Thanks and Sorry

38 7 0
                                    


SEMILIR angin perlahan mulai menerbangkan beberapa helai rambut milik Ratu. Dia menatap ke bawah. Sedikit menghela nafas, dia perlahan menjauh dari pagar pembatas Atap Sekolah dan pergi dari sana. Dia menyusuri tangga dengan cepat dan berhenti di akhir tangga.

Seseorang menatapnya dingin. Dia hendak berbalik namun lengannya langsung di cekal oleh orang itu. Ratu memejamkan matanya dan menoleh ke arah Varendra.

"Apa?"
"Lo berharap gue berterimakasih sama Lo dan Aretha, gitu?" Ujar Ratu.

Varendra menggeleng dan langsung menarik kembali tangan Ratu agar mengikutinya kembali ke atap sekolah. Ratu hanya diam dan mengikuti.

"Lepas," ujar Ratu pelan.

Varendra melepaskan cekalan nya dan memasukkan tangannya ke dalam saku celananya

"Ngapain Lo bawa gue ke sini?"

Tap ...
Tap ...
Tap ...

"Emangnya Aretha Nggak marah?"

Tap ...
Tap ...
Tap ...

"Apa Aretha tau Lo mau ngomong sama gue di sini?"

Ceklek ....

Pintu Atap Sekolah pun terbuka. Varendra pun masuk dan berdiri sambil menggenggam pagar pembatas. Ratu hanya terdiam dan berdiri di samping Varendra yang kini menatapnya datar ke depan.

"Gue udah tau semuanya, jadi lebih baik Lo cerita."

Ratu tertegun, kini dia tau alasan Varendra menolongnya tadi dan tidak marah padanya. Tapi, apa yang Varendra maksud tau semuanya? Apa dia juga tau kalau dirinya gila?

"Maksud Lo?" Tanya balik Ratu. Jujur, kini dia sedang meremas rok sekolahnya takut.

Dia takut Varendra tau semuanya dan membeberkan semuanya pada orang-orang. Belum lagi Aura. Gadis itu, Ratu sangat harus berhati-hati dengan nya. Meskipun Ratu tidak Masalah jika nanti sisi buruknya terlihat. Karena menurutnya semua rahasia cepat atau lambat pasti akan terbongkar.

"Lo bisa cerita sama gue Rat, Tentang masalah Lo. Tentang keluarga Lo, bahkan tentang sesuatu yang kini Lo sembunyikan di kedua tangan Lo."

Deg!

Ratu menunduk. Rupanya benar, bahwa Varendra sudah tau semuanya. Bahakan sesuatu yang kini ada di kedua tangannya. Perlahan Ratu menoleh dan tersenyum simpul ke Arah Varendra. Dia kemudian menggulung ujung lengan seragam panjangnya dan tersenyum miris saat melihat telapak tangannya lecet dan kulitnya mengelupas.

Ya! Ratu suka menyakiti dirinya sendiri. Dia gila, dia adalah orang gila. Dia suka sekali mencuci tangannya saat sedang stress. Dia mencuci tangannya, namun dengan sekuat tenaga hingga lecet. Itu semua karena Ayah nya. Karena Ayah nya lah dia begini.

Dia selalu di tuntut oleh Ayahnya. Dia selalu menangis dan menampar serta menenggelamkan diri ke kolam renang setiap kali ayah nya menuntut nya kembali. Tapi entah kenapa dia masih hidup sampai sekarang, dan itu semua berkat satu orang. Yaitu ibunya.

Ratu menitihkan Air matanya dan mulai bercerita. Tak banyak yang ia ceritakan, hanya bagiamana semua nya berawal.

Flash back on

"Kamu ini gimana sih, kenapa kamu malah pergi dengan mereka? Kenapa kamu tidak pergi bersama Varendra?!"

Ratu menunduk.

Dia mengepalkan tangannya kuat hingga mengeluarkan darah.

"Maaf Pa."

Hanya itu yang bisa Ratu ucapkan untuk ke sekian kalinya.

VARENDRA || PERJODOHAN (Collaboration)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang