14

156 23 9
                                    

Kelas begitu sepi, hari ini kota mu sedang diguyur hujan, sudah dari semalam. Mahasiswa yang datang terlihat begitu malas, dan hanya ada beberapa orang saja yang masuk. Memang cuaca seperti ini nikmat dipakai untuk tidur.

Kamu menopang dagu, menatap jendela yang basah. Sangat bosan. Kamu menoleh ke samping, tempat Chanyeol biasa duduk, bahkan lelaki itu tidak masuk disaat seperti ini.

Dosen datang dengan santai, Pak Kemal memang dosen yang masih dibilang muda, beliau termasuk golongan dosen yang asik, sangat suka berbaur dengan mahasiswa, apalagi mahasiswa dari UKM fotografi.

"Segini doang nih yang hadir?" Tanya Pak Kemal setelah absen.

"Iya Pak, enak nya sih tidur di rumah." Jawab salah satu mahasiswa berambut gondrong, namanya Ilham, kaka tingkat.

"Yee.. gini doang pada bolos, cemen banget."

Pak Kemal lalu memberi materi. Materi yang di sampaikan mudah, tapi kamu tidak begitu menyimak, karena pikiran mu sedang kemana-mana. Mengingat kejadian kemarin lusa.

Lagi-lagi kamu melirik samping.

Kak Chanyeol kemana, ya?

Jiwa penasaran mu begitu tinggi, dan entah mengapa rasanya ingin sekali bertemu dengan Chanyeol. Wajahmu memerah, membayangkan wajah Chanyeol yang sedang tersenyum.

Gue pasti udah gila!

"HWANG YN!"

Kamu terkejut, Pak Kemal memanggilmu dari depan.

"Ada apa, Pak?"

"Kamu lagi galau-in siapa sih? Dari tadi saya panggil loh YN."

"Ma-maaf Pak.."

"Sini, saya mau minta tolong." Pak Kemal menyuruhmu ke meja dosen.

Kamu beranjak dari kursi paling belakang, menghampiri Pak Kemal. Setelah sampai di meja dosen, Pak Kemal langsung memberimu tugas.

"Ada 2 hal nih, YN. Yang pertama ini penting buat masa depan kamu," Pak Kemal mengeluarkan selembaran poster, "Ini ada lomba fotografi tingkat provinsi, nanti kalau kamu juara, bakal naik ke tingkat nasional, dan jika kamu depet juara juga, bakal naik lagi ke tingkat internasional."

Kamu mengambil selembaran poster itu, lalu membaca nya teliti. Tertera tulisan bahwa akan mendapat hadiah yang besar, tidak... Kamu tidak mengicar itu. Kamu hanya ingin karya kamu dikenal oleh banyak orang.

"Baik, Pak. Tolong daftar-kan saya, ya." Kamu langsung menerima tawaran Pak Kemal.

"Bagus, saya suka mahsiswa yang nggak banyak mikir kaya kamu. Cuma jangan kebanyakan ngelamun pas matkul." Ejek Pak Kemal.

"Kalau itu saya minta maaf, Pak." Kamu menggaruk leher yang tidak gatal.

"Ah, ini satu lagi."  Pak Kemal menyodorkan Jurnal yang begitu tebal.

"Ini apaan, Pak?" Kamu mengambil Jurnal itu.

"Saya titip ini ke kamu, tolong kasih ke Chanyeol."

Kamu mengernyitkan kening, "kok saya, Pak?"

"Kamu kan satu kelompok, lebih sering ketemu di banding saya.. terus besok saya mau keluar kota, jadi nggak sempet ngasih langsung," Pak Kemal nyengir lebar, "Tolong ya, YN."

"Saya nggak tau alamat nya Kak Chanyeol, Pak." Kamu berusaha menolak.

"Saya tau kok," Pak Kemal membuka ponsel nya, tak lama ponsel mu berdering, "Udah saya kirim, tuh."

Yah percuma deh, Pak Kemal emang gak bisa ditolak, ada aja akal nya.

"Yaudah, iya deh." Kamu kembali ke meja, lalu melihat ke sekeliling.

Black Prince || Park Chanyeol [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang