3

512 65 23
                                    

Soonyoung dan jihoon sudah sampai di restoran yang biasa mereka datangi.
Makanan, tempat dan kebutuhan mereka berdua yang lain sudah di siapkan. Karena, soonyoung sebelum kesini dia menelpon dahulu untuk mengosongkan tempat VIP karena soonyoung tidak ingin di ganggu, apalagi bersama teman-teman nya khususnya jihoon.

"Makanan kesukaan mu sudah siap ji hehe"

Jihoon tersenyum dan mereka berdua bersiap untuk makan. Hening, makan ya makan ngobrol ya ngobrol begitu aturan jika bersama jihoon.

Makanan sudah habis semua, dan waktunya mengobrol. Soonyoung ingin membuka pembicaraan tapi melihat jihoon yang asik bermain game di handphone nya alhasil soonyoung membatalkan niatnya dan memilih bermain handphone juga.

"Soon— misalkan aku mati bagaimana ya? " Jihoon tiba-tiba berbicara hal yang sangat soonyoung benci.

Soonyoung menaruh handphone nya dan menarik handphone jihoon. Dia menatap jihoon

"Sudah berapa kali aku bilang, jangan bicara yang aneh-aneh. Aku tidak suka"

Jihoon memalingkan wajahnya. Terlihat sedikit kemerahan dibagian pipi dan telinga jihoon.

"Soon, aku serius. Kau tau aku seperti apa diluar sana, membasmi mereka. Jika suatu saat ada yang balas dendam denganku dan aku mati saat itu juga bagaimana? "
Jihoon kembali menatap soonyoung.

"Maka aku akan menjagamu, jika kau mati aku akan ikut mati bersamamu"

"Lalu, masa depanmu bagaimana? "

"Aku ikhlas karena kau adalah masa depanku ji".

Jihoon terdiam, dan tiba-tiba tertawa dengan kencangnya.
" Hahahahahahahaha, kau lucu kwon. Sejak kapan kau pandai bicara hal-hal memalukan seperti itu ahhahahaha"

Soonyoung tak habis fikir padahal soonyoung sudah mengatakan yang sebenarnya

"Ji, aku serius. Aku tak pernah bermain-main jika tentang perasaan ku. Kau tau sendiri tentang itu"

Jihoon terdiam lagi.

"Kita teman kau ingat haha"

Deg, rasa sakit yang soonyoung rasakan secara tiba-tiba ini membuat soonyoung tersadar kembali. Bahwa, seseorang yang dia semogakan ini tidak akan pernah menjadi miliknya.

Soonyoung tertawa canggung
"Haha, iya kau benar"

Suasana menjadi canggung. Tapi, handphone jihoon berdering menampilkan sebuah nama disana. 'Ayah'

Jihoon mengambil handphone nya, dan mengangkatnya.

"Halo, ayah ada apa? "

"Kau sedang bersama soonyoung benar? "

"Ya seperti yang ayah tau"

"Bisa kau berikan handphone mu ke soonyoung? Aku ingin bicara padanya"

"Tentu" Jihoon memberikan handphone nya kepada soonyoung
"Ayah ingin bicara denganmu"

Soonyoung langsung membenarkan posisinya, duduk dengan tegap.

"Y-ya paman ada apa? "

"Jaga dia untukku. Hanya kau yang aku percaya untuk menjaga Jihoon. Jika jihoon terluka, kau akan terluka juga. Berjanjilah padaku Kwon soonyoung"

"Saya Kwon soonyoung berjanji paman"

"Baiklah, aku pergi dulu. Oh- jangan lupa kenakan pengaman"

THE BOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang