Btw, cover cerita ini udah diganti. Gue ambil suara terbanyak. Yg udah nyaranin tapi gak gw pilih, maaf dan makasih loh ya, gw juga awalnya bingung soalnya. Sama-sama bagus. Mwehehe.
***
"Wooaaa!!!!"
"Udah pindah?"
"Kenapa di depanku masih ada kau?!"
"Ya kagak tau! Orang dari tadi lo di sini! Bisa gak pindahnya? Kalo bisa, cepetan deh balik ke negeri lo!"
"S-seharusnya bisa! Akan ku coba lagi!" Eshter kembali menutup mata dan mulai komat-kamit seperti tadi. "Hiya!!!" Saat membuka mata yg kedua kalinya, semua nampak sama. Kantin kampus dengan manusia modern yg berlalu lalang. Sebelumnya, ia tak pernah gagal dalam mengeluarkan kekuatannya. "Kenapa aku masih di sini???"
"Lo bohong kali! Mana mungkin bisa teleport! Makan cepet! Gak usah mengada-ada! Dikira gue percaya apa sama semua cerita Lo? Planet anu lah, negeri anu lah, kerajaan anu lah! Semuanya gak ada! Kebanyakan baca cerita dongeng jadi begini nih! Atau mungkin, lo ini gelandangan yg masuk rumah gue kali! Hih!"
"Aku tidak bohong! Tempat itu ada! Trus, apa itu gelandangan?!"
"Orang yg gak punya rumah, trus kehidupannya luntang lantung di jalanan kayak lo!"
"Apa?! Aku punya rumah! Bahkan kerajaan! Kau tidak lihat?! Bahkan tadi aku memakai gaun! Itu gaun kerajaan! Kenapa kau tidak percaya?!"
'Kalo di pikir-pikir, iya juga. Ni cewek emang cakep sama mevvah banget tadi, gak mungkin dia gelandangan. Tapi masa iya dia dari planet lain?' Ava membatin dan kembali mencerna semuanya.
"Kenapa teleport ku gagal???" Nampak raut wajah panik Eshter. "Apa jangan-jangan, kekuatanku yg lain juga tidak berfungsi???" Segera, ia menatap tajam mangkuk di depannya dengan telapak tangan yg menghadap mangkuk tersebut. Ia ingin mencoba memindahkan mangkuknya. "Ayo ayo ayo...." Ucapnya dengan sekuat tenaga.
Ava yg bingung, hanya bisa memperhatikan dengan melongo.
"Ayolahhh..."
"Mana? Gak gerak."
"Bisa diam tidak?! Aku harus fokus!"
"Iye iye!" Ava pun menyibukkan dirinya dengan bermain ponsel. Ia sudah tak peduli jikalau Eshter memang mempunyai kekuatan.
"Hhh~~" Akhirnya, Eshter menyerah. Mangkuk itu tidak bergerak sama sekali. Padahal di tempatnya dulu, jangankan memindahkan mangkuk, memindahkan rumah saja ia bisa. Bahkan menghancurkan pohon besar hanya dengan menatapnya, dapat dengan mudah Eshter lakukan. Lalu kenapa kekuatan itu sekarang mendadak hilang?
"Udah deh lo jujur aja. Sebenernya lo itu siapa dan dimana asalnya? Kalo gue tau, gue bisa anter lo pulang."
"Ishhh!! Kenapa kau ini tidak percaya padaku?! Aku sudah berkata jujur! Harus dengan cara apa aku membuktikan bahwa apa yg kukatakan ini benar?!"
Ava menggaruk alisnya bingung. Dikatakan percaya, tentu saja tidak. Mana mungkin ada seorang putri dari planet lain tiba-tiba berada di kamarnya. Tapi, dikatakan tidak percaya pun, tidak. Eshter ini terlihat berbeda dari orang-orang di sekitar sini. Nampak jelas dari auranya, bahwa Eshter bukanlah makhluk bumi. Tapi, jika dilihat-lihat pun, Eshter seperti manusia biasa. Punya wajah, tangan, kaki, dan bahkan bisa mengomel. Jika ia hantu, apakah ada hantu yg marah-marah setiap saat?
"Woy bro!"
"Anjir! Ah elu ngagetin!" Saat sedang asyik melamun, Ava dikejutkan oleh Roy temannya. Di belakang Roy, juga ada dua temannya yg lain, April dan Zayn.
KAMU SEDANG MEMBACA
A World Of Different Dimensions
Fantasia(Completed) Entah bagaimana bisa, saat terbangun dari tidurnya, seorang wanita dari dimensi lain seperti dimensi negeri dongeng, berada di dalam kamar seorang wanita berparas tampan yg memang hidup di zaman sekarang. Ia jadi harus menyesuaikan diri...