Pagi ini, Hara tengah duduk bersantai di dalam bathtub sembari mengelus lembut lengan tangannya. Ia teringat Haruto yang kemarin menceritakan banyak hal tentang Junkyu padanya.
KEMARIN SORE PUKUL 17.30
Haruto duduk di pinggiran kasur miliknya dengan tatapan yang tak lengah pada ponsel genggamnya. Tanpa mengetuk pintu, Hara datang menghampiri Haruto dengan sebuah paperbag di tangannya.
"Ini coklat, dari mama." Ucap Hara sembari menjulurkan paperbag tersebut.
"Hmm, taruh situ aja" balas Haruto acuh.
"Uto, maafin aku ya. Aku dateng kesini di waktu yang ga tepat. Kalo kamu keberatan, aku bakal pindah di rumah pacar aku."
"Jangan! Jangan coba coba ya, Hara. Bahaya!" Tentang Haruto dengan nada yang sedikit tinggi, membuat Hara sedikit terkejut dan bertanya tanya.
"Ish, memangnya kenapa? Dia kan pacar aku. Kalo iri bilang kek, haha.". Ejek Hara.
"Bukan itu, Hara. Kamu itu perempuan. Jaga diri kamu. Boleh ketemu pacar kamu kapan aja. Tapi jangan dulu tinggal satu atap sama dia." Haruto tidak ingin Hara berhadapan dengan resiko nantinya. Lagi pula, ia tak keberatan jika Hara tinggal di rumahnya. Justru dia akan merasa terbantu dan bonusnya, dia bisa berbagi kamar dengan Junkyu.
"Iya deh, iya." Ucap Hara pasrah.
"Hara, sebenernya ada seseorang yang lagi aku suka." Ucap Haruto sedikit ragu.
"Lah? Beneran? Ya ampun Tuhannnn.... Ga salah aku denger Uto ngomong gini? Tapi makasih." Hara begitu tak percaya dengan apa yang dikatakan adik lelakinya itu. Sebuah kata kata yang bahkan seumur hidupnya belum pernah ia dengar.
"Iya, aku merasa berdebar dan bodoh kalo lagi di deketnya." Haruto tersenyum kecil, membayangkan wajah Junkyu di benaknya.
"Aduh, senyum senyum nih. Secantik apa dia sampe salting salting begitu?" Tanya Hara penasaran.
"Menurut kamu, apa aku ga normal kalo aku sedikit berbeda dari yang lain?" Tanya Haruto sebelum memberitahu Hara yang sebenarnya. Hara hanya menatapnya dengan penuh kebingungan.
"He is a boy." Ungkap Haruto berani kemudian.
"Hah? M-maksudnya?" Hara sedikit tak mengerti dengan apa yang Haruto katakan.
"Aku suka pria" ucap Haruto memperjelas. Wajah Hara yang tampak terkejut itu membuat Haruto merasa sedikit kecewa memberi tahu Hara secepat ini. Namun kemudian, Hara tersenyum tipis.
"Uto, kamu mau suka sama siapa aja itu hak kamu. Aku ga berhak ikut campur. Aku cuma berharap yang terbaik buat kamu." Balas Hara santai. Dengan kata lain, ia menyetujui hubungannya entah dengan siapapun orangnya. Senyum kecil kemudian terbentuk dari sudut bibir Haruto. Setidaknya, orang terdekatnya tidak akan menentang untuk urusan percintaannya.
"Dia tinggal disini. Barang barang yang kamu pindahin dari kamar tamu itu semua punya dia." Jelas Haruto.
"Lah? Plot twist banget udah tinggal serumah aja. Terus, kenapa ngelarang aku tinggal sama Hyunsuk?!" Hara sedikit kesal karena merasa tidak adil dengan larangan yang Haruto berikan padanya
"Yang ini beda, kakakku cantik..."
Haruto tampak mengusir kakak perempuannya itu dari kamarnya.
'Yaampun, dedek kecilku ini ada ada aja.'
Hara tersadar setelah ia tersenyum lama hingga rahangnya pegal. Ia mandi terlalu lama pagi ini. Kemudian ia beranjak dan segera berganti baju. Gadis itu menyadari kamar adik lelakinya masih hening dan gelap saat ia menengoknya. Tapi ini memang masih terlalu subuh untuk membangunkan mereka karena kebiasaan Hara sendiri memang bangun pagi. Kemudian ia memasak sedikit sarapan instan untuk mereka makan bersama nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Like Him [HARUKYU]
FanfictionYou really make me fine, Haru HARUKYU JAESAHI HOONSUK BXB