Setahun berlalu. Iya.
Udah setahun Alaska di Boston, jadi mahasiswa di Universitas Boston yang terkenal.
Dan selama setahun itu, ga akan pernah bisa merubah perasaan Alaska ke sahabatnya yang sekarang jauh dari jangkauan dia. Sakit. Emang.
Udah banyak cewek bule yang mau coba dekat sama Alaska, tapi- ga bisa.
Alaska masih belum bisa move on.
Perasaan dia terlalu dalam untuk sosok nyebelin kayak Megan.
Alaska ga pernah tau, kenapa Tuhan segini nya buat perasaan Alaska, seingat nya dia ga pernah bikin Tuhan murka, tapi kenapa seolah Tuhan bikin dia kena karma begini?
Apa karena ucapan Alaska yang bilang kalau dia ga bakalan baper sama Megan?
Kalau iya, Tuhan tolong maafin Alaska, biarin perasaan Alaska bebas sekarang.
Alaska cowok, tapi dia tetap merasa capek.
Alaska lelah, perasaan dia bahkan otak dia udah lelah banget.
Sekarang, cowok kelahiran Januari itu sedang jalan, di trotoar dekat dengan Trinity Church. Cowok itu baru selesai ibadah soalnya, dan sekarang mau ke tempat urus pasport, dia mau pulang ke Indonesia rencananya.
Selagi Alaska jalan, tiba-tiba aja ponsel dia bergetar.
Dan Alaska sedikit kesentak sewaktu nama yang tertera di sana nama orang yang dia gagal move on. Iya, Megan nelpon dia.
"ALASKA! MISS YOU SO FUCKING BAD MA BEBIIHH!"
Padahal udah jauh, udah lama ga ketemu, tapi congor nya Megan ga pernah tentram ya, heran Alaska ganteng tuh.
"Berisik, Meg." Balas Alaska.
"Biarin wleekkk-"
Alaska yakin si Megan udah nyebelin banget pasti kondisi muka nya di sana. "Kenapa nelpon?"
"Gue tuh kangen sama lo tau!"
Alaska senyum kecil, walaupun yakin Megan ga akan lihat senyum kecilnya.
"Heh Ska! Cuaca di sana gimana sekarang?"
"Sekarang kan bulan Desember, ya musim dingin lah, salju, kemaren ada badai salju noh, susah buat keluar jadinya." Jelas Alaska, tangan cowok itu merapatkan coat tebal dan panjang yang dia pakai sekarang.
Emang dingin banget hari ini, awalnya Alaska ga mau keluar, tapi mengingat dia harus ibadah hari ini, sekalian ngurus pasport pulang, jadilah dia memaksakan diri buat keluar dari apartemen yang udah dia beli.
"Ih gue mau main salju!"
"Dih? Emang orang norak kayak lo sanggup berhadapan sama salju?" Alaska nge diss, tapi endingnya ketawa.
"Anak anjing itu cute loh, Ska."
"Hehe sorry- anyway, kenapa nelpon? Ga mungkin sekedar menyampaikan kalo lo kangen gue." Tanya Alaska.
Perasaan dia ga enak sejak Megan nelpon dia soalnya.
"Ee.. itu, gimana ya ngomong nya-"
"Apa?"
"Lo jangan marah tapi ya?"
"Lo belum jelasin, jadi gue belum tentu marah atau sejenisnya."
Di seberang sana Megan ngehela nafas nya, inhale exhale ala orang mau lahiran. Ga, canda.
"Gue— balikan sama Jeffrey.."
KAMU SEDANG MEMBACA
We | Im Changkyun ✓
Teen FictionTentang Kita Kita yang dipertemukan semesta untuk mematahkan persepsi tua orang-orang tentang persahabatan lawan jenis Tentang Kita yang dipertemukan semesta untuk memahami arti menyukai sendiri Tentang Kita yang dipertemukan semesta untuk belajar...