Warning!
Gaada warning ini mah. Adanya uwu uwuKalau ada typo bilang yaa
Happy reading💜“Lee Jeno, apa yang kau berikan pada minumanku?” Tanya Jaemin dingin pada Jeno.
“A-apa? Aku tidak melakukan apapun padamu”
“Lalu kenapa aku bisa batuk darah setelah aku meminum minuman yang kau berikan padaku?”
“Apa maksudmu? Bahkan kau yang memesan minumanmu. Bagaimana aku bisa memasukan racun pada minumanku?”
“Kau… betulan tidak tahu?” Jaemin memicingkan matanya ke arah Jeno.
Jeno tersenyum lalu duduk di kursi samping tempat tidur Jaemin, lalu menggenggam tangan kanan Jaemin “Jaemin, aku sudah bilang kan jika aku ingin berubah? Aku lelah terus-terusan bersikap seperti dulu kepadamu. Aku juga manusia dan aku punya batas lelah. Jika aku ingin berubah, untuk aku melakukan hal keji itu padamu? Bukankah jika aku melakukan hal itu, itu akan mempengaruhi bayiku di dalam perutmu?”
“Bagaimana jika niatmu adalah membunuh bayiku?” Rupanya Jaemin masih tidak percaya pada Jeno.
“Maka aku akan melakukan itu sejak aku tau jika kau sedang mengandung”
“Bagaimana jika yang kau lakukan adalah membuatku luluh padamu, lalu membunuhku secara perlahan?”
Jeno mendatarkan wajahnya “Kau berteman dengan siapa dan menonton film apa? Mengapa kau tidak percaya dengan semua perkataanku? Kau tau aku adalah orang yang tidak suka bertele-tele. Jika aku ingin membunuhmu akan aku lakukan sejak dulu. Untuk apa menunggu lebih lama lagi?’
Mata Jeno bertatapan dengan manik polos milik Jaemin. Mata Jaemin tampak berkaca-kaca. Ah, rupanya suasana hati suami kecilnya itu berubah seketika karena kehamilannya. Jeno melihat bibir Jaemin sedikit memurung, hidungnya memerah dan matanya berkaca-kaca.
“Ohoo lihatlah kenapa suamiku ini memurung hm? Wahh bahkan matanya segera meneteskan air marah” Ngomong-ngomong sejak hamil, Jaemin sering kali menyebut air mata itu sebagai ‘air marah’ alasannya adalah karena jika Jaemin marah pada Jeno, seketika ia akan menangis. Bayinya tahu sekali jika Jeno tidak bersalah, maka bayinya mengirim ‘perasaan bersalah’ pada Jaemin karena memarahi Jeno, dan seketika Jaemin menangis.
“Jangan bicara dengan nada seperti itu kepadaku. Aku takut sekali”
Jeno tertawa kecil, lalu memeluk Jaemin seketika “Uuuh sayangku, kemarilah. Jika tidak ingin aku marah seperti itu tolong jangan ragukan aku oke? Aku sudah mencintai baby dan mungkin sekian persen lagi menuju aku mencintaimu. Tolong jangan membuatku menyesal dengan keputusanku oke? Baiklah berhenti menangis sayang. Kau ingin apa? Akan aku belikan”
Jaemin mengangguk pelan, lalu menghapus air ‘marah’nya lalu memasang wajah yang cukup membuat Jeno ingin menggigit Jaemin “Aku ingin apartemen dan mobil dipindah atas namaku”
“Hah?”
****
“Kapan kau akan berhenti?”
“Untuk apa aku berhenti? Keadaanku yang sekarang lebih menguntungkan bagi hidupku. Aku juga lebih bahagia sekarang”
“Tapi kau menipu”
“Lalu bagaimana denganku? Aku bahkan ditipu lebih dulu. Ini mengenai hidupku, hanya aku yang berhak melakukan apapun yang aku mau”
“Kau akan terluka”
“Aku tidak peduli, asalkan hidupku kembali bahagia, dia membayar kesalahannya dan semuanya kembali membaik seperti dulu, aku akan berhenti saat semuanya kembali seperti semula.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Gebrach || NOMIN ☑️(Unpublish)
Fanfiction[complete] JANGAN BAWA CERITA INI KE TIKTOK ATAU PLATFORM LAIN TANPA IZIN Haruskah Jaemin jika sang tuan memerintahnya untuk menyerah? Warning !! BxB / BoyxBoy / Gay / Homo Lapak Nomin Kekerasan Fisik Harsh Word Kekerasan sexual 🔞 Depression Star...