"Lo baik baik aja kan, Junkyu?" Tanya Haruto ragu sembari meneteskan air matanya. Hidungnya tampak makin memerah. Tangisnya semakin menjadi jadi ketika ia melihat Junkyu mulai meneteskan air matanya.
"Junkyu baik baik aja. Haru gaperlu khawatir tentang Junkyu. Haru lihat kan gimana Junkyu selama ini? Junkyu selalu tersenyum kaya gini." Terang Junkyu sembari tersenyum dihadapan Haruto dengan buliran aie mata yang tak kunjung berhenti.
"Jangan senyum gitu, gue ga tega ninggalin lo kalo lo begini." Haruto mengusap rambut Junkyu lembut. Ia tak tahu bagaimana dirinya setelah ini tanpa Junkyu di sampingnya.
"Walaupun Junkyu gaada disamping Haru, Junkyu akan selalu ada di hati Haru kan?" Junkyu mengerutkan dahinya. Perlahan, ia menyentuh rahang tegas Haruto yang basah tersiram air mata itu. Dan dengan lembut, ia mengecup bibir Haruto hingga lelaki tersebut berhenti menangis sejenak.
"Suatu saat nanti, kita bisa ketemu lagi, kan?"
Junkyu bisa merasakan wajah Haruto yang hangat karena terlalu lama menangis. Dengan tangan yang tak lepas dari wajah Haruto, Junkyu menatap mata sendu lelaki tersebut dan melihat tatapan tulus disana. Ia kemudian memeluk Haruto erat dan menahan isak tangisnya agar Haruto berhenti menangis untuknya. Saat ini Haruto hanya terdiam menatap kosong pintu kamar yang terbuka.
"Kalo gitu, Junkyu pergi ya, Haru. Jangan lupa hubungi Junkyu kalo Haru ada masalah." Perlahan, Junkyu beranjak dan mulai melangkahkan kakinya menjauh dari Haruto dengan sebuah koper di tangannya. Kini tiba waktunya untuk dia pergi, berharap suatu saat nanti ia akan bertemu lagi bahkan jika itu di akhir sisa hidupnya.
Di ujung pintu, Junkyu berbalik. Ia tersenyum manis dengan mata berkilaunya sebelum kemudian melambai kecil dengan tangan mungilnya.
Satu jam yang lalu...
Koper yang sudah Haruto siapkan bersama Junkyu pagi tadi ia pindahkan di ruang tengah. Berharap ketika Junkyu pulang, ia akan langsung membawa lelaki tersebut menuju bandara untuk menunggu penerbangan mereka. Sembari menunggu Junkyu pulang, Haruto membuka ponselnya dan melihat lihat isi galerinya.
"Pengen meninggoy ㅋㅋ"
"Kawaii"Ketika tengah sibuk memanadang foto foto disana, sebuah telepon masuk membuatnya mengalihkan perhatian. Masih dengan senyumannya, Haruto segera mengangkat telepon dari Hara yang sudah berada di Jepang saat ini. Awalnya ia masih tenang, namun kemudian, seketika suasana berubah menjadi suram semenjak telepon itu memberi kabar tentang keluarganya.
"Haru-kun... Ini mama." sapa Mamanya melalui telepon. Suara isakan yang terdengar kemudian membuat Haruto merasa khawatir.
"Kenapa ma? Apa terjadi sesuatu?" Tanyanya.
"Haru-kun, pulang ya nak... Sepertinya kamu harus melanjutkan pendidikan kamu disini, Haru"
"T-tapi kenapa ma?! Haru menolak. Haru mau disini." Tolak Haruto tegas. Mamanya hanya terdiam dan membujuk Haruto untuk tetap pindah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Like Him [HARUKYU]
FanfictionYou really make me fine, Haru HARUKYU JAESAHI HOONSUK BXB