20. Akhir Tak Bahagia

63 4 1
                                    

Mencintai sahabat sendiri jelas jelas perkara patah hati paling mudah untuk di gapai
Dan salah satu cara paling mudah buat punya akhir yang gak bahagia dalam masalah perasaan

---

"Ska, udah selesai belom?" Angkasa mengetuk pintu kamar Alaska.

Alaska udah di Indonesia lagi, setelah memantapkan dirinya sekitar dua bulan yang lalu, untuk menghadiri acara pertunangan sahabatnya.

Iya, Megan tunangan dengan mantan cewek itu sendiri.

Setelah enam tahun yang lalu pengakuan Megan ke Alaska kalau cewek itu balikan sama Jeffrey, akhirnya hari ini-

Cewek itu di lamar Jeffrey, dan bakal tunangan hari ini. Dan bakal nikah katanya sekitar tiga bulan lagi.

Alaska baik-baik aja ga sewaktu Megan nelpon dia dan bilang kalau cewek itu bakal tunangan?

Enggak jelas enggak.

Untuk di tekankan sekali lagi, Alaska belum move on. Sama sekali belum move on.

Ya, tujuh tahun emang waktu yang lama, tapi terasa singkat buat Alaska untuk move on dari Megan.

Tujuh tahun itu, Alaska masih dengan perasaan yang sama. Yang Alaska ragu bakal berubah atau enggak.

Tujuh tahun bukan yang cukup untuk Alaska, melepas perasaan dia dari Megan.

Alaska justru semakin terluka, cowok itu ga baik baik aja. Cowok itu kacau. Tapi sebisa mungkin dia sembunyiin perasaan kacaunya.

"Udah." Jawab Alaska singkat.

Cowok itu menatap pantulan dirinya di cermin, style nya masih persis dia sewaktu SMA, bedanya rambut dia lebih panjang, toh Alaska belum sepenuhnya di sumpah Dokter jadi kata dia malas terlalu rapi.

"Yok berangkat." Ajak Alaska saat dia udah keluar dan memanggil Angkasa.

"Lo baik baik aja kan, Ska?" Angkasa tau, dia paham banget kalau kembaran nya ini, ga baik baik aja.

"Mau gimana lagi? Gue harus keliatan baik baik aja kan? Sahabat gue yang tunangan kali ini, gue harus bisa baik baik aja."

Angkasa menggeleng pelan. "Hari ini lo hadir, lusa lo berangkat balik ke Boston. Nikahan Megan tiga bulan lagi, lo pulang ga?"

Alaska tersenyum tipis sambil masang sepatunya. "Alasan gue pulang kali ini, buat ngeliat Megan di acara penting terakhir kali, gue ga bakalan pulang pas nikahan dia, soalnya bulan depannya gue siap siap buat di sumpah."

"Alasan lo ga cuma itu kan?"

"Lo paham gue ternyata," Alaska kembali berdiri. "Gue ga mau terluka lagi buat sekian kalinya. Cukup ini terakhir."

---

"SKA! GUE KANGEN!" Megan langsung teriak ketika dia ngeliat sahabat nya selama SMA datang dengan membawa sebuket bunga lily yang di gabung sama tulip dan kado yang dia letakin di dalam paper bag.

Setelah letakin barang barang yang diberi Alaska di sudut bangku yang di duduki Megan, cewek itu langsung meluk Alaska erat.

Rasanya sakit banget, Alaska ga bakal sangka kalau kehadiran dia kali ini justru bikin perasaan nya makin sakit.

"Udah bakal jadi bini orang aje lu, nyet!" Bisik Alaska sambil tetap ngelus belakang kepala Megan.

"Bacot banget lu." Megan melepas pelukannya, ga di sangka mata cewek itu udah pipis, iya, Megan nangis, padahal sewaktu tunangan dia biasa aja.

Alaska tanpa peduliin Jeffrey di sana ngusap mata nya Megan dengan ibu jari dia. "Ga usah nangis bodoh, entar Jeff ilfil." Tegur Alaska di akhiri ketawa kecil.

"Ga bakal, dia udah bucin ke gue." Megan nunjuk Jeffrey yang ketawa pelan.

"Selamat ya? Jadi pasangan yang baik, jangan kerjaan lo tu nyari masalah mulu. Kalo udah nikah jangan lupa kewajiban lo jadi bini orang, lo ga bisa sebebas sama se bar-bar dulu. Lo harus belajar kalem mulai sekarang." Nasehat Alaska.

Cuma ini yang bisa dilakuin Alaska sekarang, nasehatin Megan, dia ga bakalan pernah bisa buat ungkapin perasaannya.

Alaska tau dia emang sebodoh itu. Alaska tau dia emang sepengecut itu. Alaska tau, banyak yang kurang dari dia buat perjuangin Megan. Dan Alaska menyesal soal itu.

"Iyaa," Megan tetap nangis, ga nyangka kalau sahabatnya ini udah bisa sebijak ini. "Lo makin cakep begini, udah resmi jadi Dokter belom?"

"Gue belom di sumpah."

"Emang kapan di sumpahnya?"

Alaska merasa bersalah soal ini jadinya. "Sebulan setelah nikahan lo."

"Lo pulang kan pas nikahan gue?" Megan harap harap cemas.

"Sorry, Meg. Gue ga bisa pulang, makanya gue pulang sekarang karna proses di sumpah gue udah pasti, banyak yang harus gue urus. Gue beneran minta maaf, di hari bahagia lo yang satu itu, gue ga bisa hadir."

Mata Megan makin pipis, makin deras, ya siapa sangka kalau sahabat dia ini ga bisa hadir di acara penting yang satu itu?

Megan mau egois buat nyuruh Alaska hadir, tapi dia juga ga mau gagalin rencana Alaska buat di sumpah Dokter dalam waktu cepat.

"Ya udah, ga apa-apa. Biar gue yang hadir pas di sumpah lo. Pas gue ke Boston lo harus ajakin gue keliling Boston pokoknya."

"Iya."

Pada akhirnya emang kayak gini.

Megan yang bahagia dengan Jeffrey.

Dan Alaska yang terluka karena perasaan nya ga akan pernah bisa terbalaskan.

Dan Alaska yang akan menyimpan perasaan nya itu sendiri, Alaska yang bakal berjuang untuk mengubur semua perasaan dia ke sahabatnya yang bertahun tahun bersama dia.

Selama hampir sepuluh tahun dia dan Megan sahabatan walaupun harus terhalang jarak selama tujuh tahun karena Alaska yang kuliah di luar negeri, ada satu hal yang bikin Alaska sadar-

Bahwa mencintai seseorang, ga sepenuhnya harus di ungkapkan. Terlebih lagi mencintai sahabat sendiri.

Ada satu cara lain yang bikin Alaska sadar kalau, mencintai sahabat nya itu,

Cukup berdiri di belakang Megan, menjadi sahabatnya yang siap untuk menopang Megan kalau kalau cewek itu merasa ga baik baik aja.

Alaska cukup menjadi sandaran Megan sebagai Sahabatnya.

---

Udah, kelar.

Pada endingnya ya Alaska terluka lagi :"))

Vote comment juseyook.

We | Im Changkyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang