Hayyy semuaaa, ketemu lagi sama akuuuu, btw maaf ya aku telat up. Biasa paketan habisss ( ̄^ ̄)Btw, JANGAN LUPA VOTE SEBELUM BACA!
⚠WARNING: TYPO BERTEBARAN
____________________________
Yah satu kata untuk hari ini adalah cape, sangat melelahkan. Pelajaran hari ini menguras otak dan juga tegang. Oh ya, Lesya tidak datang sekolah hari ini, Yuri sudah menghubunginya namun tidak ada balasan satu kata pun dari sahabatnya.
Yuri mengambil ponselnya didalam tas sekolah, membuka aplikasi berwarna hijau alias WhatsApp. Namun beberapa detik kemudian, Yuri berlari kecil untuk keluar balkon. Matanya menangkap seorang pria yang sedang menjing-jing kresek putih ditangannya.
"Kenapa kerumah kakak??" heran Yuri, kenapa kekasihnya ini berada didepan rumah, kenapa tidak masuk saja.
Tok tok tok
Leon mengetuk pintu utama rumah besar milik Yuri, tidak ada sautan sama sekali.
Cklek
Pintu terbuka menampilkan pria paruh baya dengan jas hitam rapih, Leon tersenyum sedangkan pria didepannya hanya menampilkan raut wajah datar. Jika bukan calon mertua, Leon sudah nyelonong masuk untuk menemui sang gadis.
"Ada apa?" tanya Andra dengan dingin.
Leon tersenyum ramah lalu berkata, "Ada Yuri tidak Om?" Ramah Leon.
Putra terdiam lalu mengeleng kecil, dan kalian tahu apa yang papah Yuri lakukan. Putra menutup pintu rumah dengan kencang, Leon sempat kaget, ada yang salah dengan dirinya, atau kah Leon kurang sopan?.
Cklek
"Maaf kak, Yuri lama buka pintunya" cengengesan Yuri didepan Leon.
Leon mengeleng kecil sambil tersenyum, "Tadi gak sengaja lewat sini, terus beliin martabak siapa tahu kamu lapar" Leon memberikan kresek putih yang berisikan martabak.
"Masuk dulu kak, gak sopan"
Leon masuk kedalam rumah Yuri, Leon duduk disofa bergambar macan sedangkan Yuri sibuk memakan martabak.
"Kakak gak akan lama, lagian kamu juga belum mandi kan?" Yuri menggeleng sambil cengengesan, Leon yang melihatnya ikut tersenyum.
"Yaudah kakak pulang, kamu langsung mandi"
Leon keluar dari rumah kekasihnya dengan perasaan kalang labut, bagaimana bisa, Leon tenang jika Papah Yuri memandangnya dengan tatapan sulit diartikan.
"Nanti malam ada acara kah?" Yuri mengeleng tanda tidak ada acara.
"Nanti malam kakak mau ajak kamu jalan, siap-siap ya. Tapi awas, pakai baju bahan tebal!" tatap Leon kepada Yuri.
"Iyaa ih kakak bawel"
Leon mengacak-ngacak rambut panjang milik Yuri dengan gemas, lihat sekarang dipipi Yuri terlihat ada bundaran merah.
"Lucu ya kalo lagi bulsing"
Yuri memakan martabak sampai kekamar, Bara yang baru saja keluar dari kamarnya terkejut sekaligus heran. Adiknya memakan martabak, dari siapa?.
"Apan tuh Dek?" Yuri mengehentikan langkahnya.
"Oh ini, Martabak dari kakak Leon" jawab Yuri dengan antusias.
"Baik banget ya kakak Leon, bang. Baru juga pacaran udah kasih martabak terus nanti malem ajak jalan-jalan lagi"
Bara melihat Papahnya melintas sambil menatap Yuri dingin, hati Bara teriris. Bara tahu arti dari tatapan papahnya, begitu miris nasib keluarga ini.
"Jauhin Leon dek, dia gak baik buat kamu"
Entah kenapa Bara memgucapkan kalimat yang mampu membuat Yuri terdiam mangunyah, rasanya tidak tega melihat adiknya menangis nanti.
"Kenapa takdir kita sangat mengenaskan Yur"
Malam ini Yuri terdiam sambil menatap bulan, waktu sudah menunjukan pukul 06.00. Disini kompleks Mawar 04 sudah lumayan sepi, mungkin karna sudah waktu istirahat.
Bara menatap adiknya dengan sendu, setiap inci wajah Yuri terlihat cantik dan juga imut.
"Bangg" Bara menatap Yuri dengan tatapan bertanya.
"Eylin masuk islam ya Bang?" Bara terkejut mendengarnya, kenapa Yuri bisa tahu.
"Dari mana kamu tahu?" heran Bara.
Yuri memakan cemilan dari kulkas dengan gembira, dirinya membayangkan betapa menyengkannya menonton drakor kesayangan sambil memakan cemilan sebanyak ini.
"Mas! Kita gak biasa larang Kethlin untuk menentukan agamanya, dia sudah dewasa"
"Ini soal agamaa Melda, Agamaa! Bukan perihal sekolah atau mainan. Agama bukan untuk mainan, apalagi alasan yang mambuat saya tercenang"
"Dia mau pindah Agama atas dasar cinta!CINTAA Melda!"
Melda hanya terdiam, tidak baik jika dirinya berdebat dengan sang suami apalagi dirumah terdapat anak-anak.
"Terserah mas, aku udah berusaha memberi tahu Kethlin. Sekarang giliran kamu, aku udah menyerah"
Yuri tercenang mendengarnya, kenapa dirinya baru menyadari penyebab kakak perempuannya jarang sekali pulang dan tidak pernah bermain dengan dirinya.
"Jadi kak Eylin, bakal pindah Agama?"
"Disitu Yuri tahu kalo kak Eylin pindah Agama, dan anehnya kenapa Abang, Mamih sama Papih engga kasih tahu Yuri"
"Padahal Yuri pengen banget denger kalian bilang keYuri perihal kak Eylin" ucap Yuri dengan sendu sedangkan Bara termangu mendengarnya.
"Keluarga kita beda Agama dengan mereka diluar sana Yur, kamu harus pilih-pilih dan tanya apa Agama mereka, jangan seperti kakak kamu, terjebak dalam Cinta beda agama"
Yuri termangu, merasa ucapan Bara penuh makna, Yuri hanya diam sambil menatap kembali bulan yang sudah ditemani oleh bintang-bintang.
"Semoga kamu ngerti dan merasa sedikit tersindir dengan ucapaan Abang"
____________________________
Nah ada gambarankan siapa Kethlin? Ada dongg masa gak ada itu dah jelas bangettt🙂
VOTE KUY!! HARGAI KARYA AUTHOR WALAU TULISAN BELEPOTAN🙃
Sen, 7 Desember 2020
780 kata❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessif Leon (SELESAI)
Fiksi Remaja📢📢SEGERA TERBIT BACA SEBELUM PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN FOLLOW AKUN ME cerita ini sedikit mengandung umpatan umpatan kasar, jadi bijak dalam membaca. Yuri itu lucu. Yuri itu lugu, sangat lugu Yuri itu bodoh, gampang juga dibodoh-bod...