"Berubah gimana?"
"Dia seperti seorang putri! Apa itu karena dia keturunan raja?"
Oma mengendikkan bahu. "Gak tau. Kok bisa? Semalem kalian beneran ke rumah temen atau gimana?"
Ava dan Eshter saling lirik. Haruskah mereka menceritakan kejadian sebenarnya tentang perbuatan April dan Zayn?
"Hayo habis dari mana????" Oma menatap penuh curiga.
Eshter dan Ava masih diam.
"Habis main di rumah kosong terus nganu ya?"
Mereka berdua terbelalak dengan tuduhan Oma.
"Enggaklah Oma!" Ava berdecak.
"Ya habis darimana? Ngapain? Kenapa Ava bisa berubah? Pasti ada pemicunya kan? Mungkin emang karena Ava keturunan raja makannya bisa berubah kaya putri gitu. Tapi gak mungkin tiba-tiba berubah. Kasih tau Oma apa yg kalian alamin semalem."
Dengan ragu, mereka bergantian menceritakan serangkaian kejadian tadi malam.
Oma menganga. "Astaga... April sama Zayn beneran udah sejauh itu ngelakuin ilmu hitam??? Trus sekarang mereka meninggal??? Jasadnya masih ada di sana???"
Ava dan Eshter hanya mengangguk.
"April sih emang gak ada adabnya dari dulu. Orang tuanya aja pesugihan. Untung kamu bisa lepas dari dia. Ngeri Oma. Tapi Zayn? Oma masih gak nyangka. Oma taunya dia pria baik-baik. Orang kesehariannya aja diem mulu kayak gak semangat hidup." Oma geleng-geleng kepala. "Trus, nasib jasad mereka gimana? Gak mungkin kan kita yg udah tau bakal diem aja sampe tu jasad jadi busuk? Gimana pun juga, kita harus kabarin keluarganya. Kasian kalo mereka sampe nyariin tau-tau anaknya udah tinggal tulang."
"Roy yg bakal kasih tau. Mungkin sekarang keluarga mereka udah tau. Aku juga gak peduli sama mereka. Hampir aja Eshter kehilangan nyawa gara-gara tindakan bodoh mereka."
"Sadis bet cucu Oma." Wanita tua itu berdecak kagum. "Segitu khawatirnya ya kamu sama Eshter? Udah sejauh mana sih hubungan kalian?"
Mereka terkesiap dengan pertanyaan Oma.
"Hayoloh udah ngapain aja??? Gak ngasih tau Oma nih?"
Ava berdiri dari duduknya lalu mengibaskan tanda bahwa hal ini tidak seharusnya untuk dibicarakan dulu. "Udahlah Oma. Aku ngantuk, mau tidur. Eshter juga pasti ngantuk."
Oma hanya tersenyum, "Yaudah sana tidur. Sebenernya Oma gak yakin kalian mau tidur. Bisa aja...." Oma tertawa melihat cucunya yg nampak malu. "Hahaha udah sana sana kalo mau tidur! Kalian semalem belum tidur!"
Ava mengangguk. Lalu mereka berdua pun, pergi menuju kamar, meninggalkan Oma yg sebetulnya masih memikirkan hal tadi.
Ava sudah tau negeri bernama Sivothin itu. Ava sudah tahu bahwa ibunya berada di Sivothin. Dan Ava sudah tahu bahwa dirinya dan juga Oma bukanlah warga bumi.
Jika di luar Oma nampak berusaha biasa saja, lain hal nya jika di dalam. Perasaan Oma berkecamuk bingung. Harus apa ia nanti? Apakah setelah ia mengambil keputusan, semuanya akan baik-baik saja?
Entahlah... Semoga saja ada sedikit pencerahan agar Oma maupun Ava bisa memutuskan apa yg akan mereka lakukan dan pilih nanti.
***
Dua gadis itu, kini sedang tiduran di atas ranjang setelah tadi berbincang dengan Oma. Mereka tidak benar-benar tidur. Rasanya rasa kantuk itu semakin menghilang.
"Ava... Kau akan ikut denganku ke Sivothin kan? Lalu tinggal bersamaku di sana?"
Ava menghela nafas. Ia kembali mengelus kepala Eshter setelah sebelumnya terhenti karena mendengar pertanyaan yg Eshter lontarkan itu. "Kehidupan gue dari awal udah ada di sini. Gue bahkan gak tau kaya gimana Sivothin itu. Di sini, tepatnya di bumi ini, banyak hal yg udah gue laluin dan pengen gue lakuin. Sekarang gue juga udah ngambil S2 di bangku kuliah. Gue pengen capai cita-cita gue. Selain itu, banyak juga yg pengen gue lakuin di bumi. Kalo misalkan gue diharuskan untuk ke Sivothin, paling cuma buat ketemu Ibu. Habis tu,,,, mungkin gue balik sini lagi. Tinggal di sini layaknya manusia biasa. Atau mungkin juga, gue gak harus pergi ke sana. Gue cuma mau nitip sama Lo, kalo Lo udah pulang, tolong rawat Ibu gue dengan baik. Gue gak tau kabar dia sekarang gimana. Apa kebutuhan hidupnya tercukupi, apa dia sehat, apa dia ada tempat tinggal, gue gak tau. Jadi gue berharap banget sama Lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
A World Of Different Dimensions
Fantasy(Completed) Entah bagaimana bisa, saat terbangun dari tidurnya, seorang wanita dari dimensi lain seperti dimensi negeri dongeng, berada di dalam kamar seorang wanita berparas tampan yg memang hidup di zaman sekarang. Ia jadi harus menyesuaikan diri...