1. Jaemin vs Taeyong

30.9K 2.1K 632
                                    

Warning!
-kekerasan fisik
-blood

Kalau ada typo bilang ya
Jangan lupa votement
Happy Reading^^

****

Plakk

Suara antara kulit yang beradu itu menggema di ruangan yang besar tersebut. Terlihat seorang pria setengah baya yang memegang sebuah baju dan seorang pria muda yang terduduk di lantai karena tamparan itu.

“APA INI YANG HANYA BISA KAU KERJAKAN HAH? APA YANG KAU LAKUKAN PADA PAKAIANKU? APAKAH KAU TAHU BERAPA HARGANYA? BAHKAN HARGA DIRIMU TIDAK AKAN MAMPU MEMBAYAR SATU PUN BAJUKU” Pria paruh baya itu tampak lelah karena sudah berteriak dan mengeluarkan emosi yang meluap.

“Kau sama sekali tidak berguna sebagai pasangan hidup anakku. Apa yang suamiku lihat darimu sampai dia mau menikahkanmu dengan putraku? Kau sama sekali tidak manis, tidak pintar, tidak seksi dan tidak berguna. Kau benar-benar rendahan” Cacian kasar itu sama sekali tidak membuat pria muda itu goyah. Ia berdiri dan tersenyum tipis

“Terimakasih sudah menegurku. Aku akan bersikap lebih baik lagi kedepannya. Aku akan memasak, sebentar lagi Ayah dan Jeno pulang dari kantor” Pria muda itu pergi dari sana dan segera pergi ke dapur untuk memasak seperti yang dikatakannya.

Na Jaemin namanya. Pemuda rapuh yang terlihat ceria dari luar. Hidup di panti asuhan selama dua puluh dua tahun tanpa tahu siapa orangtuanya. Tapi Jaemin tidak mengeluh, mungkin dengan dibuang dirinya ke panti asuhan menjadi jalan supaya dia bertemu orang-orang baik seperti paman Taeil dan paman Doyoung, orang yang merawatnya sejak kecil di panti asuhan.

Usia 22 tahun, tepatnya 8 bulan yang lalu, Jaemin menikah. Ia menikah dengan seorang pemuda, putra sulung dari Jung Jaehyun dan Lee Taeyong, pengusaha dan desainer terkemuka di Korea Selatan. Bahagia? Tentu saja. Jaemin bukanlah siapa-siapa, dia hanya anak dari panti asuhan yang bekerja sebagai pelayan di café, yang beruntung bisa menikahi seseorang yang mapan hanya karena dia menolong Jung Jaehyun yang tiba-tiba mengalami sesak napas saat sedang membeli sesuatu di café tempat ia bekerja.

“AYAH PULANG” Suara Jaehyun menggelegar di dalam rumah besar itu pertanda dia dan sang putra sudah pulang dari pekerjaannya.

Kebetulan sekali Jaemin selesai memasak saat Jaehyun pulang, jadi dia tinggal menyajikan makanan di meja makan.

“Selamat datang, ayah. Selamat datang, Jeno” Sapa Jaemin dengan senyum manisnya yang tentunya membuat Taeyong jijik.

Jaehyun tersenyum dan mengusak pelan rambut Jaemin, lalu duduk di kursi tempat ia biasa makan.

“Sepertinya menantuku ini sedang berbahagia? Apa yang membuatmu bahagia, sayang? Masakanmu sangat menggugah selera bahkan saat aku hanya mencium baunya saja”

“Biasa saja” gumam Taeyong pelan. Ia kesal, suaminya itu selalu saja memuji Jaemin kapanpun dan dimanapun. Memang, apa bagusnya anak itu? Batinnya bertanya.

“Sajikanlah”  Perintah Jaehyun pada Jaemin. Jaemin menurut, ia menyajikan masakannya ke piring Jaehyun, Taeyong dan juga Jeno.

“Sebentar” Semua orang memandang pada Jaehyun, Jaehyun berdiri dan mengamati wajah Jaemin dari dekat. Ia lalu memegang pipi kiri Jaemin yang tampak memerah.

“Kenapa ini? Kenapa pipimu merah sekali? Apa yang kau lakukan, Taeyong?” Jaehyun bertanya pada Taeyong dengan nada yang mengintimidasi.

“Apa? Apa yang ku lakukan memangnya? Tanya saja pada anak itu kenapa pipinya memerah?” Jawab Taeyong dengan nada yang sangat ketus.

Gebrach || NOMIN ☑️(Unpublish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang