Part 4

57 8 3
                                    

"RAINDRA!" teriakan karina mampu membangunkan raindra yang sedang terlelap.

"....Ada apa?" tanya raindra sambil mengucak matanya.

"Udah sore, antar raina pulang"

Raindra bangkit dari sofa dengan pandangan yang masih mengabur, iapun berjalan menuju kamarnya untuk mengambil kunci motor. Terdengar suara klakson mobil diluar rumah, karina mengisyaratkan raina supaya ikut raindra kedalam kamar.

Raina menatap setiap sudut kamar raindra yang sedikit berantakan. Sambil menunggu raindra yang sedang kekamar mandi, iapun berinisiatif untuk merapihkan kamar sahabatnya itu. Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan raindra yang sedang mengelap mukanya dengan handuk kecil.

Raindra menghampiri raina yang sedang merapihkan tempat tidurnya, "Uwaw calon istri gue rajin banget. Udah engga sabar ya pengen dihalalin...." goda raindra dengan senyum jahilnya.

Dengan cepat, raina melempar sebuah bantal kebelakangnya. Tepat sasaran! Bantal itupun berhasil mendarat diwajah raindra.

Raina membalikkan badannya lalu menatap raindra, "Ups... Engga sengaja" ucapnya sambil memperlihatkan wajah yang tidak bersalah.

"Lo-"

"RAINDRA, AJAK RAINA TURUN"

Ucapan raindra terpotong oleh teriakan mamahnya. Iapun keluar kamar tanpa mengucap sepatah kata kepada raina. Berbeda dengan raina, ia sesekali menatap sahabatnya itu yang sedari tadi mendiamkannya. Rasa bersalah, itulah yang ia rasakan.

"Raina. Kenalin, ini suami tante namanya calvian"

"Hai om. Aku raina putri aurelia, sahabat raindra"

"Ka-"

"Udah sore, raina harus pulang" ucapan calvian terpotong oleh raindra. Raina yang baru saja ingin menyela ucapan sahabatnya itu, tiba-tiba tangannya langsung ditarik oleh raindra keluar rumah.
.
.
.
Setelah sampai didepan pintu gerbang, rainapun turun dari motor raindra. Masih dalam suasana yang canggung, sedari tadi raindra mendiamkan raina. Tidak biasanya sahabatnya itu menjadi pendiam hanya karena masalah sepele, bahkan saat mereka dijalan tidak ada yang memulai pembicaraan.

"Lo-"

"Masuk sana"

"Gue mi-"

"Gue balik"

Kini raina merasa sangat bersalah. Ia menatap raindra yang semakin menjauh mengendarai motor dari pandangannya. Iapun memutuskan untuk masuk kedalam rumah sambil memikirkan cara supaya sahabatnya itu kembali ceria.

•¤•¤•¤•

Keesokan harinya. Raina dengan perasaan cemas menghampiri raindra yang sedang berada didalam uks. Suasana uks begitu sunyi, ia menatap seorang laki-laki sedang berbaring memunggunginya di ranjang uks yang ia yakini adalah raindra.

"Raindra, lo kenapa?"

Raindrapun membalikkan badannya. Tatapan yang begitu mendominasi dengan penampilannya yang begitu lesuh. "Raina... Mau peluk"

Tanpa pikir panjang, raina langsung memeluk raindra yang sedang berbaring. Tidak butuh waktu lama, rainapun dengan cepat melepaskan pelukannya. "Lo demam?"

Tidak ada jawaban dari raindra. Raina melihat obat dan air putih yang terletak diatas nakas, iapun mengambil obat itu dan membantu raindra untuk meminumnya. Baru saja ia akan kembali kekelas, tiba-tiba lengannya ditahan oleh raindra.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang