7. Kekasih dan Masa Lalu

9.3K 1.4K 502
                                    

Warning!
-kekerasan fisik

Kalau ada typo bilang yaa
Happy Reading~~

****

Ting Tong

Jaemin sedang memasak, namun saat mendengar bel berbunyi ia mengecilkan kompor dan segera membuka pintu.

"Selamat siang, ini rumah Lee Jeno?" Tanya orang itu

Jaemin memperhatikan orang yang memencet bel itu, seorang wanita. Sangat cantik dan elegan, bahkan jika ia memandingkan dengan dirinya, mungkin ia hanya 5% dari wanita itu. Jaemin insecure. Mungkinkah ini kekasih Jeno?

Melihat Jaemin yang hanya melihatnya saja, wanita itu langsung mengibaskan tangannya di depan wajah Jaemin membuat Jaemin tersadar kembali.

"A-ah iya? Maaf tadi aku melamun" ucap Jaemin tidak enak. Wanita itu tersenyum

"Tidak apa. Aku bertanya apakah ini benar rumah Lee Jeno?"

"Iya, benar. Apakah anda salah satu temannya?"

Wajah wanita itu memerah, tersipu saat Jaemin bertanya "A-ah iya. Aku kekasih Jeno"

Jaemin tersenyum kecil sembari menyembunyikan tangisannya. "Silahkan masuk, dan duduklah. Aku akan kembali memasak. Jeno sedang bekerja di ruangannya, mungkin sebentar lagi-"

"Ah, kau sudah datang sayang? Selamat datang" Jeno tiba-tiba datang dari kamarnya dan menghampiri wanita itu, lalu mengecup pipi dan melumat bibirnya singkat. Jaemin melihat itu hanya mengalihkan pandangannya, namun tetap saja hatinya perih

"Apa kau sudah lama?" Tanya Jeno

"Tidak, aku baru saja sampai. Ngomong-ngomong, terimakasih emm..." Wanita itu ragu ragu saat ia akan berterimakasih kepada Jaemin karena ia tidak tahu siapa nama Jaemin

"Aku Jaemin. Panggil saja Jaemin atau Nana, senyamanmu" Jaemin segera menjawab saat dirasa wanita itu kebingungan

"Ah, baiklah Jaemin. Aku Karina. Terimakasih sudah menemaniku sebelum Jeno datang" Ahh, nama yang cantik. Sama seperti orangnya, ungkap Jaemin dalam hati

"Apa kau sepupu Jeno?" Tanya Karina

"Aku-"

"Dia pelayan disini." Jawab Jeno cepat sebelum Jaemin melanjutkan kalimatnya

Deg

Rasanya sakit. Begitu sakit saat Jeno menganggapnya seorang pelayan. Apakah ia seburuk itu? Ia bisa kan menganggap Jaemin teman atau sepupu Jeno. Kenapa harus dianggap seorang pelayan dan membuat Jaemin sakit hati?

"Ibuku memperkerjakannya untuk mengurus rumah dan memasak. Kau tahu kan sayang, aku sama sekali tidak bisa mengurus rumah sendirian"

"Ahh, kukira dia sepupumu. Ternyata seorang pelayan. Tapi ia cukup modis untuk ukuran seorang pelayan. Jaemin, aku rasa aku bisa meminta bantuanmu untuk memilihkan pakaian untukku. Kau mau kan?" Celoteh Karina membuat Jeno memberikan tatapan mengerikan pada Jaemin

"A-ah ya, kau bisa memanggilku saat membutuhkanku. Aku sedang memasak, aku permisi" Jaemin tidak ingin berlama-lama disana. Ia tidak kuat

"Ah, Jaemin. Aku dan Karina akan di kamar. Kau siapkan saja makanan, tidak usah memanggil kami. Kami akan turun saat kami mau. Taruh saja makanannya ke dalam penghangat makanan. Kau mengerti?" Perintah Jeno saat Jaemin baru saja hendak berjalan dari sana.

"Aku mengerti" Jawab Jaemin tanpa melihat ke arah belakang. Tidak peduli dengan kemarahan Jeno karena dirinya dianggap tidak sopan, ia tidak kuat jika lebih lama lagi disana.

Gebrach || NOMIN ☑️(Unpublish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang