Kedekatan Megan sama Alaska itu bukan cuma karena sifat dan tingkah mereka yang hampir sama, bukan juga karena ada di kelas yang sama.
Tapi, kedekatan mereka itu juga karena beberapa hal yang jadi pemersatu mereka untuk semakin akrab.
Dan kedekatan ini yang menjadikan Alaska makin lama perasaan dia ke Megan itu makin besar. Rasa suka dia ke Megan itu udah makin parah. Yang Alaska rasa ga bakalan hilang kalau semisalnya dia sama Megan ga ada kepisah sama sekali. Ga bakalan hilang kalau mereka tetap sedekat ini.
"Ska!"
"Hm?"
"Gabut." Keluh Megan pas mereka berdua sedang ada di pinggir lapangan basket sekolah.
Megan lagi nemenin Alaska yang sedang latihan basket, untuk turnamen minggu depan. Bisa aja Megan pulang duluan, tapi Alaska ga tau kenapa malah minta cewek itu buat nemenin dia, padahal dia cuma duduk doang, dasar ga berperike-Meganan.
Ya walaupun cewek itu juga anak basket, cuma dia lagi ga ada jadwal sekarang.
Iya, mereka sama-sama anak basket.
Dan ini lah salah satu hal yang jadi pemersatu mereka, karena basket mereka jadi sering latihan bareng di lapangan dekat perumahan nya Megan. Atau sering juga ke lapangan yang deket sama lapangan futsal kota.
"Bentar lagi kelar," cowok itu negak minum nya. "Ntar ke alfamarte dulu dah. Gue jajanin."
"Nah gitu dong, adil."
"Yeu kambing."
---
Alaska masuk ke dalam alfamarte pas dia sama Megan udah pulang sekolah dan udah ada di bangunan yang jualan banyak cemilan itu. Cowok itu nepatin janjinya buat traktir Megan.
Tapi anaknya malah milih duduk di luar, mau nya biar Alaska aja yang beliin dia jajanan, mana tau rupanya Alaska tau kesukaan dia kan, makin sayang Megan ke Alaska, sebagai sahabat.
Kasian Alaska.
"Selamat siang selama berbelanja." Pegawai di tempat yang satu ini emang rada beda, setiap pengunjung selalu di sapa ramah.
Alaska jalan ke arah kulkas yang berisi macam-macam minuman, tapi dia lebih tertuju ke kulkas isi susu. Walaupun Alaska bucin kopi, tapi dia ga mau jerumusin Megan terlalu dalam sama kopi, entar itu anak kenapa-napa kan yang panik juga Alaska.
Tangan Alaska terjulur buat ambil susu kaleng gambar beruang, yang isinya susu sapi tapi iklannya malah naga. Definisi three in one yang sebenarnya.
"Dua apa empat? Tiga geh lah, kalo dia mau beli lagi." Gumam Alaska sambil ngambil tiga susu kaleng itu.
Terus dia jalan ngambil roti topping keju tiga, dua buat Megan satu buat dia, soalnya Alaska kurang suka keju.
Setelah itu baru Alaska pergi bayar barang yang dia beli.
"Gue ga tau minuman favorit lo apa." Alaska langsung meletakkan belanjaannya di meja.
"Bear brand nih?" Alaska mengangguk menjawab pertanyaan Megan. "Ini udah jadi favorit gue gila! Huhu tau aja gue kangen bear brand." Megan langsung ngambil salah satu kalengan itu, terus buka penutupnya.
"Tunggu bentar." Terus Alaska ke alfamarte lagi, beli bear brand lagi, soalnya dia yakin perut karet kayak Megan pasti bakalan ngambil kalengan lagi.
Ga lama Alaska balik lagi, nenteng kalengan lagi sekitar tiga buah, ga tau deh habis apa enggak, kalau ga habis tinggal bawa pulang jadiin stok.
"Hehe makasih beb."
"Geli anjir!" Kepala Megan langsung di toyor Alaska untuk kesekian kalinya.
"Sakit ya ayam!"
"Halah drama." Alaska cuek, dia sibuk minum bear brand punya dia. Emang ya kalau udah sama sesuatu yang jadi favorit itu, hal lain lupa udah.
"Eh, Ska, kebab bukan itu?" Megan negur Alaska sambil nunjuk seberang jalan.
Alaska nyipitin matanya. "Iya," cowok itu letakin kalengan dia yang udah kosong. "Lo mau?"
Megan mengangguk. "Noh duit, beliin ye hehehe.." Megan nyodorin duit lima puluh ribuan ke Alaska.
