"Ihh kesel banget gw hari ini! Udah dateng telat, dihukum dibawah sinar matahari yang panasnya minta ampun""Nah kan kulit Ara jadi item kusem ke gini, ahh gara gara si ketua osis cungkring itu nih pasti.!!"
Ara memperhatikan wajahnya yang terlihat kucel dan merah akibat terpapar sinar matahari, Ara dihukum karena dirinya terlambat masuk sekolah oleh anggota osis, tepatnya oleh sang ketua osis.
"Ehh eeh, ada apa ini. Kenapa anak Mamih ngomel ngomel kaya gitu heum? Ada apa?" seorang wanita paruh baya menatap anaknya di pintu kamar.
"Inii loh mah, kulit Ara jadi merah merah. Mamih kan tau kalo kulit wajah Ara tuh sensitif" rengek Ara kepada sang Mamih, Yuri hanya tersenyum remeh, ada benarnya juga kulit Ara memang sensitif jangankan terkana sinar matahati salah produk skincare saja Ara breakout parah.
"Yaudah kamu mandi gih, bersih-bersih jangan lupa bersihin dulu mukanya pake pembersih wajah biar jerawatnya ga tumbuh lagi"
"Iyaa Mamih Yuriiii"
Yaps, Ara adalah anak semata wayang Yuri. Yeah wanita itu sudah bisa menerima takdir, Yuri menikah dengan seorang pria pengusaha yang sukses pertemuan mereka singkat Mereka hanya butuh waktu 3 bulan berpacaran lalu memantapkan untuk menikah.
***
"Heh bocah tengil!"
"Apaan si! Nama gue itu Ara, inget itu!!" Ara menatap lawan bicara dengan menantang.
"Persetanan dengan nama lo, ayo alasan apalagi mau lu bilang ke gue?" Ginova menyilangkan tangannya didepan dada, cowo itu sangat menantikan Ara membuat alasan klasik yang mampu membuat tertawa.
"Jam dirumah gue mati, jadi gue ga bisa liat sekarang jam berapa. Pas mau masuk gerbang ehh malah telat, padahal bukan salah gue juga"
"Ya terus salah siapa lagi tengil?" Ginova mengerutkan dahinya heran.
"Yang salah berati jam nya lah, suruh siapa mati. Jadinya kan gw ga bisa liat jam berapa sekarang" jawab Ara dengan pedenya.
"Bodoh! Dah sana hormat bendera sampe jam istirahat nanti"
"Gila ya lu!"
Ya kali 2 jam Ara dijemur ditengah lapangan sendirian. Ara jelas jelas tidak mau, dan Ara heran kenapa hanya dirinya sendiri yang dihukum, biasanya ada yang menemani dirinya dihukum entah membersihkan toilet, menyapu halaman sampai berlari 5 putaran lapangan sekolah.
"Udah sono lu tengil!"
"Dasar ketos cungkring"
Ara menghormat kedepan tiang bendera dengan rasa kesal, pagi ini cuaca tidak bersahabat dengan Ara. Matahari sangat menusuk kulitnya,terasa panas dan juga silau jika Ara memakai topi pasti tidak sesilau ini.
"Lu sengaja biar cewe itu dihukum, padahal yang tadi telat aja lu kaga hukum Nov"
Ginova tersenyum sambil memandang Ara dengan tatapan kagum, ayolah Ginova tidak munafik Ara memang cantik, pintar, menawan, berbakat jadi siapa yang tidak menyukai cewe seperti Ara.
"Lu suka sama dia?"
Ginova menatap Arga, "Ga ngerti, gue aja kaga ngerti ada apa dengan gue sekarang"
Arga tersenyum saat melihat Ginova yang sedang terkekeh pelan, tangannya menepuk bahu kanan cowo itu lalu berkata.
"Inget bro, lu sama dia beda Tuhan"
***
Pada tunggu kelanjutan cerita Yuri sama Leon engga? Pasti kagaa hiks, maaf yaaa aku lagi ga mood banget buat nulis tadinya tapi sekarang lagi semangattttt!!!!!
Aku bakal lanjutin kisah mereka namun dengan versi Ara anak Yuri dan Ginova anak? Yaaa Ginova anak siapa? Nanti terjawab kalo aku publish ceritanya kalo jadi itu pun hiks.
Menurut kalian cerita mereka lanjut atau engga? Kalo engga punya ide aku bikin cerita kaya gimana? Mau psychopath, buciners, horror, sad, komedi atau kaya gimana? Yoo komen ih jangan sider yaaaaaa.
Aku tunggu jawaban kalian semuaa:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessif Leon (SELESAI)
أدب المراهقين📢📢SEGERA TERBIT BACA SEBELUM PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN FOLLOW AKUN ME cerita ini sedikit mengandung umpatan umpatan kasar, jadi bijak dalam membaca. Yuri itu lucu. Yuri itu lugu, sangat lugu Yuri itu bodoh, gampang juga dibodoh-bod...