Di Balik Deretan Pohon

17 2 0
                                    

Semua berlangsung secara cepat, suasana santai bisa saja menjadi duka, termasuk Ran dan Kakucho.

"D-dimana ini? Kakucho?" Kata Ran sambil mencoba memfokuskan pandangannya.

"Akhirnya lu sadar juga" kata Kakucho.

"Hah?!" Ran langsung bangun dan melihat bahwa bahunya sudah diperban.

"Perban? Ini..." Mata Ran terbelalak seketika ia mengingat semuanya.

"MINGGIRRR!" teriak Ran berusaha kabur.

"T-tenang Ran! Ini rumah sakit!" Kata Kakucho mencoba menenangkan Ran yang memberontak.

"Bagaimana kondisi Rindou? Dia selamat kan?!" Kata Ran tergesa-gesa.

"G-gak tau" jawab Kakucho yang bingung harus jawab apa.

"Minggirr!!" Ran memaksa Kakucho menyingkir.

Kakucho pun tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya melihat Ran yang meraih remote TV dan melihat berita terkini.

Breaking News
47 Anggota pemerintahan ditemukan tewas terbunuh oleh 2 orang yang diduga merupakan bagian dari buronan no. 1 saat ini. Keberadaan dua buronan itu masih tidak diketahui hingga saat ini.

"Kami memastikan 4 buronan itu akan mati tanpa jejak sedikitpun. Kami akan berusaha menangkap pelaku yang mengganggu sistem pemerintah dan kebijakan-kebijakan pemerintah" kata Fred, kapten unit 1 pemerintah.

Mata Ran terbelalak ketika kamera menyorot kacamata yang berlumuran darah.

"K-kacamata itu.... RINDOOUUU!!!

Kakucho semakin panik, ia takut dokter menyadari bahwa mereka adalah buronan yang kabur, apalagi kondisi Ran saat ini sedang terluka.

"Sadar! Jangan dikendalikan amarah dan emosi!" Kata Kakucho mengguncang Ran. Ran pun terdiam sejenak.

"Rindou... Apa dia sudah mati?" Tanya Ran dengan tatapan kosong.

"Gak, dia pasti masih hidup" kata Kakucho dengan nada yakin.

"T-tapi kacamata itu.." kata Ran.

"Diam! Dia masih hidup, itu cuma kacamatanya, gak ada tubuhnya disana, berarti dia masih hidup" kata Kakucho mencoba meyakinkan dan kembali menyemangati Ran.

Ran pun terdiam sejenak. Entah kenapa bahunya sama sekali tak terasa sakit. Ia jauh lebih sakit jika kehilangan saudara satu-satunya yang ia miliki.

Ran kembali memandang tombak pemukul yang menjadi senjatanya.

"Sekarang kita fokuskan ke hipotesis kalo Rindou sama Sanzu masih hidup, jadi jangan patah semangat, kita udah janji ga bakal balik kalo ga lengkap, iya kan?" Kata Kakucho memeluk Ran dengan erat.

Sementara itu....

"H-hmphh huhhh" suara desahan napas dua orang yang nampak kelelahan dan berlumuran darah itu terdengar di pinggir sebuah hutan.

"Lu terluka?" Tanya Rindou pada Sanzu yang tampak kelelahan.

"Ya, kayanya sih gitu" kata Sanzu menunjukkan lengannya yang tergores cukup parah.

"Yah kita tampak berantakan sih" kata Rindou dengan kepala yang berlumur darah.

Mereka berdua berjalan menuju hutan dan bersandar pada pohon disana.

"H-huuuhh hufttt"

"Kendalikan napas lu Rindou" kata Sanzu.

Rindou menyeka kepalanya yang mulai meneteskan darah lagi. Rambut ungunya perlahan berubah menjadi merah darah karena darah yang terus menetes dari kepalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Another Dimension [Tokyo Revengers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang