X

1K 85 3
                                    

"Shikamaru, ada apa ? kenapa kau menangis ?" tanya Chouji.

"Eh ? a- aku..." Shikamaru mengusap ais mata yang tiba tiba keluar dengan bingung. Ia tidak tahu kenapa tiba tiba ia menangis seperti itu.

"Apa sebegitu rindunya kau dengan Temari sampai sampai kau menangis ?" goda pemuda bertubuh tambun itu.

"Ish aku memang merindukannya tapi tidak begitu juga !"

"Lalu ? ada apa ? apa kau tidak mau membaginya denganku ?"

Shikamaru menghela napas "Entahlah.... rasanya... hatiku seperti senang, sedih, sakit, dan... haah banyak sekali yang kurasakan dalam satu waktu. Rasanya seperti diterjang ombak perasaan dan itu.... membuatku tidak bisa mengendalikan diriku."

Chouji mengangguk "Aku tidak tahu rasanya... tapi sepertinya kau mendapatkan hujaman perasaan yang bersala entah darimana ya ?"

"Begitulah."

"Mungkin kau hanya lelah, akhir akhir ini kau dibuat kerepotan oleh Tsunade - sama di kantor bukan ?"

"Yaah entah kenapa Godaime - sama tiba tiba menghujaniku dengan pekerjaan kantor dan tidak memberiku satu pun misi keluar, merepotkan memang."

Chouji terkekeh, ia memandangi hutan Nara di malam itu. HUtan yang rimbun tersiram cahaya bulan yang terang terlihat sangat indah. Hembusan angin yang sejuk pun membuat semua orang tidak ingin kehilangan suasana itu.

Suara semak semak yang bergerak membuat kedua pemuda itu menoleh. Shikamaru kembali menghapus air matanya yang masih saja keluar tanpa ia tahu alasannya.

"Siapa ?" tanya Shikamaru.

Seekor Rusa jantan yang biasa dipanggil 'rusa agung' muncul di hadpaan mereka. Keduanya melongo karena terkejut.

"RISHOUMARU - SAMA ?!" Mereka berdua cepat cepat turun dari batu yang mereka duduki dan duduk di tanah. Rusa itu mendekat dan berhenti tepat di depan Shikamaru.

"Kenapa anda disini ? bukankah anda harusnya ada di dekat 'pohon suci' ?"

Rusa itu memajukan moncongnya dan mengelus pipi Shikamaru lalu menyatukan dahi mereka. Shikamaru terdiam di tempatnya, ia sudah cukup banyak mengalami hal aneh hari ini. Mulai dari air mata yang keluar tiba tiba hingga 'diberkati' oleh 'rusa agung'.

"Hei Shikamaru, bukankah dia sedang 'memberkatimu' ?" bisik Chouji

"Benar sih, tapi kenapa ? aku kan tidak sedang merayakan apapun."

"Biasanya 'pemberkatan' itu dilakukan kapan saja ?"

"Saat kita bisa berjalan, lulus akademi, naik pangkat, beranjak remaja, menikah dan menjadi ayah, tapi... aku tidak sedang mengalami hal itu bukan ?"

Chouji mengendikkan bahunya bingung.

Shikamaru mengangkat tangannya, mengelus kepala rusa jantan itu. Chouji berdiri dari tempat mereka dan kembali duduk di atas batu tadi. Shikamaru masih setia mengelus kepala rusa itu lembut.

"Chouji,"

"Hm ?"

"Aku merasa... dia 'memberkatiku' karena memang ada sesuatu."

"Maksudnya ?"

"Entahlah, percaya atau tidak... baru saja aku merasa memiliki seseorang yang aku sayangi, aku ingin bertemu dengannya tapi aku tidak tahu siapa dia, yang jelas aku sangat menyayanginya."

"Hah ? bagaimana bisa kau menyayangi seseorang yang bahkan belum pernah kau temui ?"

Shikamaru tertawa pelan "Aku juga tidak tahu, tapi yang jelas aku merasakan hal itu, dan juga... air mata tadi... bukan karena rindu tapi rasa bahagia yang mendominasi meski aku merasa sedih juga."

Perfect FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang