Author's Pov
Di sinilah mereka sekarang. Tepat di depan sebuah gerbang yg menjulang cukup tinggi. Gerbang rumah April.
"Kita pulang saja!"
"Gak!" Ava segera menjulurkan kepalanya demi mengintip pos satpam yg berada tak jauh dari pagar. "Pak!"
Nampak satpam yg keluar dari pos tersebut dan mendekati pagar. "Eh ada Non Ava. Bentar ya, bapak buka dulu." Dengan senyum ramah, sang satpam pun membukakan pagar dengan lebar agar Ava dengan mudah bisa memasukkan mobilnya ke halaman.
Sampailah mereka sekarang di bagian dalam rumah April. Cukup besar memang, mewah pula. Tapi tak sedikitpun membuat Eshter minder. Bagaimanapun, istananya lebih besar dari rumah ini. Bahkan mungkin 5 kali lipat lebih besar dari ini.
Rumah April
Ava langsung disambut oleh asisten di rumah ini. Berhubung Ava memang sudah dikenal baik oleh keluarga April, ia pun langsung dipersilahkan untuk menemui April di kamarnya.
"Dia bilang rumahnya sangat besar dan mewah. Tapi, apa ini? Huh! Biasa saja!" Cibir Eshter saat dirinya dan Ava sedang menuju kamar April yg berada di lantai dua.
"Lo ke sini niatnya mau minta maaf. Jangan bikin ulah lagi."
"Aku kan sudah bilang, aku tidak mau! Kau yg memaksaku! Lagipula ini sudah malam! Aku mengantuk!"
Melihat Eshter yg sengaja melambatkan cara jalannya, lantas Ava pun langsung menarik tangan Eshter agar berjalan lebih cepat.
"Jangan jalan terlalu cepat! Aku lelah!"
Tak mempedulikan Eshter yg terus meronta di belakang, Ava tetap menariknya dan sampailah mereka di depan kamar April.
Tok tok tok!
Diketuknya pintu tinggi berwarna putih itu oleh Ava.
Lalu, beberapa detik kemudian, pintu itu dibuka. "Siapa si--"
Nampak April yg terlihat sudah baik-baik saja. Memang dia berjalan sembari memegang pinggangnya, tapi sepertinya rasa sakit itu sudah hilang.
"Eh Ava!" Barulah saat melihat Ava, dirinya langsung berlagak layaknya orang yg tengah kesakitan. "Aduhhh,,, punggung gue masih sakit! Sini masuk." Ucapnya sembari meringis.
Eshter yg mengetahui bahwa April sedang berpura-pura, hanya bisa memutar bola mata malas. "Orang aneh." Desisnya.
"Ngapain Lo ke sini bawa cewek ini???" April berdecak kesal.
"Dia mau minta maaf."
Menghembuskan nafas dengan keras, April melirik Eshter dengan sinis. "Minta maaf? Punggung gue sakit! Kata dokter ada yg patah! Dan Lo cuma minta maaf??? Gak! Gue mau Lo ganti rugi!"
"Kau bilang, kau orang kaya. Apa kau tak mampu untuk membayar pengobatanmu sendiri???"
"Gue mampu lah! Tapi Lo juga gak bisa seenaknya gitu! Cuma minta maaf, gak akan bikin punggung gue jadi sembuh! Seenggaknya Lo tanggung jawab atas apa yg Lo lakuin! Mana?! Katanya Lo juga kaya! Sekarang gue mau liat seberapa banyak uang yg Lo bisa keluarin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A World Of Different Dimensions
Fantasi(Completed) Entah bagaimana bisa, saat terbangun dari tidurnya, seorang wanita dari dimensi lain seperti dimensi negeri dongeng, berada di dalam kamar seorang wanita berparas tampan yg memang hidup di zaman sekarang. Ia jadi harus menyesuaikan diri...