SMA Altera

90 10 0
                                    

ARETHA pun menaikkan selimut nya tak kala sinar matahari berhasil menerobos masuk lewat jendela. Dia mencoba mencari ketenangan dan melanjutkan Mimpi nya yang tertunda. Namun kegiatan itu langsung terhenti ketika sebuah suara melengking indah memasuki telinganya.

"Aretha!"

Terpaksa, Retha pun menyibakkan selimut yang menutupi wajahnya lalu menghembuskan nafas kesal. Dia turun dari kasur dan berteriak.
"Iya Mah!"

Retha pun segera melakukan ritual mandi sakral nya. Tak butuh waktu lama sekitar 30 menit Aretha pun keluar dari kamar lengkap dengan seragamnya.

"Turun cepat Makanannya udah siap," ucap Farah-Mama Aretha.

"Iya Mama Sayang," ujar Aretha sambil berjalan menuruni anak tangga terakhir dan duduk disebelah Farah.

Farah memandangi putri satu-satunya itu. Dia amat bangga mempunyai anak seperti Retha. Udah cantik, pinter, memang produk dari keluarganya tidak mengecewakan.

"Nanti Malam ada yang mau Papa kamu bicarain," ucap Farah sambil mengoleskan selai strawberry di Roti milik Retha.

Memang Retha tidak terlalu suka makan nasi di pagi hari atau nanti jika dia makan nasi maka perutnya akan mules.

"Nggak sekarang aja Ma?" Tanya Aretha mulai memakan Roti nya.
"Emangnya Papa nggak ikut sarapan bareng kita?"

Farah menggeleng lalu tersenyum simpul, "Nggak, Papa kamu ada urusan mendadak dikantor."

Aretha hanya mengangguk lalu mengambil tasnya dan pergi ke garasi mengambil mobilnya.

Mobil Milik Aretha Memasuki gerbang SMA Altera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Milik Aretha Memasuki gerbang SMA Altera. Sebuah SMA elit di kota Jakarta, tak hanya itu di dalamnya juga terdapat murid-murid kaya dan mempunyai siswa siswi yang wajahnya tampan serta cantik di atas rata-rata. SMA ini semakin terkenal tak kala kehadiran dua Geng yang menjadi pentolan serta di takuti di kotanya. Siapa lagi kalau bukan Savyero dan Black Rose.

Seperti biasa, akan ada banyak orang yang memperhatikannya atau menyapa Aretha saat berjalan menuju kelas. Namun Retha hanya tersenyum dan berjalan cepat menuju koridor ke kelas nya tanpa menghiraukan tatapan mata semua orang.

"Aretha!" teriak Nesha. Tak lupa di sampingnya ada Aura.

"Apa?" Tanya Aretha.

Ya, Nesha adalah sahabat Aretha dari SMP hingga kini mereka SMA. Sedangkan Aura, mereka bertemu saat di kelas 10 hingga kelas 12.

"Nggak gue cuma manggil Lo aja," jawab Nesha sambil berjalan mendahului Aretha dan Aura.

"Dasar, tadi nyamperin sekarang ningalin," Dumel Aretha sambil berjalan menyeimbangi langkah kaki Nesha di ikuti Aura.

Saat hendak masuk kekelas Nesha melihat seseorang yang tak asing baginya sepertinya orang itu sedang menunggu seseorang.

"Tuh," ucap Nesha menunjuk sesuatu dengan dagu nya.

"Apa?" Tanya Aretha tak paham apa yang dikatakan sahabatnya itu karna dari tadi selama perjalanan ke kelas Aretha hanya memainkan ponselnya.

"Pacar Lo," Sambung Aura sambil melangkahkan kakinya kedalam kelas di ikuti Nesha.

"Bilang dong dari tadi," gumam Aretha sambil berjalan ke arah Varendra.

Varendra Aquelo Aksara atau laki-laki yang kerap di sapa Varendra itu terdiam beberapa menit yang lalu di koridor yang ramai. Pikirannya melayang ke kejadian tadi malam. Di mana-Dia Kalah Dalam Balapan bersama Kai.

Flash back.

Rendra dan Kai terus bersaing, kadang Kai di depan kadang Rendra yang di depan. Namun entah kenapa perasaan Rendra kali ini tak enak saat dia berhasil menyetujui taruhan tadi. Hingga tanpa dia sadari, Kai telah membalap nya.

Sial dia kecolongan!

Secepatnya Rendra kembali menancap gas nya untuk bisa menyusul Kai yang ada di depan sana. Dalam hatinya, pokoknya kali ini dia harus menang! Apapun caranya, dia harus menang!

Lain dengan Kai yang tersenyum di balik helm full face nya. Dia menyeringai saat Rendra tertinggal jauh di belakang. Tak salah lagi, kalo ini rencananya pasti akan berhasil. Bukan hanya menghancurkan reputasinya saja, melainkan menghancurkan hidup Sang Varendra Aquelo Aksara juga.

'Kali ini Lo nggak akan menang Ndra.' Batin Kai.

Perlahan laju motor Rendra pun memelan, padahal garis finis hanya tinggal satu meter saja. Namun kenapa begini? Batin Rendra heran. Tiba-tiba saja motor nya mati persis 20 langkah dari garis finis. Rendra pun berdecak pelan dan melihat ke arah kilometer bensin nya.

Sialan! Bagaimana bisa?!

Rendra pun melihat ke belakang dan dugaannya ternyata benar. Motor nya telah di sambotase dengan mengakibatkan bensin motor milik Rendra berceceran ke mana-mana. Dan ini semua tak terlepas dari salah satu makhluk bernama Kainan Albeta Aditama Jancuk!

'Bangsat kau Kai!'

Terlihat di garis finis Kai bersorak gembira tak kala dialah yang memang. Sedangkan Rendra dia memukul stir motor nya lalu melepas helm dan pergi ke garis finis.

Bugh!

Satu Bogeman pun berhasil mengenai pipi Kai tak kala Rendra memukul nya.

"BANGSAT LO! CURANG LO! PERJANJIAN KITA BATAL!" Seru Rendra marah.

Kai hanya mampu tersenyum. "Perjanjian tetap perjanjian. Kita udah sepakat Ndra, kalo Lo ingkar itu tandanya Lo hutang nyawa sama gue."

"Gue nggak akan,-"

"Hai," Sapa Aretha Sambil melambaikan tangan kepada cowok dingin didepannya itu.

Rendra pun tersadar dari lamunannya. Dia menatap Wajah Aretha di depannya. Aretha Isabella Jonathan, gadis yang kerap di panggil Aretha itu tersenyum manis ke Varendra. Sedangkan cowok yang dia tatap hanya menatapnya sandu.

"Hm," jawab Varendra sambil menatap wajah Aretha dengan tatapan dinginnya.

"Kenapa, Nungguin gue Ya?" Tanya Aretha dengan menunjukan senyuman dan menatap Varendra Imut.

"PD banget sih, gue lagi nunguin Abian," jawabnya dengan wajah dan tatapan yang masih dingin.

"Yaudah."
"Tungguin aja tuh temen Lo. Gue mau masuk kelas," ujar Aretha hendak pergi.

Namun, Belum satu langkah kaki Aretha melangkah ada seseorang yang menarik tangannya hingga Aretha terpaksa berbalik menatap Rendra.

"Barcanda Sayang, Yaudah Yuk! Temenin gue ke kantin," Ajak Varendra sambil mengacak acak rambut Aretha kecil.

"Ihhh, Apaan sih. Baru gue catok Loh Rambutnya."

"Iya-iya maaf By," kata Varendra sambil merapihkan kembali Rambut Aretha.

"Ya udah yuk," Sambung Varendra sambil menggenggam tangan Aretha dan berjalan menuju kantin.

Di sepanjang perjalanan banyak murid yang menatap mereka. Antara kagum dan iri. Mereka iri karena para siswa laki-laki jadi kehilangan kesempatan untuk mendekati Aretha. Begitupun sebaliknya. Jauh di antara mereka seseorang menggumam pelan sambil tersenyum miris.

'Enak Ya, jadi Aretha.'

***

Follow IG❤
@dinadina6993
Jangan lupa Vote dan komen

Minggu, 06 Juni 2021
Salam Author @dinalistiana
.................

VARENDRA || PERJODOHAN (Collaboration)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang