"Silahkan pekenalkan diri kamu secara singkat." Ucap seorang wanita yang kini tengah berdiri di depan kelas bersama seorang lelaki di sebelahnya.
"Hai everyone, i'm Haruto." perkenalan singkat dari seorang lelaki berambut hitam tersebut berhasil membuat seisi kelas menatapnya heran, termasuk wanita itu.
"Cukup seperti itu saja? Tidak ada hal lain yang perlu disampaikan lagi?" Tanya wanita itu kepada Haruto yang hanya dibalas dengan lirikan mata dari lelaki tersebut.
"Baiklah Haruto, kamu bisa menempati bangku yang ada disana." Ucap guru tersebut sembari menunjuk bangku yang ada di ujung ruangan. Haruto segera menghampiri bangku yang telah ditunjukan kepadanya. Kebetulan, tempat tersebut berada di posisi yang paling nyaman menurutnya yaitu pojok belakang dekat dengan jendela. Tempat itu terlihat sejuk dan menghadap langsung ke lapangan sekolah.
Perhatiannya tiba tiba teralihkan oleh beberapa tumpukan buku yang tertata rapi di bangku sebelahnya. Ia berpikir apakah seseorang duduk disana? Bagaimana jika orang tersebut menyebalkan dan banyak bicara. Walau demikian ia merasa tidak perlu memperdulikanya dan segera mengabaikannya.
"Baiklah, saya harus menghadiri rapat hari ini. Berbaik hatilah kepada teman baru kalian." Ucap guru tersebut sebelum kemudian pergi meninggalkan ruangan dengan tangan kosong. Semua orang bersorak, dan seketika Haruto menjadi pusat perhatian di ruang kelas itu.
"Hai, Haruto" seseorang yang duduk di depannya berbalik dan tersenyum kepadanya. Sepetinya lelaki itu ingin mengajaknya berkenalan.
"Hmm" balas Haruto dengan senyuman kecil sembari melirik ke arah lelaki blonde tersebut. Tatapannya kembali kepada layar ponsel tanpa peduli dengan sekitar. Seisi ruangan itu tampak sangat mengagumi ketampanannya walau semua orang disana adalah laki laki.
"Lo dari Jepang juga?" Tanya lelaki blonde tersebut.
"Ya" balas Haruto singkat.
"Salam kenal, gua wakil ketua kelas ini, Hamada Asahi. Jangan sungkan sungkan kalo ada yang lo butuhin." Asahi menjulurkan tangannya yang kemudian hanya dibalas senyuman palsu oleh Haruto. Tangannya yang terjulur itu kemudian ia tarik kembali dengan rasa malu yang membuntutinya. Lelaki yang satu ini memang sedikit berbeda dari kebanyakan spesies manusia pada umumnya.
"Asahi, pulang sekolah ke cafe biasanya ya!" Seseorang yang duduk di depan Asahi itu mengalihkan perhatian Asahi dari haruto.
"Lah sia anjir. Dari sebulan yang lalu juga lo bilang gitu. Tapi ujung ujungnya gua sendirian yang pergi kesana." Kesal Asahi pada temannya itu.
"Yamaap, tau sendiri gua kan sibuk" balas lelaki tersebut dengan wajah sombongnya.
"Percaya deh. Luangin dikit waktu kek buat gua." Ucap Asahi kemudian. Lelaki di hadapannya itu mengangguk dengan sedikit senyuman.
Asahi kembali menghadap kearah Haruto.
"Oh iya, orang yang duduk di bangku sebelah lo itu lagi sakit sejak seminggu lalu. Mungkin mulai besok dia masuk."
.
.
.Haruto datang ke sebuah cafe perpustakaan yang tak jauh dari sekolahnya setelah jam pulang tiba. Setelah mengembalikan buku yang sebelumnya ia pinjam, kemudian mencari buku lain untuk dipinjam.
Haruto berjalan mencari buku series kedua dari yang sebelumnya ia baca. Ia ingat betul tempat buku itu berada di sudut ruang perpustakaan. Mungkin series series berikutnya juga diletakkan di tempat yang berdekatan. Tak butuh waktu lama, ia berhasil menemukan buku yang ia cari dan iseng membuka cepat lembaran buku itu.
Tak lama setelah itu, ia mendengar suara aneh yang berasal dari ujung ruangan. Betapa terkejutnya ia ketika melihat dua orang sedang menyatukan belahan bibir mereka, bahkan di tempat umum seperti ini. Dan yang membuatnya lebih terkejut lagi, mereka berdua adalah laki laki. Ia merasa merinding dan kemudian segera pergi dari sana.
"Aishh! Mata gua." ucapnya sembari mengucek mata yang tidak terasa gatal sama sekali. Mengapa mereka harus melakukannya di tempat umum seperti ini? Bukannya banyak tempat lain yang lebih nyaman dan privasi? Pikirnya.
Haruto berjalan pulang dengan perasaan yang tidak menyenangkan. Entah karena melihat orang berciuman tadi ataupun karena hal lain. Jadi sebelum tiba dirumah, ia pergi membeli eskrim di minimarket yang terletak tak jauh dari apartemennya.
Sembari memakan eskrimnya, lelaki itu berjalan pulang dan mendapati sebuah kotak paket tergeletak di depan rumahnya. Ia membukanya di tempat dan mendapati sebuah kalung dengan gantungan cincin disana. Itu adalah kalung miliknya beberapa tahun lalu yang dibelikan oleh ayahnya. Dan di bagian dalam cincin itu terdapat ukiran namanya. Namun, ia meremas kalung tersebut dengan penuh amarah dan sama sekali tak ingin menerimanya.
Haruto kemudian pergi ke sebuah toko aksesoris bahkan sebelum ia menginjakkan kaki di rumahnya. Ia menjual kalung tersebut dengan harga yang tak sebanding dengan harga aslinya.
.
.
.Sebuah makhluk putih kecil nampak duduk menanti dirinya di sofa ruang tengah. Setelah melihat benda kecil imut tersebut kemudian ia mendatanginya dengan senyuman lebar.
"Nom-Nom cintaku!!"
'Guk!'
"KAWAIII!!!"
Haruto mengambil seekor anjing puppy tersebut dan memasukkannya kedalam saku jas sekolahnya. Ia begitu gemas dengan sesuatu yang kecil dan bergerak gerak seperti itu. Kepribadiannya sangat bertolak belakang dengan Watanabe Haruto yang berada di luar.
"Sayangku udah makan?"
'Guk'
"Kalo gitu makan dulu ya?"
'Guk'
"Pinter deh ihh gemes banget bikin gila"
'Guk'
Haruto segera mandi dan meninggalkan Nom-Nom di kasurnya setelah ia memberi makan si kecilnya itu. Sepeninggal Haruto, anjing kecil tersebut tetap setia diatas kasur milik tuannya. Ia sama sekali tak beranjak dan menunggu hingga Haruto selesai mandi. Tak butuh waktu lama, Haruto keluar dengan rambut yang basah dan bertelanjang dada. Hanya Nom-Nom yang sudah pernah melihat Haruto seperti itu. Bahkan para gadis pun kalah dengan seekor anjing kecil, hihihi.
.
.
.drop vote nya yuk gais!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Like Him [HARUKYU]
FanfictionYou really make me fine, Haru HARUKYU JAESAHI HOONSUK BXB