17. Bingung

1.4K 217 21
                                    

Author's Pov

"Ahahahahaha." Ava tertawa garing lalu berekspresi datar kembali."Ngaco Lu! Udah cepet keluar! Bahaya kalo Oma tau!" Lantas, ia menarik tangan Eshter.

"Tunggu! Kau tidak percaya?"

"Menurut Lo gue harus percaya?"

"Iya!"

"Ogah! Percaya sama Lo musyrik!"

"Aku tidak bercanda, Ava! Nenekmu betul-betul dari Sivothin!"

"Udah jelas-jelas dari gue kecil, Oma ada di sini! Gausah ngadi-ngadi!" Tak sadar, nada bicara Ava sedikit tinggi, membuat seseorang di luar sana tiba-tiba datang.

"Siapa di sana???" Tanya Oma dari luar dengan nada mengantuk.

Sontak, Ava membekap mulut Eshter.

Eshter menghempaskan tangan Ava. "Kau yg berisik, kenapa aku yg dibekap?!"

"Reflek elah! Sst! Kayaknya Oma mau ke sini!"

Terdengar suara pintu yg terbuka.

Keduanya saling pandang dengan keadaan terkejut.

"Sembunyi! Sembunyi!" Bisik mereka lalu mulai sibuk mencari tempat persembunyian.

Tap... Tap...

Langkah Oma semakin terdengar jelas.

"Tikus apa ya?" Oma terus mengedarkan pandangan.

Ava dan Eshter sama-sama bersembunyi di bawah kolong meja. Keduanya menahan nafas karena takut Oma bisa dengar.

"Gak ada apa-apa di sini. Kayaknya tikus." Akhirnya Oma berjalan keluar dari sini.

Barulah saat itu, Ava dan Eshter bisa bernafas dengan lega.

"Fyuhhhh."

Hening.

Sampai mereka menyadari posisi mereka sekarang, sangat tidak bisa dikatakan jauh.

Ava yg merangkul Eshter, dan Eshter yg bersembunyi di bawah tubuh besar Ava, membuat mereka sangat dekat sekali.

Saling bertatapan dalam diam, sampai akhirnya Eshter pun bersuara. "L-lepaskan aku." Ucapnya sembari keluar dari kolong meja. Entah mengapa, jantungnya berdegup lebih kencang sekarang. Mungkin saja karena tadi hampir ketauan Oma. Ya!

"Kita keluar sekarang." Ujar Ava setelah dirinya keluar dari kolong meja.

"Tidak! Aku masih harus membaca buku di sini agar aku mendapat petunjuk untuk pulang ke Sivothin."

"Ini buku-buku Oma! Gak mungkin ada buku yg bisa bikin Lo pulang! Jangan ngaco!" Ternyata gadis itu belum percaya pada apa yg Eshter katakan tadi.

"Sudah kubilang, Nenekmu berasal dari Sivothin! Dan buku yg sedang aku baca tadi, adalah buku diary miliknya berpuluh-puluh tahun lalu! Aku juga sempat membaca buku-bukunya yg lain. Ada buku mantra di sana. Juga ada buku yg pernah aku baca di perpustakaan kerajaanku! Aku yakin, buku itu hanya ada di Sivothin, karena bukunya membahas tentang sejarah kerajaan Lithian dan kerajaan-kerajaan lain!"

"..." Ava diam berusaha percaya, tapi rasanya ini masih belum masuk di akal.

"Ck! Lihat ini!" Eshter mengambil buku yg ada di atas meja, dan menunjukkannya pada Ava. "Baca sendiri jika kau memang tidak percaya padaku!"

Ava menerima buku itu dengan ragu, lalu mulai membaca halaman demi halaman.

Ekspresinya berubah-ubah. Kadang terkejut, sedih, ngakak, lalu heran, dan diakhiri dengan terkejut lagi.

A World Of Different DimensionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang