03

264 36 0
                                    

Bunyi detak jarum jam mengisi kesunyian, semua orang sibuk dalam pikirannya masing-masing. Bisa terlihat dari wajah-wajah yang tersiksa, mengerutkan dahi, mulut yang mendumal, dan tangan yang memijat pelipis. Ada satu orang yang terlihat santai dalam mengerjakan kuis mendadak ini, dia adalah Kyungsoo. Lelaki yang memang sangat cerdas dari jurusan Sastra Inggris, namanya sudah terkenal di penjuru kampus, si pemenang lomba debat internasional.

Mata Kyungsoo jeli membaca huruf perhuruf, tangannya dengan lincah mengisi lembar jawaban. Tanpa berpikir panjang lagi, sekali membaca ia langsung mengisi jawaban.

Kreek

Decitan kursi yang bergesekan dengan lantai, membuat semua pasang mata mengarah ke sumber suara. Kyungsoo berdiri dengan wajah tidak berekspresinya, menghampiri dosen yang matanya menjalar kepenjuru ruangan. Dosen itu tersenyum puas, melihat Kyungsoo yang menghampiri sambil membawa kertas yang ada di tangannya.

"Gila! Baru 20 menit."

"Beda banget anjir bocah pinter."

"Belagu."

"Emang beda sih, kalo pinter mah. Lah kita goblok semua."

Bisikan-bisikan itu sudah biasa ia dengar, meski ada yang mengagumi dan membencinya ia tidak pernah meladeni mereka. Memang merepotkan, lebih baik terlihat apa adanya, dari pada bersandiwara. Kyungsoo langsung keluar kelas, tanpa menoleh lagi, ia malas berteman dengan orang-orang. Lelaki itu berjalan tergesa, melewati orang-orang dengan acuh tak acuh ketika ada yang menyapanya. Ia harus ke perpustakaaan, meminjam buku yang harus ia terjemah dalam bahasa Indonesia.

Perpustakaan terletak bersampingan dengan gedung jurusan Broadcasting. Ia teringat dengan gadis yang kemarin ia temui di lift dan kantin. Sempat mengobrol, walau cuma sebentar. Lelaki itu celengak-celinguk ketika melewati gedung Broadcasting, siapa tau bisa bertemu dengan YN. Hanya ingin bertegur sapa, entah kenapa dirinya tidak biasa seperti ini, padahal baru bertemu dengan YN pun kemarin. Gelak tawa yang tidak jauh dari tempatnya berdiri mengalihkan perhatiannya, Kyungsoo melihat YN bersama dua gadis, yang satu berambut panjang lebih terlihat pendek, yang satu lagi agak tinggi dan sedikit nyentrik, dan satu laki-laki dengan penampilan yang fashionable. Niatnya untuk menyapa YN sirna, melihat YN bersama teman-temannya akhirnya Kyungsoo memutuskan untuk terus berjalan ke perpustakaan.

"Jadi lo satu kelompok sama Chanyeol?" Namira yang menggandeng tanganmu menengadahkan kepala sedikit, Namira sedikit lebih pendek dari kamu.

Kamu mengangguk, "iya, gue kaget banget sih."

"Tapi lo beruntung, bisa satu kelompok sama pangeran!!" Seru Dara excited, memang penggemar berat Chanyeol.

"Beruntung apanya coba.." gumamu, yang ada malah buntung, tambahmu dalam hati.

"By the way Kai, lo temanan sama pangeran kan?" Tanya Dara.

Kai yang asik dengan handphone kini melirik Dara dengan satu alis terangkat, "Chanyeol ya.. kok lo kepo sih burung???"

"Sialan! Jawab aja napa susah bener." Dara menjambak rambut Kai, membuat lelaki itu meringis kesakitan.

"Gelo sia! Sakit bego!" Kai mengusap kepalanya, lalu merapikan rambut yang dijambak oleh Dara, "gue cuma pernah satu kali nongkrong bareng, anak nya sih agak pendiem gitu.. lagian dia kating sih jadi gue jarang interaksi dah. Eh eh lo nanya-nanya gini mau selingkuh dari si Ujang ya?!"

"Oh jadi pacar nya Dara udah ganti nama jadi Ujang?" Suara polos Namira keluar begitu saja.

"Gue juga baru tau, Mir." Sahutmu diselingi tertawa geli.

"Emang bener-bener si Kaimpet! Gue doain lo jomblo seumur hidup!" Dara menunjuk-nunjuk Kai dengan telunjuk lentiknya.

Kai menahan jari telunjuk Dara agar tidak mengenai kening mulusnya, "paling juga mantul itu doa, lo yang jomblo seumur hidup! Yhaa mampus gue udah ngebayangin aja lo jadi perawan tua."

Kamu dan Namira tertawa melihat kelakuan dua manusia didepanmu, mereka selalu seperti ini jadi kamu dan Namira tidak heran dan tidak berniat untuk memisahkan mereka.

"Eh abis gitu ternyata kalian jodoh," kamu menaikan turunkan kedua alismu, menggoda mereka berdua, "gimana tuh nanti."

"GAK BAKAL!" Teriak Kai dan Dara berbarengan, membuat Dara menatap Kai sinis sementara Kai mendengus sebal.

Tawamu dan Namira pecah, menggelengkan kepala melihat kelakuan mereka. Padahal mereka itu cocok, tapi saling menyangkal. Kai juga hanya mendekati perempuan, tapi tidak ada satupun yang menjadi pacarnya, katanya sih "yang sepsial mah ada, masa muda gini cari pengalaman dulu, kalo udah serius baru deh yang spesial di gas." Ngomong-ngomong Kai, teman-temanmu tidak ada yang tahu jika kamu dan Kai adalah sepupu, itu karena kamu memang tidak ingin memberi tahu siapa-siapa. Karena yang akan repot adalah kamu, cewek-cewek yang Kai dekati pasti akan mendekatimu dan itu hanya untuk mengetahui informasi Kai atau sekedar ingin bertemu dengan Kai. Sudah cukup masa SMA-mu yang tidak indah gara-gara Kai sialan ini. Kamu hanya ingin diam, biar teman-teman kamu yang tahu sendiri tanpa kamu beri tahu.

"YN.. YN." Dara mengguncangkan lenganmu.

"Kenapa—"

"Ekhem."

Eh.. suara ini? Suara ini muncul dari belakangku.. nggak mungkin kan dia....

"YN, lagi sibuk gak?"

Kamu langsung berbalik, kepalamu menengadah karena orang dihadapanmu sangat tinggi, menampakan senyuman manis menambah ketampanan si pemilik tubuh jangkung ini.

"Kak Chanyeol?!"

Chanyeol lagi-lagi tersenyum, membuat Dara dan Namira terhipnotis dengan senyuman maut sang pangeran. Tidak dengan kamu yang kaget setengah mati, dan Kai yang menatap Chanyeol penasaran. Masih tidak percaya bahwa Chanyeol menghampirimu terang-terangan, di lobby gedung jurusanmu saat ini dimana semua pasang mata yang ada disini menatapmu dan Chanyeol penasaran. Karena hal ini tidak biasa, lelaki yang ada di depanmu ini bukan lelaki yang sembarangan menghampiri perempuan, bahkan bisa jadi ini pertama kalinya ia menghampiri perempuan di hadapan banyak orang.

"Bisa ikut gue sebentar?" Ucapannya sangat sopan, bahkan lembut. Siapapun yang mendengarnya pasti akan luluh.

"E-eh? Kemana Kak?"

"Ke suatu tempat," Chanyeol menatap teman-temanmu dengan tatapan yang sangaaat lembut, "pinjem YN nya dulu, ya?" Izin-nya pada teman-temanmu.

"Oh!! Iya-iya! Jangan sampe lecet ya!!" Balas Dara semangat.

"Good luck, you're so lucky!" Bisik Dara, lalu mendorong punggungmu. Karena tidak siap dengan itu, kamu sedikit terhuyung dan refleks Chanyeol memegang tanganmu.

"Oops.." Kai yang melihatnya langsung menutup mulutnya, menahan senyuman konyol. Sementara Dara dan Namira melihatmu dengan tatapan berbinar-binar.

"M-maaf kak! Maaf banget!!" Kamu membungkukkan tubuh berkali-kali, takut Chanyeol marah.

Wajah Chanyeol menahan kekesalan, tapi ia tetap berusaha tersenyum dihadapan banyak orang, "lo gapapa, kan? Kalo gapapa ayo jalan sekarang."

Kamu mengangguk, lalu Chanyeol membalikan tubuh berjalan duluan dengan kamu yang menyusulnya di belakang. Kamu menolehkan kepala ke arah teman-temanmu, melihat Dara yang melambaikan tangan berbicara tanpa suara menyemangatimu, sementara Namira hanya tersenyum dan mengepalkan tangan nya tanda memberi semangat, dan Kai hanya diam memandang kamu berjalan di belakang Chanyeol.

Chanyeol mambawamu kebelakang kampus, tempat dimana kamu dan Kai mengambil gambar dan melihat Chanyeol dengan dengan wajah yang tidak biasa tempo hari. Punggung tegap nya menghalangi pengelihatan depanmu, tingginya tidak wajar! Kamu tidak bisa melihat ekspresi lelaki itu, yang sebenarnya kamu ingin melihat ekspresinya sekarang saat berdua denganmu, apa masih sama seperti kemarin? Jika sama, memang ada sesuatu yang aneh pada diri lelaki itu.

TBC

Black Prince || Park Chanyeol [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang