Satu tahun berlalu. Dan sekarang, persahabatan antara Megan dan Alaska sangat sangat dekat. Bahkan ambu nya Alaska pernah nanya ke anak tengah nya itu-
"Ambu tau Aa suka sama si Eneng, ungkapin aja perasaan Aa itu. Kalo di tahan sakit di Aa nya nanti."
Dan Alaska cuma bisa balas gini-
"Aa ga mau bikin dia kecewa sama Aa, Ambu, mending kayak gini aja lah, damai, kalo emang jodoh ya Aa sama si Eneng bisa lah. Kalo enggak, ya Aa cukup jadi sahabat dia aja."
Alaska tau dia bodoh.
Hitungannya sekarang udah hampir masuk dua tahun dia nyimpan rasa lebih ke sahabatnya itu, dan selama itu juga belum ada pergerakan signifikan yang di lakukan Alaska.
Alaska beneran nepatin janjinya buat bikin Megan senang.
Alaska beneran nyakitin perasaan dia sendiri demi seorang cewek rusuh yang dia kenal di rooftop waktu kelas sepuluh.
Dan sekarang udah kelas dua belas.
Harusnya Alaska bisa aja ungkapin perasaan dia ke Megan kalau aja Alaska mau egois demi perasaannya.
Tapi Alaska ga bisa. Dia ga mau lihat cewek yang udah jadi tempat dia berkeluh kesah selama dua tahun itu kecewa ke dia, cuma karena perasaan suka yang di punya Alaska.
Alaska cuma mau Megan seneng, itu aja udah.
---
"Ska, jujur. Perasaan lo ke Megan, udah lebih dalem kan?" Angkasa bertanya kepada Alaska yang tengah duduk di meja belajarnya sambil belajar.
Alaska melirik kembarannya. "Iya."
"Lo ga mau perjuangin dia? Berapa tahun lo hidup dalam friendzone begini? Kasian hati lo, Ska, hati lo juga mau rasain punya rumah."
"Mau gue juga gitu, Sa. Tapi Megan terlalu baik buat gue sakitin. Gue ga mau dia kecewa ke diri dia sendiri." Alaska memejamkan matanya, menerawang jauh ke masa-masa awal yang bikin dia jatuh ke Megan.
"Ska.. you know? You're hurting yourself."
"I know. And that's why, I don't want Megan got this tho."
Angkasa mengumpat. "Fuck off, moron!"
"I know I'm moron."
Angkasa benci banget kalau udah lihat kembarannya begini, like-
Ini orang ga pernah se galau ini dulunya, ya efek Alaska belum pernah juga deket sama cewek, dan ini pertama kalinya Alaska sedeket ini sama cewek, sama Hanin aja Alaska ga deket dulunya.
Jadi, Angkasa beneran ga suka lihat kembaran dia ini jadi kayak cowok normal yang suka sama orang tapi kena friendzone jadi galau.
Angkasa lebih suka kembaran dia yang muka triplek, yang kalau ngomong ga punya filter, yang kalau mau geplak kepala dia itu ga segan segan. Angkasa lebih seneng sama Alaska dengan sifat aslinya.
"Ska, lo kembaran gue.. please, berhenti nyiksa hati lo."
---
"Alaska Jagatra! Fokus mu kemana?"
Alaska kesentak, dia lagi melamun, dan tiba-tiba gurunya negur dia, mana guru yang negur guru paling di takutin satu sekolahan lagi. Ambyar sudah.
Alaska malah ga merasa bersalah, dia cuma natap datar gurunya. "Maaf, Buk."
Si Ibuk yang sebenarnya capek sama kelakuan Alaska dari jaman kelas sepuluh itu gelengin kepalanya, udah dari kelas sepuluh tiap mapel Bahasa Indonesia si Ibuk selalu ngajar kelas Alaska, dan selama itu juga dia sering ngerasa stress gara-gara Alaska kalau ga bolos, ya tidur di kelas, udah sering di tegur juga sama aja. Mau nilai nya di merahin, si Ibuk ga tega, soalnya Alaska termasuk pinter. Kan serba salah kayak Raisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
We | Im Changkyun ✓
Teen FictionTentang Kita Kita yang dipertemukan semesta untuk mematahkan persepsi tua orang-orang tentang persahabatan lawan jenis Tentang Kita yang dipertemukan semesta untuk memahami arti menyukai sendiri Tentang Kita yang dipertemukan semesta untuk belajar...