6. Masalah Besar

1.6K 253 62
                                    

Author's Pov

"Eshter... Ternyata kamu ini benar kayak gini ya?"

"Hah? Apa maksudmu?"

Oma mengalihkan pandangannya. "Pantas saja..." Desisnya.

"Kau ini kenapa? Benar apanya? Katakan Nek!"

"Gini ya Eshter, kamu sementara ini bakal tinggal di sini kan?"

"Tentu saja. Rumahku kan jauh, mana mungkin aku pulang cepat."

"Iya, Ava udah bilang kamu ini tinggal di luar negeri."

Mata Eshter membulat. "L-luar negeri?"

'Apa Ava memberi tahu nenek bahwa aku dari Sivothin??? Bagaimana aku menjelaskannya nanti???'

"Iya. Katanya sih, dari Rusia ya? Atau Italia? Atau apa ya... Oma lupa. Yang jelas kan itu jauh dari sini."

Eshter menghembuskan nafas lega. Ia memang tidak mengetahui negeri-negeri itu. Tapi setidaknya ia merasa lega karena negeri tersebut bukanlah negeri-negeri yang ada di planet Azabra. Mungkin memang berada di bumi ini, pikirnya.

"A-aku dari Rusia." Ucapnya bohong.

"Ohhh... Iya iya. Nah,,, berhubung kamu mau tinggal di sini selama beberapa hari ini, Oma mau kasih peraturan buat kamu. Kalo kamu mau ngikutin peraturan itu, kamu boleh tinggal di sini sampai kapanpun kamu mau."

"Jika aku tak mau mengikutinya?"

"Kamu pergi dari rumah ini."

"Apa??? Apa kau mengusirku, Nek?????"

"Bisa dibilang begitu." Jawab Oma dengan santai lalu kembali mencuci piring.

"Kenapa kau jahat sekali! Aku harus tinggal di mana jika kau mengusirku???"

"Emangnya kamu gak punya temen lain di sini??"

"Tentu tidak! Tak ada yg ku kenal di sini. Aku kan memang bukan orang sini!"

"Yaudah kalo kamu gak mau diusir, kamu harus ikutin aturan Oma."

"Baiklah! Baiklah! Apa aturannya??!" Dengan perasaan kesal dan tidak terima diatur seperti ini, ia pun akhirnya menurut daripada harus diusir dan tinggal di jalanan. Itu sangat mengerikan.

Oma kembali menghentikan aksi mencuci piringnya karena memang sudah selesai. "Pertama, jangan jadi orang yg pemalas! Kamu harus bangun pagi dan bantuin Oma beres-beres sama masak!"

"A-apa??? Aku tid--"

"Kedua! Pelanin nada bicara kamu kalo sama orang tua!"

"Kau sama saja seperti Ay--"

"Ketiga! Apa lagi ya..." Oma mengetuk jari di dagunya.

"Sudahlah cukup! Jangan terlalu banyak! Aku tid--"

"Ketiga!"

"Astaga..."

"Kamu sama Ava tolong jangan berantem terus! Oma pusingggg!"

"Itu memang salahnya! Dia selalu memancingku untuk marah! Kau seharusnya memberi tahu dia juga!"

"Iya iya. Oma emang suka ajarin dia kok. Tapi gak tau, sekarang dia jadi berisik kek toa!"

"Pokoknya itu salah Ava! Jangan menyalahkanku! Huh!"

"Intinya, kamu sama Ava jangan berantem terus. Sekali-sekali tuh kalo ngomong yo pelan aja gitu loh. Ini rumah lama-lama bisa roboh kalo berisik terus."

"Tap--"

"Oh iya! Peraturan ke empat!"

"Hey! Sudahla--"

A World Of Different DimensionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang