***
"Sebagian orang hanya akan memperlakukan kamu jika kamu kaya, cantik dan terkenal"
***
_ M Y P O S S E S I F L E O N_Pagi ini, terlihat seorang gadis sedang berkaca didepan cermin, sesekali si gadis berdecak sebal akibat dasi yang ia pakai selalu saja bengkok dan juga longgar. Sumpah demi apa pun merasa frustasi sendiri dengan dasi yang tidak pernah bisa ia atur dengan baik.
"Iihhh dasinya nyebelin banget sih!!" Gerutu Yuri dengan bibir yang sedikit memayun, sudah habis kesabaran nya.
"Sabarr ya tuhan..."
Huft...
Yuri menarik nafasnya dengan pelan, kedua tangannya kembali mencoba untuk membentuj sebuah lipatan yang rapih dan benar, setelah sekian kali ia coba, akhirnya sebuah dasi abu abu terpasang sempurna dikerah bajunya. Senyuman manis pun mengembang disana, terlihat begitu puas dengan hasilnya. Pepatah, "Perjuangan tidak akan mengkhianati hasil" memang benar adanya.
"Fuyh, akhirnya nih dasi rapih juga. Btw sekarang jam berapa ya?." Matanya membulat sempurna lihat jam dinding kamar sudah menunjukan waktu tepat pukul 7 pagi. Sial padahal hari ini adalah hari dimana ia akan membuka lembaran baru disekolah menengah terakhir.
"HUAA MAMAAAA, YURI KESIANGAN!!"
07.00 WIB
Seharusnya Yuri sudah tiba disekolah, gerbang akan ditutup setelah jam menunjukan 07.15 dan Yuri hanya mempunyai waktu 15 menit untuk sampai disekolah. Tapi ini Jakarta kota padat penduduk, dijalan pasti macet apalagi ini hari senin pasti jalanan akan macet. Yuri pasrah jika memang nasibnya akan dijemur dilapangan, toh bukan kali pertama dirinya dihukum akibat telat masuk kelas.
Jika Mamanya dan juga Abangnya dirumah, Yuri tidak akan kesiangan seperti ini, pasalnya mereka begitu sibuk dengan urusan mereka masing - masing, seperti Mamanya yang sedang menghadiri acara kantor di kota Bandung, sedangkan abangnya sedang menginap dirumah teman untuk kerja keompok dan tak bisa pulang malam malam.
"Nah kan bener apa dugaan Yuri, gerbangnya ketutup!" sebal Yuri yang terlihat gerbang bercat hitam itu sudah tertutup dengan rapat.
"Bukan ketutup, emang udah waktunya ditutup!" terdengar suara bariton milik seorang pria yang membuat Yuri terkejut akan kehadiran lelaki itu.
Kepala nya sedikit menggangkat sebab tubuh sipria lebih tinggi dari pada tinggi badannya terlebih lagi matahari begitu terik hari ini, matanya juga menyipit akibat silau dengan cahaya tepat diatas sang pria. Dilihat lihat tinggi Yuri hanya sedada sipria, mungkin sipria saja yang ketinggian bukan Yuri yang pendek...
"Lo kelas 10?"
Yuri menganguk polos sebagai jawaban, lalu tangannya merogok saku bajunya, jari jemarinya terus saja menekan layar benda pipih di genggaman nya, lalu tak lama kemudian Yuri terlihat menghubungi seseorang disana.
"Iih kok gak diangkat sih!."
Serasa tuli sipria, kepalanya menengkok kekiri dan kekanan, matanya tidak melihat wujud guru Bk atau babu sekolah yang akan mencatat anak anak yang terlambat masuk untuk pagi ini.
Pria bername tag Leon Areson, melangkahkan kakinya meninggalkan Yuri sendiri didepan gerbang yang mungkin akan dijemur selama istirahat tiba.
"EEHH MAU KEMANA!!?"
Yuri berteriak dengan kencang, saking kencangnya suara cempreng itu mampu membuat Leon terkejut san berhenti sejenak, gadis lugu itu tersenyum menampilkan deretan giginya didepan Leon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessif Leon (SELESAI)
Teen Fiction📢📢SEGERA TERBIT BACA SEBELUM PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN FOLLOW AKUN ME cerita ini sedikit mengandung umpatan umpatan kasar, jadi bijak dalam membaca. Yuri itu lucu. Yuri itu lugu, sangat lugu Yuri itu bodoh, gampang juga dibodoh-bod...