s e b e l a s

217 12 0
                                    


Leon memandang Yuri dengan lekat, Yuri sangat manis dan juga cantik dimatanya. Ciptaan tuhan memang begitu indah nan sempurna, walaupun Leon tidak setuju dengan baju yang kekasihnya pakai. Bagaimana tidak, kaos yang menurut kaos ukuran anak sd ini dipakai yang memperlihatkan perut Langsing Yuri, walaupun tidak begitu terlihat namun tetap saja, jika mengangkat kedua tangannya perut Yuri akan terpampang jelas disana.

"Jaket lo jangan di buka! Tutup resleting nya!"

Yuri cemberut, "jelek kalo ditutup udah bagus gini, kamu jangan rusak mood aku ya!"

Leon diam, tidak mau merusak mood kekasihnya, menurut bundanya harus menjaga mood cewe. Sedikit merepotkan jika merusak mood seorang cewe apalagi saat sedang merasa bahagia.

"Mau kemana kita sekarang?"

Yuri tersenyum, matanya mengarah ke kanan. Terlihat seorang pedagang yang memamer jejeran selembar gambar kartun disana, disana banyak cat, kuas dan canvas. Yuri melukis disana ditemani dengan Leon yang ikut menggambar, kartun yang Yuri sukai "Rainbow ruby" sedangkan Leon mengambae sebuah mobil berwarna biru, merah, kuning dan hijau "tayo".

Leon melirik Yuri sebenarnya, sangat lucu seperti anak SD. Tangannya langsung mecari benda pipih dikantung celana, memotret Yuri diam diam. Melihat foto itu membuat Leon tersenyum, Yuri baginya seperti anugrah terindah dalam hidupnya, entah mengapa sosok itu berpindah kepada Yuri.

Setelah mengambar, baru lah Leon merasa tersiksa oleh permintaan aneh. Seperti bocah Sd yang kesana kemari meminta mainan dam makanan.

"Yuri mau permen kapas"

"Aaa ada pancingan ikan"

"Cilok bang maman, omgg...."

"Berbie lucu banget, kak beli dongg buat Yuri!"

"Popcorn!!! Kak mau kak!!"

"Kak yuri mau pentol!"

"Kak yuri mau pop ice!"

"Ice crem jugaaa!!"

"KAK BAJU SABLONNYA LUCUU!!"

"AAAA ADA BANDO NAMA!"

"Kakak....."

"Kakak....."

KAKAK!!!

Leon sedikit lelah, serasa menjadi babu. Demi apapun Yuri tidak berhenti untuk meminta ini itu, bukan karna takut uangnya kehabisan, namun tingkah anak sma ini tidak jauh berbeda dengan tingkah anak SD.

Disini Leon dan Yuri, ini katanya permintaan terakhir Yuri lalu setelah itu pulang. Bianglala terus memutar, mata Yuri melihat betapa indahnya ibu kota, bintang dan bulan saling menemani di langit yang gelap.

"Kak makasih ya, udah ajakin aku kesini, seru bangettt"

"Maaf repotin kakak"

Leon menggeleng, "Kakak ga ngerasa direpotin kamu! Seneng malah liat kamu ketawa ketawa kaya tadi"

Bohong, Leon tidak akan lagi mengajak Yuri kepasar malam. Lebih baik nongkrong dicafe atau angkringan seperti biasa, Leon hampir kehilangan Yuri dikerumuman tadi.

"I love you.."

"I love you more...."

Leon dan Yuri sedang menunggu martabak yang Yuri inginkan untuk dibawa pulang nanti. Leon merangkul pinggang Yuri dengan posesif, Yuri tidak mempedulikan itu toh Yuri tidak merasa risih sama sekali.

Tingg
Suara no rugi kasi dari ponsel berlogo apple milik Leon.

Nbilkstra!
Online

Bisa ketempat biasa?

Gabisa, gue sama cewe gue

Ini tentang Leskar.
Dan Jeniy

Penting?

Bisa bawa pacar lo,
SiYuri? Ini penting bro

Gue ga janji

Leon melirik Yuri sesekali, Yuri menatap Leon "Kenapa kak?"

"Kamu bisa ikut kaka sebentar?"

Yuri mengambil sekantung plastik dari si mamang martabak, "boleh ko, lagian masih jam 9 juga"

Leon melirik jam, masih ada waktu untuk mengantar pulang kwkasihnya, untung saja Leom sudah meminta izin kepada Bara untuk meminta bantuan, perasaanya tidak enak sekarang, tumben tumbenan Nabil mengecat secara pribadi biasanya mereka ribut Didalam grup Whatsapp. 

Drettt drettt

Leon mengangkat telponnya, tenryata nama sahabatnya.

"Hallo"

"LO DIMANAA SETAN! SAHABATT LO  SEKARAT BANGSAT!"

"Maksud lo apa?!"

"LO CEPET KERUMAH SAKIT ***, BAWA PACAR LO SEKALIAN!"

"Ada ap-"

****

Dikit ya? Sowryy haha...
Buntu bangettt ini otak aku, bingung.
Ini new chapter. Sedikit beda alurnya, sengaja biar agak Berbeda gitu dari yang kemarin, plis buat readers lama jangan spoiler hiks.

Aku sayang kalian semua❤❤


Possessif Leon (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang