"Eh lu dah pernah denger kisah-kisah misterius di gunung belum?" Tanya Rindou tiba-tiba.
"Ha? Kok tiba-tiba ngomongin ini?" Tanya Ran, saudara Rindou.
"Jadi kemaren gua iseng buka artikel yang disaranin sama temen les gua, dan isinya tuh kaya semacam web buat berbagi kisah horror gitu, salah satunya ada kisah horror di gunung" kata Rindou mengingat-ingat.
"Gimana ceritanya?" Tanya Izana tampak tertarik.
"Jadi ada yang mendaki gunung gitu sekitar jam 1 malem, eh tiba-tiba dia ketemu anak kecil yang lari-larian di jalan setapak gitu" kata Rindou.
"Hahahah masa gitu aja horror" kata Ran tampak meremehkan.
"Kayanya mendaki gunung seru juga" kata Kakucho menanggapi.
"Eh Ran lu ga boleh ngeremehin gitu, setiap tempat kan ada penunggunya, ntar lu diganggu loh" kata Izana mencoba menakut-nakuti Ran.
"Njir mana ada takut" kata Ran tertawa kecil.
"Lanjut dong ceritanya Rin" pinta Izana.
"Oh ya, ada juga yang lagi pipis tapi ga minta izin dulu ke 'penunggu' nya, terus balik-balik dia jadi pucet, temen-temennya sih ga curiga, eh besokannya dia ngilang dan baru ditemuin 3 hari kemudian" kata Rindou.
"Halah lu ngarang aja" kata Ran lagi.
"Yee sialan lu semua yang gua omong dikata ngarang" jawab Rindou.
"Gimana kalo kita ke gunung aja? Ran paling depan ye" ledek Izana.
"Ya gaskeun lah, gua ga penakut, ga kaya Rindou" kata Ran.
"Lu yang penakut njirr ke kamar mandi jam 2 malem minta temenin" balas Rindou.
"Asu jangan buka kartu dong" jawab Ran kesal.
Suasana kala itu dipenuhi canda tawa kecuali Izana. Ia sungguh-sungguh memikirkan tentang kejadian horror yang diceritakan Rindou barusan.
"Supranatural dan sains, ah memang sulit disatukan" gumam Izana.
Pembelajaran di sekolah hari itu pun dilakukan seiring waktu berjalan maju. Hingga sampailah saat waktu pulang sekolah. Izana berjalan menghampiri kelas Mikey dan tepat saat itu juga Mikey sedang berjalan keluar.
"Ade tumlul, ayo pulang" kata Izana.
"Eh kakak tumlul.." jawab Mikey.
"Cieee dicariin kakak tersayang" ledek Baji.
"Diem lu Baji asu, oh ya Izana gua mau main dulu bentar" kata Mikey.
"Main kemana?" Tanya Izana.
"Ke taman depan itu doang kok, nongkrong bentaran, ntar jam 4 gua pulang" kata Mikey.
"Pulangnya gimana?" Tanya Izana lagi.
"Ntar dianterin Ken-chin" jawab Mikey santai.
"Siapa yang mau nganterin lu?" Kata Draken.
"Dih jahat lu, yaudah ga gua kasih jatah" jawab Mikey.
"HAH JATAH? JATAH APAAN?" Tanya Izana melihat Draken dan Mikey sinis.
PLAKK
Sepasang sendal mendarat di kepala Mikey."Palalu jatah, pake noh sempak firaun" kata Draken ngegas.
"Ealah anjir malah ribut lagi" kata Chifuyu.
"Ribut mulu kaya suami istri" ledek Baji.
"Ntar mereka berdua bahagia di Jerman" celetuk Kazutora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Dimension [Tokyo Revengers]
Mystery / Thriller"Apa kau yakin tempat tempat kau berdiri sekarang benar-benar ada? Atau hanya fatamorgana?" Mendaki gunung merupakan hal yang menyenangkan bukan? Bagaimana jika hal yang awalnya dianggap menyenangkan justru malah mendatangkan pengalaman tak terlupak...