20

224 50 2
                                    

"Bom bunuh diri terjadi di Italia,tepat waktu dini hari, diduga pelaku adalah seorang laki-laki. Terdapat bukti di dekat tempat kejadian, bukti langsung di amankan oleh petugas."

"Putri dari Presiden Italia diduga telah meneguk beberapa pil obat yang mengakibatkan — "

...

Suara yang berasal dari layar TV itu berhasil membuat kesunyian di ruang keluarga Jihoon itu hilang. Beberapa orang menyaksikan secara seksama, dan seorang yang acuh tak acuh dengan berita yang di siarkan itu, siapa lagi jika bukan Jihoon.

Jihoon meminum coklat panas nya, sembari membuka hal-hal menarik di handphone nya.

"Apa yang kau lakukan semalam ji?" Seungcheol sebenarnya tau,tapi ini hanya untuk memecah keheningan saja.

"Hanya memberikan sedikit keributan disana, mungkin?" Jihoon menaikan alisnya sebelah, menaruh gelas mahal itu disisi kirinya.

"Kali ini apa yang akan kau lakukan?"

"Mencari seseorang yang selama ini mengganggu hidupku"

"Apa kau tau siapa?"

"Jika aku tau, tidak mungkin aku mencari tahu bodoh— " Jihoon berdiri,merapikan jas nya yang terlihat sedikit kusut disana.

"— gunakan otak mu soonyoung. Semakin hari kau semakin bodoh. Kenapa pula aku bisa menyukaimu"

"Itu juga karna kau bodoh ji hehe" Soonyoung berlari kecil menyusul jihoon yang pergi dari ruangan itu.

"Ck, mereka sama-sama bodoh" Heii siapa ini yang berani berbicara seperti ini jika bukan seungcheol seorang.

"Dan kita juga bodoh si" Cengir dokyeom.

Setibanya di Kantor, seseorang utusan kepresidenan Italia sudah menunggu di ruangan kerja Jihoon. Ia memberikan sebuah amplop, awalnya kening Jihoon berkerut tapi setelah membuka isi amplop itu senyuman tipis Jihoon muncul disana.

"Baik, ucapkan kepada beliau Terimakasih"

Seseorang itu pergi, mood Jihoon membaik berkat amplop itu.
"Hyung, apa isinya?" Dino masuk keruangan Jihoon, disusul kakak²nya yang lain.

"Hanya sebagian aset mereka sudah menjadi milik ku?"

"Tiba-tiba hyung" Kali ini Mingyu yang masih merasa mengantuk karena tugas semalam yang diberikan Jihoon kepada dia dan Wonwoo

"Permintaan maaf,jika mereka melakukan sesuatu akan ku bunuh saja Putrinya, simple".

Tok.. Tok.. Tok..
Bunyi ketukan pintu itu menghentikan pembicaraan mereka.

" Maaf Tuan, ini ada kiriman paket untuk  Tuan Jihoon" Itu sekretaris Jihoon.

" Dari siapa?"

"Hyungmu, begitu yang tertulis disini Tuan"

"Berikan padaku~" Seungkwan mengambil paket itu, sekretaris itu pergi dan suasana kembali suram secara tiba-tiba.

"Oke hyung nya Jihoon hyung" Seungkwan masih memegang paket  itu.

"—tapi Jihoon hyung anak tunggal" Sahut Hao. Yap, benar,Jihoon adalah anak tunggal.

"Jadi maksud nya?" Jeonghan mengambil paket itu, membuka isinya dan zonk, kotak paket itu kosong.

"Orang iseng" Ucap Jun yang kesal.

Jihoon hanya memandang kotak kosong itu. "Kosong ya" Menghentikan kakinya perlahan, memejamkan matanya, mengerutkan dahinya, mengingat sesuatu.

THE BOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang