Siswa siswi kelas 12 Ipa 2 sedang berkumpul dilapangan. Sadari tadi Pa Tian selaku guru olahraga sibuk mengatur barisan untuk melakukan pemanasan. Selang beberapa menit, para siswa mulai bermain bola basket. Sedangkan para siswi, menyaksikan pertandingan dipinggir lapangan.
Raina memegang sebotol air putih ditangannya. Saat ia ingin meminumnya, seseorang mengambil botol itu lalu menghabiskannya.
"Kebiasaan" cibir raina
Raindra tersenyum tanpa dosanya dan mengembalikan botol yang sudah kosong kepada raina, "Terima kasih cantik" ucapnya
"Lo kenapa udahan mainnya?"
"Capek"
"Baru juga sepuluh menit main masa udah capek aja"
"Kalo lo mau liat gue main basket bilang sayang.... Lagian ya, gue main udah lama juga, engga mungkin baru sepuluh menit"
Raina terdiam sejenak, lalu iapun kembali menatap raindra yang sedang duduk disebelahnya. "Lo dibagi uang jajan berapa ribu sama bokap lo?"
"Lumayan" jawab raindra, "Emangnya kenapa? Lo mau minta traktiran?" lanjutnya sambil menatap raina.
"Engga, gue cuma nanya aja"
Raindra menatap raina dalam, lalu mengikis jarak diantara mereka. Refleks raina menahan tubuh raindra, "L-lo kenapa?"
"Akhir-akhir ini lo sering introgasi gue" ucap raindra. Raina tercengang mendengar ucapan lawan bicaranya. "Jujur sama gue, lo mau nanya apa?" lanjutnya
"G-gue engga mau nanya apa-apa...." ucap raina sambil mendorong tubuh raindra. Tanpa mengucapkan sepatah kata, raina pun pergi meninggalkan raindra yang masih duduk dipinggir lapangan.
•¤•¤•¤•
Menurut raina, hari-hari berjalan begitu cepat. Ia semakin merasakan ada sesuatu yang disembunyikan oleh raindra. Kini raina dan raindra sedang berkunjung kerumah eric.
"Kata tristan, besok sekolah libur dua hari. Lo berdua ada rencana mau pergi kemana?" tanya eric dengan tangan yang sibuk mengupas sebuah apel.
"Belum ada tujuan" jawab raina
Raina dan eric menatap raindra, berharap sahabatnya itu dapat memberikan saran kepada mereka. "Pantai?" tanya raindra
"Boleh juga" ucap eric lalu memakan apel yang sudah ia kupas. "Gimana kalau kita nginap disana? Kan enak tuh bisa liat sunset" lanjutnya
"Pulang malam juga kita bisa liat sunset" sambung raindra
"Engga asik lo! Bilang aja lo takut engga di izinin sama nyokap" cibir eric, lalu iapun beralih menatap raina. "Kalau lo gimana?"
"Gue sih ikut aja. Tapi gue juga harus izin dulu "
"Oke! Besok langsung kabarin gue ya jadi atau engganya" ucap eric dan langsung di'iya'kan oleh mereka.
Raindra melihat jam di handphone miliknya yang memperlihatkan pukul 20:15. "Udah malam nih. Gue sama raina balik ya" ucapnya
"Yaudah yu gue anter sampe depan" ucap eric
Raina dan raindra berjalan didepan, sementara eric berjalan dibelakang sambil memegang gelas. Saat raindra sudah menyalakan motor miliknya, dengan cepat raina duduk di jok belakang. Sebelum raindra menjalankan motornya, ia membunyikan klakson.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Novela JuvenilRaina Putri Aurelia, wanita yang jarang sekali berkomunikasi dengan orang lain kecuali dengan sahabat laki-lakinya. Ia sering sekali dilibatkan oleh berbagai masalah karena sahabatnya itu. Tanpa ia sadari, teman laki-lakinya dimasa lalu hadir dengan...