⚠Warning, Typo bertebaran guysBELUM REVISI🚫
______________________
"Lo gak tahu?!" tanya Lesya dengan mengebu-gebu.
"Enggaa" ucap Yuri sambil mengelngkan kepalanya.
"Mau gue masukin Madrasah biar lo tahu Yur, masa umat islam kagak tahu" lanjut Lesya sambil terkekeh dengan pelan ralat lebih tepatnya tertawa meremeh.
"Masa lo gak tahu, lo agamanya apaan dah, sampe gak tahu kek gituan" kekeh Lesya didepan Yuri.
"Maaf Lesya, Yuri kristen"
Deg!
Lesya terdiam, fikirannya kemana-mana. Kenapa Lesya baru menyadarinya sekarang, apakah ucapan tadi menusuk, argh kenapa Lesya tidak tahu perihal agama Yuri.
"Kenapa? Gak mau punya temen beda agama ya??" tanya Yuri dengan serius, pasalnya pada jaman smp banyak teman teman nya yang tidak mau berteman dengannya karna Agama Yuri yang berbeda dengan mereka, itu membuat Yuri susah mempunyai teman, pasalnya sekolahnya didominasi oleh umat islam.
Lesya mengeleng, "Gue temenan gak mandang agama, malahan gue seneng punya temen agamanya beda-beda. Gue islam, lo kristen dan Beby Hindu. Jadi seru" Yuri sedikit lega, setidaknya Lesya masih menerima dirinya untuk berteman.
"Thanks, Lesya"
"Udah ah tidur kuy, nanti ketauan tante Melda, gue juga yang kena karna nginep dirumah lo" Yuri menganguk lalu berbaring sambil menarik selimut sampai lehernya.
"Selamat malam Yuri"
"Selamat malam juga Lesya"
Hening hanya terdengar detakan jarum jam dikamar bernuansa putih. Yuri sepertinya sudah tertidur lelap, sedangkan Lesya masih senantiasa membuka matanya. Sesekali Lesya memejamkannya namun pikirannya kemana-mana. Ucapan Yuri masih terngiang-ngiang dikepalanya, ternyata Yuri beragama Kristen.
"Yuri kristen sedangkan kak Leon islam?"
"Gimana tuh jadinya..."
Pagi ini, Lesya akan pulang kerumahnya. Padahal Yuri sudah mencegahnya agar menginap 1 malam lagi dirumah miliknya,. Lagi pula masih terlalu pagi untuk pergi, suasana masih dingin dan juga matahari belum sepenuhnya muncul.
"Masih pagi Lesya, sarapan dulu disini!" perintah Andra kepada sahabat anaknya.
"Duhh, Lesya takut ngerepotin nih Om tante" jawab Lesya dengan tidak enak hati.
"Kalo kamu ngerepotin, tadi malam juga udah Om usir kamu" pedas, yah kata-kata Papihnya Yuri ini pedas, menusuk hati.
Lesya terdiam lalu duduk dimeja makan tepat disamping Yuri, "Mangkannya, nurut sama Yuri. Jadi denger kata-kata pedes Papihkan?" bisik Yuri.
Sarapan menjadi hangat kehadiran Lesya dan juga kakak Rere. Rere agnes, pacar Bara yang baru dan yang terakhir katanya. Bara dibully habis-habisan oleh kedua orangtuanya, bagaimana bisa coba, kedua orang tuanya menceritakan kejelekannya Bara didepan calon istri, mulai dari Bara suka tidur mengorok, menyukai petai sampai mabok, tidak bisa beroergian menggunakan mobil karna Bara mabok juga, natanya Sering bintitan dan masih banyak lagi.
"Mamih sama Papih jahat ya, Kalo Rere infil gimana coba?" ucap Bara tidak terima.
"Gue juga udah ilfil kali sama lo dari pertama ketemu" sahut Rere dengan kekehan.
"Uuuh pedass!!"
"Jahat bangett kamu yang sama pacar sendiri, awas aja!" ceritanya Bara merajuk, semua yang sedang diruang makan tertawa. Melihat Bara marah terlihat sangat mengemaskan.
"Uluuhhh pacarnya Rere merajuk niehh" goda Rere dengan mencolek dagu dan pipi sang Pacar.
****
"Yur, nanti agak siangan main kuy" tawar Lesya, Yuri menghentikan kegiatan membaca novel.
"Aku mau ke gereja" jawab Yuri, Lesya gelagapan ia hanya menganguk kecil.
"Oh ya gue pulang, gak enak sama orang rumah" Lesya bangun dan merapihkan bajunya didepan cermain.
"Mau anter kedepan?" tawar Yuri, Lesya menggeleng.
"Gak usah, berani kok gue kebawah sendiri" tolak Lesya dengan halus, Yuri bangun.
"Lah-lah, gue bilang gak usah anterin kebawah elahh"
Yuri mengerutkan dahinya, "Yuri mau ketoilet bukan mau anter Lesya. Geer terus ih Lesya" kekeh Yuri yang melihat sabahatnya ini menahan malu.
"Malu banget gue sumpah Yur" Yuri terkekeh saja mendengarnya.
"Sanaa! katanya mau pulang" ucappan Yuri lebih bernada mengusir Lesya.
Lesya membuka pintu kamar sabatnya, matanya langsung menangkap sosok pria bernama Bara. Lesya menghampirinya, pikirannya masih tertuju dengan hubungan terlarang Yuri dan Leon.
"Bang?"
Bara mengangkat satu alisnya, Lesya menghampiri Bara dengan serius.
"Bisa bicara empat mata?" tanya Lesya kepada Bara, matanya mecorotkan kesedihan dan juga kegelisahan.
Bara menganguk lalu berkata, "Bisa, diruang kerja gue aja"
Bara melangkah kearah ruang kerjanya sedangkan Lesya hanya membututi dan was-was jika Yuri menyadarinya.
Brak!
Pintu tertutup, Lesya duduk didepan Bara. Pria yang gagah dengan sorot wajah tajam, beda jika sedang menatap wajah Yuri, terlihat kalem dan juga sendu.
"Kenapa?" tanya dingin Bara.
"Lo tahu Yuri suka sama Orang agamanya isla-"
"Tau...."
_________________________
Hay guys.
Mungkin aku bakal jarang Up, ada lomba disekolah jadi mohon doanyaa biar lancar🌚❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessif Leon (SELESAI)
Roman pour Adolescents📢📢SEGERA TERBIT BACA SEBELUM PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN FOLLOW AKUN ME cerita ini sedikit mengandung umpatan umpatan kasar, jadi bijak dalam membaca. Yuri itu lucu. Yuri itu lugu, sangat lugu Yuri itu bodoh, gampang juga dibodoh-bod...