"Simpen aja, gue traktir."
"Ga, ga! Tadi lo udah traktir ini kaleng, gantian gue lah." Megan kekeh, enak aja di traktir lagi, Megan kan ga matre, ya walaupun kalau udah sama kembaran dia mungkin dia bisa jauh lebih matre dari pada cewek matre kebanyakan, gila.
"Lu simpen, ikan pepes!" Alaska langsung pergi gitu aja, seberang jalan buat beli kebab.
Ga nyangka Alaska tuh, bisa-bisanya selera dia sama Megan sama lagi.
Udah tadi soal bear brand, sekarang malah soal kebab nya.
Ini kalau Alaska boleh berharap ya, dia bisa jodoh ga sih sama Megan?
Alaska muak kalau cuma berlabelkan sahabat sebenarnya. Alaska mau hubungan dia sama Megan itu lebih, lebih dari sebatas sahabat.
Tapi ya- Alaska cuma ga mau saja cewek itu malah kecewa sama dia karena udah baper sama cewek itu.
"Bang, kebab cheese nya dua ya?"
"Yang black atau original aja, mas?" Si abang yang jualan membalas dengan logat nya yang medok abis.
"Yang original aja keduanya." Alaska membalas sambil ambil duitnya dari saku, Alaska anak orang kaya, tapi emang sering bertingkah kayak gembel, makanya dia dikira anak biasa.
Orang kalau ga tau Alaska itu kembaran Angkasa, mungkin emang bakal kira Alaska itu orang kurang mampu yang tersesat sekolah di sekolah elit. Muka dia nelangsa banget soalnya.
"Ini mas kebab nya, terima kasih, ya.."
"Ya bang, saya permisi."
Manner Alaska ini bagus aslinya, cuma ya.. kelakuan dia di sekolah saja yang bikin usap dada sama ngucap istighfar.
"Dah makan tuh. Ga usah belagak diet lagi lo deh."
Iya, Megan emang coba sok-sokan diet tadi di sekolah dengan ga makan makanan berat apapun, cuma makan salad sama minum susu low fat doang. Makanya Alaska geram banget rasanya, padahal Megan udah kurus jadi makin kurus entar kan ga enak di lihat.
Bukan itu sih alasan Alaska sebenarnya, dia cuma takut Megan nanti malah kena anoreksia.
"Ga lagi deh diet dietan gue. Gila rasanya tadi cuma makan sayur padahal hari hari gue makan ada micin nya kalo ga ya yang berkalori." Megan langsung menyantap kebab yang tadi di beli Alaska.
Porsi nya gede, jadi bisa lah kenyangin Megan, ya walaupun entar di rumah dia bakalan makan lagi. Megan butuh nasi.
Megan menjunjung tinggi harga nasi, nasi is important buat dia. Dia kan rakyat yang cinta negara. Yang lebih mencintai nasi daripada roti rotian, meskipun dia keseringan makan roti ketimbang nasi.
"Gila, nikmat banget emang." Celetuk Megan.
"Kalo lo emang laper, semuanya bakalan nikmat di lidah lo." Alaska dengan pedes membalas, cowok itu juga lagi makan.
"Nyesel gue diet, ga lagi deh, mending olahraga aja lah gue, buang kalori mendingan dari pada ga masuk kalori sama sekali."
Megan kalau udah berprinsip dia ga bakalan kalah, dia bakalan pertahanin prinsipnya itu.
Makanya Alaska jadi kayak- yang udah hopeless lah, Megan pasti bakalan tetap sama pendirian dia yang ga bakalan baper sama sahabatnya sendiri.
"Besok kalo butuh kebab kek nya di sini aja deh, enak ga sih, Ska?"
"Iya," Alaska minum bentar. "Posisinya deket sama rumah gue, entar kalo mau kebab sini chat aja."
Seenggaknya hal kayak gini, Alaska udah bisa bikin Megan seneng kan? Tanpa harus berlabel pacaran.
"Asiik, emang sahabat terbaik gue lo lah!"
Tuhan, kalau Alaska emang banyak salah, hukum saja Alaska, tapi jangan yang begini juga hukuman nya, Alaska ga kuat aslinya.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
We | Im Changkyun ✓
Ficção AdolescenteTentang Kita Kita yang dipertemukan semesta untuk mematahkan persepsi tua orang-orang tentang persahabatan lawan jenis Tentang Kita yang dipertemukan semesta untuk memahami arti menyukai sendiri Tentang Kita yang dipertemukan semesta untuk belajar...