15. Takut

1.3K 216 47
                                    

Eshter's Pov

"Kau?" Jujur saja aku terkejut sekaligus senang dengan kehadirannya.

"Hai!" Dia menyapaku dengan suara baritonnya itu. Uhhh,,, suara yg membuatku semakin jatuh cinta.

"Ada apa kau ke sini, Zayn? Ingin bertemu Ava?"

"Enggak. Gue mau ketemu Lo."

Apakah aku bermimpi? Cubit selangkanganku dan katakan bahwa ini bukan mimpi!

"A-ada apa?"

"Gue mau ajak Lo jalan."

"Kemana?"

"Kemana aja. Mau?"

Tentu saja aku mengangguk. "Mau! Tapi aku belum bersiap. Masuklah dulu dan biarkan aku mandi. Tidak akan lama."

Zayn pun kupersilahkan masuk lalu ia duduk di ruang tamu.

"Sebentar ya. Buat dirimu nyaman. Anggap saja rumah sendiri." Ucapku sembari berlalu menuju kamar Ava.

Segera saja aku mandi dan setelah mandi, waktunya untuk memakai baju. Aku bingung, baju mana yg harus kupakai? Jalan-jalan dengan Zayn harus terlihat menarik dan berkesan, tak mungkin aku memakai baju Ava yg bermodelkan pria.

Ku lirik paperbag hitam di atas sofa pada sudut kamar ini. Ku ambil dan ku rogoh gaun merah pemberian Ava itu.

"Apa aku memakai ini saja?"

Karena gaun biru kemarin masih basah, dan aku tak mungkin memakai baju Ava, lebih baik aku pakai gaun ini saja.

Setelah gaun ini melekat pada tubuhku, aku pun berkaca demi memastikan bahwa diriku sudah terlihat cantik.

"Sempurna!" Setelah itu, aku lekas keluar dan menghampiri Zayn karena takut pria itu telah menunggu terlalu lama.

"Aku sudah siap!" Kataku mantap.

Zayn bangkit dari duduknya lalu memandangiku dari ujung ubun-ubun sampai ke ujung jempol kaki.

"Apa aku terlihat aneh?" Tanyaku gugup.

"Apa aku terlihat aneh?" Tanyaku gugup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo cantik." 2 kata yg mampu membuatku terbang sampai ke langit-langit.

"Tidak apa kan jika aku memakai gaun?"

"Gapapa. Yuk." Seperti biasa, sikapnya yg dingin semakin membuatku menyukainya.

Aku mengikuti Zayn keluar rumah menuju mobilnya setelah sebelumnya aku pamit pada Nenek yg ternyata sedang tidur. Pagi-pagi kok tidur. Dasar nenek nenek!

*

Zayn membawaku ke gedung besar yg terang dengan cahaya lampu. Tempat apa ini? Seperti istana namun dengan beribu orang di dalamnya.

"Ini mall." Ucap Zayn seolah tahu apa yg ingin aku tanyakan.

Aku hanya mengangguk.

Lalu tanpa diduga, Zayn menggenggam tangaku dan menarikku masuk ke dalam gedung yg disebut mall ini.

A World Of Different DimensionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang