Part 13

30 5 0
                                    

Suasana kelas begitu berisik setelah mendengar kabar bahwa sekolah akan mengadakan pertandingan basket. Sedari tadi, raindra bersandar dibangkunya tanpa memperdulikan teman-temannya yang sibuk memilih anggota.

"Selamat siang anak-anak" ucap pa bagas yang baru saja memasuki kelas.

"SIANG PA"

"Tristan, coba bapak liat siapa saja yang mau ikut pertandingan"

Tristan berjalan menghampiri pa bagas, lalu memberikan selembar kertas kepada wali kelasnya itu.

"Anggotanya kurang satu. Ayo siapa lagi yang mau ikut?"

Susana kelas seketika sunyi. Beberapa murid saling melirik satu sama lain. Raina menggerakkan lengan raindra yang sedari tadi tertidur disebelahnya.

"Raindra, nanti kamu ikut main ya"

Raindra yang baru saja terbangun dari tidurnya tidak mencerna perkataan pa bagas. Kini ia menjadi pusat perhatian seisi kelas.

"Raindra, kamu dengar kan apa yang bapak sampaikan?"

"I-iya pa"

"Bagus. Kamu harus jaga kondisi tubuh kamu, jangan sampai sakit. Pertandingannya akan diadakan lusa"

"Pertandingan?"

"Bapak cape ngomong sama kamu" ucap pa bagas lalu membuang nafasnya berat. "Iya raindra.... Lusa ada pertandingan basket. Kamu, tristan, rainhard, eric, sama lano mewakili kelas. Paham?" lanjutnya

"Saya engga mau main pa. Bayu aja tuh yang gantiin saya"

"Engga bisa. Tadi pagi kaki dia terkilir, nanti kalau makin parah gimana? Lagian kamu kan jago main basket"

"Tapi pa, sa-"

Kring!!!

"Bel sudah berbunyi, kalian boleh pulang" ucap pa bagas sebelum keluar dari kelas.

Raina mengusap bahu raindra. Ia yakin, sahabatnya itu akan melakukan berbagai cara untuk keluar dari tim. Raina pun bingung, mengapa raindra tidak pernah mau mengikuti pertandingan? Bisa dilihat, raindra pandai dalam melakukan segala hal. Hanya saja, sahabatnya itu terlalu malas untuk melakukannya.

Saat sampai diparkiran, raindra tidak langsung pulang. Ia memutuskan untuk duduk sejenak dibawah pohon yang cukup rindang. Raina pun ikut duduk disebelahnya.

"Na...."

"Apa?"

"Bantuin gue dong. Otak gue lagi mumet, engga bisa mikir"

"Udahlah lo ikut aja"

"Engga mau"

"Kenapa?"

"Lo tuh engga pernah ngertiin gue"

"Ngertiin gimana coba? Lo aja engga ngasih gue alasan kenapa engga mau ikut pertandingan. Ayolah.... Sekali ini aja, lo berjuang demi kelas kita"

"Ta-"

"Gue akan nurutin satu kemauan lo, kalau lo bisa bikin kelas kita menang"

"Apapun?"

"Iya, lo boleh minta apapun sesuka hati lo"

"Oke deal!"

•¤•¤•¤•

Kini, hari yang mereka tunggu-tunggu datang juga. Banyak para siswa siswi yang sedang menyaksikan pertandingan dipinggir lapangan. 10 menit lagi pertandingan selesai. Selanjutnya yang akan bertanding adalah kelas 12 Ipa 2 dengan kelas 12 Ips 1.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang