e m p a t b e l a s

1.2K 94 17
                                    


Hayyyy, aku Up dua kali, mungkin 3 kali. Ini demi kaliaannn,

VOTE SEBELUM BACA KUY!

AKU TUNGGU SPAM COMEN DISETIAP PALAGRAF ಥ⌣ಥ

Siap war bareng aku di konfliknya?
SEMANGAT MENJALANI HIDUP❤❤

____________________________


"Bagaimana bisa, Yuri menyukai lelaki seperti dia?!" Bara dan juga Melda terdiam.

Andra memijat pelipisnya dengan kasar, kenapa kedua putrinya mencintai sesorang pria yang salah.

"Melda, kamu sebagai ibu harusnya lebih dekat dan lebih tahu bagaimana keseharian anak-anak" Melda terdiam, ini memang salahnya. Kenapa dirinya mementingkan kepentingan sendiri ketimbang anak-anaknya.

"Dan kamu, Bara. Jangan sampai kamu ikut-ikutan seperti adik-adik mu, ingat kamu kakak, pendoman setelah kita bagi mereka" lanjut Andra kepada Bara sebagai anak pertama.

"Jangan biarkan Leon semakin dekat dengan Yuri, jika Kamu tidak mencegahnya, sama saja keluarga kita masuk kelubang masalah yang sama"

"Cinta mereka terlarang" Bara dan Melda hanya mendengarkan dan menahan air matanya.

"Minggu depan kita pindah, lagi"

Lagi dan lagi, keluarga kecil ini akan pidah entah kemana, Bara hanya mengikut, kenapa Tuhan sejahat ini kepada mereka. Apa salah mereka sampai diberi cobaan seberat ini.

****

Yuri memandang Leon dengan antusias, kekasihnya ini sangat tahu apa yang ia suka. Yah, Yuri pecinta bintang dan juga bulan, kalian tahu jika ada peristiwa gerhana atau bintang jatuh, Yuri gadis lugu ini paling depan untuk melihatnya.

"Suka?" tanya Leon kepada Yuri.

"Bangett kak!" jawab Yuri dengan semangat, Yuri bersender dibahu kekasihnya dengan nyaman.

"Maaf, kakak gak bisa bawa kamu ke Cafe atau ketempat belanja yang mahal setiap hari. Kantong kakak, kantong pelajar"

Yuri langsung bangun dan menatap Leon dengan intens "Aku lebih suka sederhana kak, dari pada memaksakan, nanti gak nyaman"

"MasyaAllah, pinter bangett sih"

Yuri bingung "MasyaAllah itu apa??" tanya Yuri kepada Leon.

"Masa Calon istri kakak gak tahu arti dan makna lafaz MasyaAllah sih?" heran Leon kepada Yuri, kekasihnya ini benar-benar lemot.

"Emang itu apa? Benda kah? Bangunan? Atau apa?"

Leon terkejut, kenapa arti atau makna Lafaz MasyaAllah saja Yuri tidak tahu.

"Itu PR buat kamu malam ini" jawab Leon kepada Yuri, sedangkan sang empu hanya cemberut saja.

"Pulang yuk, udah larut malam, nanti kamu masuk angin"

"Yah padahal aku bentah disini, tempatnya nyaman dan juga sunyi apalagi pemdangannya, indah" lesu Yuri, Leon menarik Yuri agar bangun lalu berjalan kearah parkiran motor.

Motor scopy milik Leon berhenti didepan rumah kekasihnya, Yuri memberikan hlemnya kepada Leon lalu membenarkan rambut yang berantakan. Leon tersenyum hangat, dihatinya merasa gelisah seperti akan ada masalah yang memisahkan mereka.

"Yuri?"

"Iya kakak kenapa?" tanya balik Yuri kepada Leon.

"Janji ya sama kakak, jangan pernah tinggalin kakak apapun alasannya, kecuali menyangkut Tuhan" ujar Leon dengan serius, Yuri menganguk.

"Iya kak, Yuri janji kok"

*****

"Udah pacarannya bep?"

Suara itu, suara yang beberapa hari ini Yuri rindukan. Yah itu suara Lesya.

"LESYAAA!!!!"

"HUAAA GUE KANGENNNN!"

Yuri langsung menyambar tubuh sahabatnya ini dengan cepat, untung saja Lesya sigap dan juga bisa menahan keseimbangan jika tidak, mereka akan terjatuh kelantai.

"Biasa aja kalii" jawab Lesya lalu berbaring dikasur Yuri denga tidak tahu malu.

"Gimana masalahnya selesai?" tanya Yuri dengan hati-hati. Lesya tersenyum miris lalu memainkan laptop Yuri.

"Engga tahu, malahan malam ini gue mau numpang nginep disini. Gak papa kan?" Yuri tersenyum dan menganguk kecil.

"Ya engga papa lah, Yuri seneng kalo Lesya mau nginep disini" jawab Yuri lalu berbaring disamping Lesya.

"Btw, tadi kak Leon ajak lo kemana? Gue sampe lumutan dikamar lo" sinis Lesya.

Yuri terkekeh lalu mengambil laptop dimeja naskah, "Gak tahu, Yuri gak kenal itu tempat, yang pasti tempatnya indah banget banyak bintang jatuh juga"

"Lo gak diapa-apain kan sama Kak Leon Yur?" tanya Lesya dengan tatapan menusuk.

"Apa-apain tuh, apa Les?"

Lesya memutar bola matanya malas, "Lupain aja Yur, Lupain!"

Hening

Tidak ada yang membuka obrolan hanya ada suara laptop yang dimainkan Lesya.

"Yur, gimana kalo lo jadi gue. Lo dituduh macem-macem sama sepupu lo sendiri cuman gara-gara pacarnya dikamar lo padahal dia lagi curhat tentang pacarnya selingkuh?" Yuri menatap Lesya dengan sendu.

"Yuri bingung, satu sisi Yuri salah karna main sama cowok didalam kamar, berdua lagi" jawab Yuri dengan tanang.

"Sekarang jam berapa Yur?" tanya Lesya.

"Jam setengah tujuh, emang kenapa?" heran Yuri, tumben-tumbenan Lesya menanyakan jam.

"Lo gak sholat?" Yuri mengeleng pelan sambil tersenyum yang sulit diartikan dan Lesya menatap Yuri dengan senyum juga.

"Sholat?"

"Enggaa, lupain aja. Gue juga lagi dapet kok" cengengsan Lesya, demi Tuhan Yuri tidak mengerti apa kata sahabatnya ini.

"Bukannya Sholat itu sebutan untuk umat islam menunaikan ibadah ya?"

"Ahh tauu ah, Yuri engga peduli bikin pusing"

"Oh iya, Lesya, Yuri mau tanya nih" ucap Yuri membuat Lesya kepo.
"Apaa?"

"MasyaAllah itu apa? Yuri dikasih PR nih sama kak Leon" Lesya melongo tak percaya, Yuri menanyakan hal seperti itu, bukannya setiap umat islam tahu makna dan artinya.

"Lo gak tahu?!" tanya Lesya dengan mengebu-gebu.

"Enggaa" ucap Yuri sambil mengelngkan kepalanya.

"Eh maimunah, gila lo! Masuk neraka diazab baru tau Rasa!"

"Mau gue masukin Madrasah biar lo tahu Yur? Heran gue lama lama sama lo"  lanjut Lesya sambil menyosor kepala Lesya dengan gemas.

"Masa lo gak tahu, dasar islam KTP" ucapan Lesya membuat Yuri mengerut bingung, Lesya ngomong apa si? Kenapa jadi jokes bapak  bapak gini...

"Maaf Lesya, Yuri kristen"

"WHATTT!!!"









_________________________

Pleace jangan hujat Author.

Jangan lupa sebar cerita ini kesemua akun media Sosial kalian, siapa tahu ada yang minat baca teruss aku semakin semangat buat up ceritanyaaa huaaaa ;(

VOTE AND COMEN!
HARGAI KARYA AUTHOR DENGAN VOTE!

Seee you

Possessif Leon (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang