Junkyu memutar keran shower di dalam kamar mandi milik Haruto. Ia masih mengenakan seragam sekolah yang sama sekali tak ia lepaskan dari badannya. Alhasil, semuanya menjadi basah terguyur air.
"Junkyu?! Lo lagi apa?" Teriak Haruto dari balik pintu.
"Junkyu lagi mandi. Kenapa?" Balas Junkyu dari dalam kamar mandi.
"Lo lupa bawa handuk." Ucap Haruto memberi tahu niatnya mengapa mengetuk pintu tersebut.
"Masuk aja, Junkyu belum lepas baju."
Haruto masuk ke dalam kamar mandi tersebut dan menyerahkan handuk berwarna navy pada Junkyu. Junkyu benar, ia belum melepas seragamnya. Namun, air yang membasahi pakaiannya itu membuat sebuah pemandangan indah tampak jelas di mata Haruto.
"Lepas dulu kali bajunya." Saran Haruto. Lelaki tersebut berbalik, sebelum pikirannya teralihkan oleh sesuatu yang mungkin berbahaya.
"Haru, apa bener Jeongwoo itu masa kecil Haruto?" Tanya Junkyu tiba tiba.
Langkah lelaki tersebut terhenti. Tanpa membalikkan badan, ia berusaha mengingat sesuatu.
"Jeongwoo?" Ucap Haruto mencoba mengingat sesuatu.
"Ah! Kim Jeongwoo! Dia temen kecil gue. Tapi kita ga seakrab itu." Jelas Haruto kemudian yang kembali membalik badannya menghadap Junkyu.
"Kim? Bukannya marganya Park?" Junkyu sedikit kebingungan.
"Dia Kim Jeongwoo. Anak tunggalnya temen papa gue dulu. Gue juga nyari dia selama ini tapi belum ketemu juga."
"Kalo suatu saat Haru ketemu Kim Jeongwoo yang dimaksud, apa Haru bakal ninggalin Junkyu?" Junkyu memberanikan diri bertanya seperti itu. Ia sedikit tidak yakin dengan ucapannya.
"Hah? Kenapa lo khawatirin hal yang ga penting, Junkyu?"
"Bukannya udah terlihat jelas? Junkyu punya perasaan buat Haruto!" Teriak Junkyu.
Haruto terdiam sesaat sebelum kemudian berbalik. Ia menatap mata tulus Junkyu yang beberapa kali berkedip karena air shower yang mengenainya.
Junkyu terdiam di tempatnya, sebelum kemudian Haruto mendekat padanya dan mengecup bibir lelaki manis tersebut dibawah guyuran air shower yang sedari tadi Junkyu nyalakan.
Air terus mengalir melewati celah rambut dan kemudian turun ke belah bibir mereka. Sedikit tertelan, namun itu tidak masalah. Yang saat ini menjadi masalah adalah kaki Junkyu yang semakin melemas hingga ia mendorong pundak Haruto menjauh karena ia tak tahan lagi. Tidak semudah itu, Haruto balik mendorong Junkyu ke tembok yang berada tak jauh di depannya. Hingga hanya ia sendiri yang terguyur air dari keran shower.
"Selagi lo diem dan ikut permainan gue, gue bakal terus lanjutin."
Junkyu hanya terdiam atas apa yang terjadi. Kini bukan senyuman manis yang Junkyu perlihatkan. Namun senyuman maut yang membuat Haruto tak tahan lagi dengan situasi ini.
"Haru pikir cuma Haru yang berani?"
Junkyu kemudian menyatukan bibir mereka kembali. Haruto kemudian melepas dasinya dan dasi Junkyu bergantian. Ia masih melahap bibir Junkyu yang basah sembari membuka satu persatu kancing kemeja milik Junkyu. Kecupan itu kemudian turun ke leher dan dada Junkyu. Geli dan nikmat, itu yang Junkyu rasakan. Ia menjambak rambut Haruto dan menahan suaranya yang hampir saja pecah.
Tangan Haruto yang nakal itu menyentuh kilik Junkyu dengan sengaja. Hingga Junkyu mengumpat dan berhenti disana.
"Oh shit!"
"Haruto! Haruto! STOP! Bukan kaya gini, ini terlalu berlebihan..."
.
.
.Asahi tampak membuka satu persatu lembar buku catatan miliknya. Jaehyuk yang berada di sampingnya itu menahan kepalanya dengan lengannya sendiri sembari menatap dunianya. Siapa yang tidak gemas dengan wajah putih mungil seperti tokoh anime itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Like Him [HARUKYU]
FanfictionYou really make me fine, Haru HARUKYU JAESAHI HOONSUK BXB