Sudah 2 hari salsa mengurung diri didalam kamar. Ia hanya keluar untuk makan bersama dan pergi ke supermarket untuk berbelanja bahan makanan. Rainhard tidak mau ikut campur masalah kedua orangtuanya itu. Karena kali ini amarah mamahnya lebih menyeramkan dari biasanya.
Pintu apartemen terbuka. Terlihat wajah cemas marvel saat melihat istrinya yang sedang duduk disofa sambil menonton acara televisi. Rainhard dan raina tersenyum menyambut kepulangan marvel, berbeda dengan salsa yang tidak memperdulikan kehadirannya.
"Mamah marah sama papah?"
Belum ada jawaban dari sang istri. Marvel tidak mau istrinya marah sampai beberapa hari kedepan, iapun terus berusaha membuat salsa membuka suara.
"Mah, maafin papah..."
"Papah kenapa sih?! Katanya pulang hari jumat, tapi kenapa sampainya hari minggu?!"
"Papah ma-"
"Banyak alasan! Engga pernah menepati janji!"
"Mah udah, malu tuh ada raina"
"Ngapain malu?! Raina kan udah jadi keluarga kita!"
Marvel menatap raina tidak enak saat emosi istrinya mulai meningkat. "Raina, maafin tante–"
"Kamu bilang apa? Tante?!"
"Eh maksud papah, maafin mamah kamu ya"
Raina hanya tersenyum, menyaksikan sepasang suami istri yang sedang bermasalah. Rainhard yang menyadari ucapan mamahnya sedikit kurang enak didengar langsung mengajak raina masuk kedalam kamar.
"Apa mereka sering berdebat dirumah?"
"Ya gitu. Papah yang selalu ingkar janji, dan mamah yang mudah terpancing emosi. Sebenarnya alasan gue tinggal diapartemen ya karna itu"
Raina menghela nafasnya, lalu duduk ditepi kasur. Saat ia mengambil bantal yang terletak tidak jauh darinya, matanya terasa perih. Raina pun langsung mengucak matanya.
Tiba-tiba rainhard menghentikan aktivitasnya. Selang beberapa detik, rainhard mendekatkan wajahnya, meniup mata raina yang sedikit merah. Rainhard hendak menjauhkan wajahnya, tetapi suara seseorang membuatnya membeku.
"Kalau mau berbuat sesuatu harus kunci pintu. Kan engga enak kalau aktivitas kalian terganggu" ucap salsa sambil tersenyum jahil.
"Papah sama mamah mau pulang, terima kasih sudah mau menampung mamah kamu disini" lanjut marvel dan langsung mendapat cubitan kecil diperutnya.
Ceklek
Pintu kembali tertutup. Tatapan raina dan rainhard saling bertemu, suasana pun terasa begitu canggung. Mereka masih berada diposisi yang sama, saling menatap tanpa mengucapkan sepatah kata.
Suara dering ponsel membuyarkan suasana. Dengan cepat rainhard menjauhkan dirinya, dan raina langsung mengambil ponselnya yang berada diatas nakas.
"Halo raindra, ada apa?"
"Na, besok gue dateng telat. Nanti bilangin pak bagas ya"
"Emangnya kenapa?"
"Biasa, ada urusan mendadak"
"Kira-kira lo datang jam berapa?"
"Jam sembilan mungkin. Nanti gue usahain datang lebih cepat"
"Yaudah. Tapi lo harus selalu kabarin gue ya"
"Iya-iya cantik...."
Raina menaruh kembali ponselnya diatas nakas. Iapun menatap rainhard yang masih berdiri didepannya. Merasa dirinya diperhatikan, rainhard pun langsung berjalan keluar, meninggalkan raina yang masih duduk terdiam diatas kasur.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Teen FictionRaina Putri Aurelia, wanita yang jarang sekali berkomunikasi dengan orang lain kecuali dengan sahabat laki-lakinya. Ia sering sekali dilibatkan oleh berbagai masalah karena sahabatnya itu. Tanpa ia sadari, teman laki-lakinya dimasa lalu hadir dengan...