia bisa tidur.
Rutinitas itu sudah berlangsung selama beberapa hari, tapi sepertinya mata Temari belum bisa menyesuaikannya.
"Hoaam, kenapa bakat tidur dari ayahmu tidak menurun kepadamu huh ? kau jadi merepotkan ya ?" Temari terkikik kecil, ia membelai surai hitam Shikadai lembut lalu menyelipkan jemarinya diantara tangan mungil itu.
Wanita itu selalu saja takjub saat Shikadai merespon dengan menggenggam jarinya erat. Hangat dari tangan putranya itu selalu berhasil membuat senyumannya mengembang dan rasa kantuknya lenyap seketika.
Jujur saja, meski tersiksa karena rasa kantuk dan lelah yang tak kunjung hilang, juga rasa sakit karena tubuhnya tidak bisa memulihkan diri seperti seharusnya, ia sangat menikmati saat saat merawat putra kecilnya.
"Temari - sama ? anda belum tidur ?"
Temari sedikit tersentak saat Mako tiba tiba masuk kedalam kamarnya, ia menggeleng dan tersenyum. Matsuri sudah pulang sejak kemarin, meski enggan, gadis itu tetap dipaksa pulang oleh Mako.
"Apa Shikadai - sama terbangun lagi ?"
"Iya, dia kadang minta minum, kadang juga hanya ingin di gendong. Sepertinya dia benar benar akan jadi anak yang aktif."
Mako tertawa pelan "Atau bisa juga, dia hanya ingin mendapat perhatian dari anda, Temari - sama."
"Hahaha, kau manja juga ya, Dai ?"
"Dai ?" Mako terlihat sedikit bingung dengan panggilan itu.
Temari terkekeh "Itu adalah nama kecilnya, bagaimana ? terdengar menggemaskan bukan ?"
"Anda benar, itu terdengar menggemaskan, sama seperti Shikadai - sama."
Temari tersenyum cerah, ia kembali menatap putranya lalu mengecup dahinya penuh kasih sayang.
"Dai ku yang manis."
------------------000---------------
Sudah terhitung sebulan lebih, Temari memulihkan diri sambil merawat putranya. Hari ini, adalah hari dimana ia harus kembali ke Suna, hari dimana ia harus menjalankan peran yang cukup berat sebagai seorang kakak dan ibu, demi menjaga keamanan putranya.
"Anda yakin ? bolak balik dari Suna kemari adalah hal yang melelahkan, tubuh anda juga belum pulih sepenuhnya jad-"
"Tidak apa apa, Mako Baa - chan, aku pasti bisa, aku hanya tinggal sedikit memaksakan diri, aku tidak akan kenapa napa, tenanglah." Temari melirik Mako sebentar lalu kembali menatap Shikadai yang sedang ia susui.
Temari berencana untuk bolak balik dari Suna ke rumah rahasia itu. Saat matahari terbit, ia akan ada di Suna, menjalankan kegiatannya seperti biasa, dan di malam hari, ia akan datang untuk menemui Shikadai, menidurkan dan menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu, lalu di pagi buta sebelum matahari terbit, ia harus kembali ada di kamarnya.
Untuk masalah ASI yang dinimun Shikadai saat pagi sampai Temari kembali, mereka akan menyimpan ASI Temari pada botol dengan jumlah yang cukup yang akan di dinginkan di kulkas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Family
FanfictionYang diinginkan Shikadai hanyalah keluarga yang lengkap . . . Kehidupan ini adalah kesalahan yang kami inginkan