Part 21

12 3 0
                                    

Raina berjalan mendekati Karina dan Calvian yang sedang duduk di kursi. Malam semakin larut, disana masih dengan orang yang sama. Tidak ada satu pun dari mereka yang memutuskan untuk pulang.

"Om, tante, maafin raina...."

Karina yang melihat Raina berlutut menyuruhnya untuk duduk disebelahnya. "Kamu enggak salah"

"Raina salah tante.... Raina enggak pantas jadi sahabat raindra. R–raina...."

"Kamu orang baik na. Tante bahagia saat melihat raindra punya sahabat seperti kamu. Terima kasih udah mau jadi sahabat terbaik raindra"

"Enggak tante. Raina salah. Raina yang membuat raindra seperti ini. Raindra seperti ini karena menyelamatkan raina. Marahin raina tante, luapin emosi tan–"

"Raina.... Udah ya nak. Lihat tangan kamu. Kamu juga terluka. Jangan kaya gini, kamu bikin tante sedih"

Karina memeluk Raina, mencoba menenangkannya yang terlihat sangat bersalah. "Tante sudah dengar semuanya dari dokter andy" ucapnya

Ceklek

"Hanya satu orang boleh melihat raindra. Kalian bisa saling bergantian. Tapi saya mohon, jangan sampai membuat raindra terganggu. Kondisinya baru saja stabil" ucap Dokter Andy

Raina menatap Karina, "Tante?"

"Kamu aja na"

Raina sangat berterima kasih kepada Karina. Sebenernya ia ingin sekali bertemu dengan Raindra. Sebelum masuk, ia menatap Calvian selaku papah Raindra. Sepertinya kedua orang tua Raindra sangat mempercayainya.

Raina menatap Raindra yang sedang terbaring dengan wajah pucatnya. Sudah tidak ada lagi darah yang mengalir dari kepala dan hidung Raindra. Raina tersenyum saat melihat wajah sahabatnya yang begitu damai.

"Raindra, bangun dong"

Raina tahu, tidak akan ada jawaban dari sahabatnya itu. Ia sesekali menghapus air matanya. Raindra akan merasakan sakit jika melihat ia menangis.

"Lo beneran suka sama gue? Gue denger ucapan akhir lo sebelum lo pingsan. Gue mau denger sekali lagi. Buktiin kalau lo benar-benar suka sama gue. Gue enggak tau. Lo suka gue sebagai sahabat, atau lebih?"

"Cepat sadar ya. Gue mau denger ocehan lo lagi. Gue akan kabulin apapun keinginan lo. Raindra, gue sayang sama lo...."

•¤•¤•¤•

Sudah 3 hari Raindra berbaring di ruang ICU dengan keadaan yang sama. Laki-laki itu sepertinya enggan membuka mata. Raina satu-satunya orang yang selalu menemani Raindra. Ia hanya pulang ke apartemen 1 hari 1 jam, setelah itu ia akan kembali ke rumah sakit. Bahkan ia tidur disana, berharap Raindra cepat sadar saat mengetahui keberadaannya.

Lagi-lagi Raina yang berada di dalam ruangan. Karina, Calvian, Rainhard, Eric, dan juga Tristan berada di depan ruangan. Hari ini mereka libur sekolah, jadi mereka akan menemani Raina di rumah sakit.

Mulut Raina seketika tidak mampu mengeluarkan sepatah kata. Jari Raindra bergerak. Ia menangis bahagia melihat hal ini. Dengan cepat, ia memanggil Dokter Andy untuk segera datang ke ruangan.

"Raina....."

Raina menangis saat mendengar Raindra memanggil namanya. Ia segera menghapus air matanya saat melihat Raindra mulai membuka mata.

"Raina....."

Raina menggenggam tangan Raindra, sesekali mengelus punggung tangannya. "Gue disini" ucapnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang