Keesokan harinya, Junkyu bangun lebih awal dari Haruto. Lelaki tersebut segera menyiapkan dua mangkuk sereal untuk sarapan mereka pagi ini. Setelah membuatkan susu dan mencampurkannya dengan sereal tadi, ia segera memanggil Haruto yang terdengar sedang mandi dari luar kamarnya.
"Harutooo!! Sarapannya udah siap dibawah ya!!" Teriak Junkyu.
"Bentaran, gua blom selese!" Balas Haruto dari dalam kamar mandinya.
Tak lama setelah Junkyu memanggil Haruto, lelaki itu datang menghampirinya di meja makan. Setelah Junkyu tinggal di rumahnya, semuanya jadi terlihat beres. Sarapan tersedia, rumah selalu rapi, dan bahkan setelah selesai mandi kamarnya yang awalnya masih berantakan itu sudah tertata rapi.
Junkyu merasa Haruto tidak sedingin apa yang selama ini ia pikir. Saat dirumah, ia menjadi hangat dan sepertinya tidak lagi kesepian. Sikapnya terlihat lebih hangat dan penuh perhatian.
"Ruto." Panggil Junkyu.
"Hmm?" Balas Haruto.
"Junkyu udah selesai. Junkyu berangkat duluan ya." Lelaki tersebut beranjak dari tempat duduknya dan merangkul tasnya di sebelah pundaknya.
"Tunggu. Kita ga barengan aja?" Tanya Haruto bingung.
"Eung? Kalo ada yang tahu kita tinggal bareng gimana?" Tanya Junkyu kemudian.
"Siapa yang bakal mikir gitu?"
"Gatau juga, terserah deh." Mereka tak peduli, kemudian berjalan menuju halte bus dan berangkat bersama sama.
.
.
.Sesampainya di sekolah, semua pasang mata mengarah pada mereka berdua. Nampaknya bergosip sudah menjadi makanan sehari hari mereka di sekolah. Gosip yang baru baru ini muncul adalah tentang Haruto yang dulunya adalah pemeran utama film pendek yang dibuat oleh sekolahnya.
Baru saja hendak melangkah masuk ke gerbang, seseorang menghentikan langkah Haruto tepat dihadapannya. Ia adalah senior mereka yang saat ini sedang menjabat sebagai ketua club drama.
"Lo Haruto, kan? Gue mau nawarin peran utama drama ini ke lo. Kayanya lo bakal cocok deh jadi pemeran utama ini." Terang senior tersebut.
"Maaf kak, gue gabisa dan ga berminat." Tolak Haruto mentah mentah. Sebenarnya bisa, namun dirinya merasa malas dan hanya sedang tidak ingin saja. Apalagi ia bukanlah anggota dari club drama dan masih terbilang murid baru, pastinya ada anak lain yang lebih mampu darinya.
Mereka kemudian meninggalkan senior tadi yang nampak begitu kecewa karena gagal mendapatkan Haruto untuk dramanya kali ini.
Sepanjang perjalanan menuju kelas mereka, Junkyu bercerita banyak hal dan Penuh tawa. Disini, Haruto benar benar menjadi pendengar yang baik untuk Junkyu. Ia menyerap hampir semua yang yang diceritakan oleh Junkyu didalam otaknya. Disisi lain, ia juga merasa gemas dengan gerakan gerakan dari tangan mungil yang dibuat Junkyu saat tengah bercerita.
Hari ini langit tampak begitu cerah sama halnya dengan mood Junkyu sejak pagi. Ia bahkan sampai tidak menyadari keduanya telah tiba di ruangan kelas mereka dengan celotehan yang tiada habisnya. Ia masuk kedalam ruangan itu dengan energi positifnya, diikuti Haruto yang kini nampak tersenyum kepadanya.
"Haruto." Sapa Asahi dengan lambaian tangannya.
"Hmm."
"Halo Asa!" Sapa Junkyu pada Asahi.
"Siapa elu? Perasaan gue nyapa Haruto bukan elu, Jun." Balas Asahi dengan candaannya.
"Sialan."
"Haruto, lo udah selesein tugas hari ini belum?" Tanya Asahi mengalihkan perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Like Him [HARUKYU]
FanfictionYou really make me fine, Haru HARUKYU JAESAHI HOONSUK BXB