Pertama

817 60 4
                                    

Pagi yang cerah seperti biasanya, burung-burung sudah saling bersahutan diluar sana. Seorang laki-laki muda berambut hitam sudah terbangun sejak matahari masih bersembunyi di ufuk timur. Setelah mandi dan siap kuliah, ia pun berjalan ke kamar kedua adik kesayangannya.

"Izana, bangun ini dah pagi, sekolah hey" ucap Shinichiro sambil menepuk tubuh Izana.

Izana yang masih terlelap perlahan sadar dari tidurnya.

"Mmmm jam berapa ini bang?" Tanya Izana masih menahan rasa kantuk.

"Jam 9" jawab Shinichiro.

"HAH!?"

"Ya kaga lah, masih jam 6, cepetan mandi, abang mau berangkat kuliah" jawab Shinichiro.

Izana yang kaget pun kesal karena masih pagi tetapi abangnya sudah membuat ulah.

"Oh iya, bangunin Mikey ya, sarapan dah abang siapin di meja, jangan lupa belajar yang bener ye, awas macem-macem" kata Shinichiro tegas sambil bersiap berangkat ke kampusnya.

"Yaaaa sono kuliah yang bener, awas aja kalo jadi pengangguran aowkwkw" ledek Izana.

Shinichiro pun hanya geleng-geleng kepala lalu pergi keluar dari rumah. Izana berjalan ke kamar Mikey dengan malas. Remaja berambut silver itu menggedor pintu kamar Mikey keras lalu menerobos masuk begitu saja.

"MIKEEYYYY BANGUUUNNNN" Teriak Izana sambil melompat-lompat di kasur Mikey.

Berbeda dengan Shinichiro, Izana sama sekali tidak lembut. Ia suka membangunkan Mikey dengan cara yang tak wajar.

Nampaknya remaja berambut pirang itu terlalu pulas tertidur, bahkan setelah Izana mengguncang kasurnya dengan lompatan-lompatannya.

"Dih dasar kebo" Izana pun menghantamkan tubuhnya ke tubuh Mikey lalu menggoyang-goyangkan tubuh Mikey.

"MIKEEYYY BANGUN WOI GEMPAA" Teriak Izana.

Berbeda dengan yang tadi, kali ini Mikey terbangun. Matanya terbelalak panik, ia pun langsung berlari keluar dan membuat Izana terjatuh dari kasur Mikey.

"Aaaaaaaaaa gempa" Mikey yang tak sadar tengah dibohongi pun teriak-teriak ga jelas didalam rumah.

"Mikey asu bantuin gua woii!" Teriak Izana sambil mengusap-usap pinggangnya yang menghantam lantai.

"Hah bukannya tadi kata lu gempa?" Tanya Mikey melongo.

"Pfftttt hahahahaha goblog gitu doang ketipu, kaya anak TK" tawa Izana menggelegar namun beberapa detik kemudian ia merasakan suatu getaran di lantai.

"Weh tulul lu ngerasa ada yang geter ga?" Tanya Izana pada Mikey namun Mikey sudah menghilang dari tempatnya.

"Anjirrrr gempa beneran cok" Izana yang panik sendiri pun ikut lari keluar. Ia bertemu Mikey yang sudah berada diluar rumah. HPnya berdering, ada SMS dari Shinichiro

Izana, disana oke-oke aja kan? Ada gempa 5 Magnitudo nih, hati-hati jangan sembrono.

"Oh cuma 5 Magnitudo, yaudah yuk masuk rumah" kata Izana santai.

"Emang ga bahaya?" Tanya Mikey ragu.

"Udah aman kok, lagian kita harus sekolah njirr kalo ngga ntar dipukulin abang" jawab Izana.

Selagi Izana mandi, Mikey pun menyiapkan tas sekolahnya dan memakan sepotong dorayaki. Setelah Izana selesai mandi, Mikey pun mandi dengan cepat. Setelah siap berangkat, Izana mengeluarkan motor sportnya.

"Anjay pake motor sport" kata Mikey dengan tatapan meledek.

"Hahaha lu ga punya ya?" Sindir Izana.

Another Dimension [Tokyo Revengers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang