23

4.8K 685 194
                                    

Warning :
- menyebutkan pembunuhan
- menyebutkan kekerasan fisik

Kalau ada typo bilang yaa

Happy Reading ^^

****

"Haechan... Dia meninggal..." Kata Chenle pelan.

Jeno terdiam. Tubuhnya melemas namun mulutnya tak dapat mengatakan apapun.

"P-pak. Kau tidak apa-apa?"

"B-bagaiman bisa?"

"Polisi menyatakan dia bunuh diri"

Jeno berdiri dari tempat duduknya "BAGAIMANA BISA??!"

Chenle sedikit takut dengan Jeno, namun sebisa mungkin dia tenang supaya Jeno tidak panik nantinya.

"Buktinya sangat jelas. Luka sayatan di lehernya, pisau yang dia pegang, dan juga surat bunuh diri yang dia simpan tepat di sampingnya tergeletak"

"Tidak mungkin. Haechan bukanlah tipe orang yang mudah menyerah dengan keadaan sesulit apapun itu masalahnya. Kau yakin polisi sudah menggeledah semuanya?"

Chenle mengangguk yakin dengan ucapannya. Namun tak lama kemudian, dia terdiam.

"T-tapi saat aku memeriksa disana, ada beberapa hal yang janggal"

"Apa itu?"

"Yang pertama, tangan Haechan menggunakan sarung tangan. Itu sangat janggal karena saat itu dia menggunakan bathrobe yang sudah dipastikan dia selesai mandi. Jika dia benar bunuh diri, untuk apa dia mandi terlebih dahulu? Orang yang mempunyai keinginan bunuh diri terdengar sangat mustahil untuk memikirkan kebersihan tubuh saat akan beraksi"

Jeno menganggukan kepalanya pertanda mengerti sekaligus menunggu ucapan Chenle selanjutnya.

"Lalu yang kedua adalah tulisan tangan di surat bunuh diri itu sangat berbeda dengan tulisan tangan Haechan yang sebenarnya"

"Polisi tidak menemukan tulisan tangan lain?"

Chenle menggeleng "Polisi tidak menemukan buku ataupun berkas yang menunjukkan tulisan Haechan. Aku tau tulisannya berbeda karena aku menyimpan berkas yang sering digunakan oleh Haechan"

"Lalu apalagi?"

Chenle menarik napasnya sebentar, lalu kembali bicara "Ini bukti nyata bahwa Haechan sama sekali tidak dibunuh"

"Apa itu...."

"Semua pintu rumah Haechan terkunci, namun jendela di kamar Haechan terbuka. Hanya 1"

Jeno terlihat berpikir sebentar "Bisa saja Haechan merasa panas?"

"Haechan mempunyai AC, dia juga baru saja selesai mandi. Apa masuk akal dia masih merasa panas? Itu bukan poinnya. Titik fokusnya adalah di jendela itu terdapat jejak kaki, tipis sekali. Bahkan aku harus menggunakan kacamata untuk melihat jejak kaki itu"

"Lalu kenapa kau tidak melaporkan semua bukti itu kepada polisi? Kau mau sahabat karibmu sekaligus kakakku dinyatakan mati karena bunuh diri? Kau gila?"

Chenle mencoba menenangkam Jeno agar tidak mengundang kecurigaan pada polisi yang lain "Bukan aku yang akan melaporkan semuanya..."

"Tapi siapa? Haechan tidak akan tenang jika keadilan tidak berpihak kepadanya"

"Akan ada yang melaporkan semuanya. Nanti."

****

Jeno sedang tidur dengan nyenyak saat para polisi membangunkannya dan memborgol kedua tangannya.

Gebrach || NOMIN ☑️(Unpublish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang