29. Festival Holi : Apa Yang Harus Kulakukan(?)
****
Kepalaku dalam keadaan buruk.
Aku mengerang, ketika memaksa membuka mataku. Rasanya sakit, dan rasa sakit itu tidak pernah membuatku merasa aman, bahkan saat aku sedang tidak melakukan apa-apa; terlelap.
Shit! Minuman itu. Mengumpat dalam hati ketika aku pikiranku mengarah penyebab denyut di sekitar kepalaku. Entah di mana tepatnya, yang pastinya rasa sakit itu kuat berasal dari area pusat jaringan motorikku.
Aku bersumpah. Itu yang terakhir kali aku meminumnya. Dan ini janjiku yang terakhir, untuk tidak meminumnya.
"Aakkhhh—" keluhku, setelah berhasil mendudukkan diriku di atas tempat tidur.
Apa yang terjadi sampai aku berakhir di sini?
Samar-samar akalku menggapai apa yang terakhir kulakukan hingga aku bergelut di tempat ini.
Tidak. Jangan katakan kalau....
"Kamu udah baikan?"
Senyap.
Lalu aku bernapas lega.
Kemudian mengontrol diriku selepas mendengar suara tadi —yang mana milik seorang gadis.
Dia Rasa?
Wah, mengapa aku mendadak sering-sering bersapaan dengan rupanya.
Lakukan semesta. Lakukan saja. Aku tidak peduli. Toh, aku tidak lagi menjadi orang ketiga di antara Tuan dan Puan Benalu. Percuma memancing perang kedua di antara aku dengannya.
Keberadaannya itu menumbuhkan tanya; mengapa Rasa ada di sini?
Mendapati dia duduk di sofa, yang tepat berhadapan dengan kasur yang aku tempati. Mau tak mau, aku menggali ingatan yang akan menjawab penasaranku.
"Kamu kenapa di ... sshhhh...."
"Masih sakit?" Aku refleks mengangguk, sambil memijat ujung pelipisku.
Melanjutkan menatap ke arah Rasa yang bergerak menemuiku. Saat Rasa semakin mendekat, sekelebat bayangan terlintas di depanku. Dan itu sangat jelas. Sebuah peristiwa —kenapa aku berada di sini.
"Kamu pingsan hampir 20puluh menit,"ujarnya datar.
Ah, aku baru sadar. Sejak tadi, gadis yang sudah berada hampir sejengkal dari hadapanku ini, tengah menghujaniku tatapan kurang bersahabat, meskipun intonasi nada bicaranya seperti kalau ia tengah belagak biasa saja.
Iya. Aku pingsan.
Dan aku ingat jelas aku jatuh begitu saja, sehingga membuat semuanya gelap.
Tapi bukan pingsan.
Sebelum 20puluh menit yang Rasa maksud —saat itu— aku tiba-tiba merasa sangat mengantuk berat. Dugaanku, seseorang mencampur obat tidur dalam air putih yang aku minum.
Alasan lainnya mengapa aku terbaring di ruangan ini, itu mungkin karena Lingkar.
Siapa lagi? Dia pelaku kenapa aku berada di sini.
Lingkar Sialan!
Aku bahkan memilih tertidur di halaman. Tergeletak tak sadarkan diri karena pengaruh obat tidur itu. Dari pada harus dikelabui Lingkar yang pura-pura menjadi Sangkar.
"Aku akan ambilkan obat dan air minum." Serak. Nada serak Rasa menarikku meninggalkan sebentar rasa nyeri di kepalaku. Dan memandang saksama objeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#2. Hello, Masa!
RomanceWarning 🔞 *** "Tidak perawan?" Suara itu membuatku tergelonjak kaget. Tak butuh dua menit menarik atensiku dari keadaan di bawah pahaku. Lantas membalas tatapan si pemilik suara. "Seorang calon istri yang tidak perawan!" serunya, menajamkan kata...