Kamu berdiri di depan mini market, menunggu Chanyeol yang masih berada di kasir. Mengusir Hyunjin agar tidak berisik, anak itu akhirnya pergi dengan wajah yang menyebalkan. Menggerakan kaki kekanan dan kekiri, sesekali mengintip dari balik kaca mini market. Belanjaan yang cukup banyak, kamu bisa melihat banyak sekali bungkusan camilan, beberapa minuman dan kebutuhan rumah seperti sabun dan parfum. Kamu menghembuskan nafas pelan, menjadi lebih gugup dari sebelumnya. Bagaimana jika wajahmu aneh di depannya?! Pakaian mu yang aneh menurutnya? Dan bicaramu yang gelagapan seperti sedang disidang di hadapan hakim.
Kring
Pintu mini market terbuka, kaki panjang dengan sandal flip-flop, celana training dan sweater hitam, kini menghampirimu dengan wajah yang biasa saja. Sama seperti yang kamu lihat saat sedang bersama Kai tempo hari. Entah apa yang mengubah wajahnya menjadi seperti tidak bersahabat begitu. Perasaanmu mulai gundah, kamu mulai berpikir hal seperti ini menganggu kegiatannya tadi, sehingga Chanyeol terusik dan tidak suka.
"Kak—"
"To the point."
Singkat. Padat. Dan jelas. Satu kalimat, suara yang datar, tatapan tajam menghujami Mu, satu tangan yang dimasukan ke saku celananya.
Jantungmu berdebar kencang, ini aneh. Benar. Kamu tidak salah lihat kemarin, bahwa ini adalah dia yang sebenarnya. Matamu terpaku menatap manik indah miliknya, tatapan tajam nya membuatmu tidak kuat lama-lama menatapnya.
"Maaf—, tapi kak gue mau tanya." Kamu menghirup udara sebanyak-banyaknya, "Anu— tugas yang harus dikerjakan itu kan menonton film. A-apa yang mau Kakak tonton? B-biar gue juga tonton film yang sama."
Sial. Kamu merutuki dirimu sendiri. Kenapa begitu gelagapan dihadapannya. Bodoh YN bodoh!
"Ribet."
Seperti ada yang menghantam kepalamu dengan batu besar, satu kata itu membuatmu benar-benar lemas. Apakah ini Chanyeol yang sebenarnya? Apa ini sifat aslinya? Atau mungkin dia memang sedang dalam mood yang tidak baik.
"Nonton bareng aja, hari Sabtu gue tunggu di bisokop X jam 10 pagi. Lo telat, gue gak akan nulis nama lo di kelompok."
Kamu memandang punggung Chanyeol yang kokoh, setelah mengatakan itu Chanyeol langsung pergi tanpa mengucapkan salam perpisahan atau basa-basi. Matamu berkedip beberapa kali, dengan kepala yang sedikit miring, punggung Chanyeol yang semakin mengecil lalu hilang di perempatan jalan.
Dalam perjalanan, kamu masih terus berpikir dan mengingat wajah Chanyeol yang terpampang jelas di memorimu, wajahnya datar tidak ada senyum tidak seperti biasanya yang cowok itu lakukan setiap berada di kampus. Pikiran aneh mulai mempengaruhimu, kamu terus berpikir jika lelaki itu memiliki dua kerpibadian, dan itu sangat mengerikan, membuatmu bergidik disepanjang jalan, membayangkannya saja sudah mengerikan. Bukan, mungkin saja memang lelaki itu hanya lelah atau dalam mood yang jelek, cuaca hari ini juga kurang bagus. Tentu saja cuaca sangat berpengaruh dalam mood sebagian orang.
^•^
"Udah gila." Hyunjin menggelengkan kepalanya saat masuk ke dalam kamarmu.
Kamu meliriknya sinis, "Ngapain lo? Menganggu kehidupan nonton drakor aje."
Hyunjin duduk disampingmu, dengan senyum miring, sudah dipastikan anak kunyuk ini pasti ada sesuatu, "Kak, tadi tuh pacar Kakak, ya?"
"Hah, siapa?"
"Ck," Hyunjin berdecak, "emang gini sih kalo punya Kaka blo'on, susah."
"Sialan!" Kamu menendang bokong Hyunjin, sampai lelaki itu terjatuh dengan bunyi 'DUG' yang lumayan.
"Anjing," umpat Hyunjin sambil berusaha bangkit, "Kalo tulang ekor gue patah gimana?! Lo mau gantiin?!!"
Kamu tidak menghiraukan perkataannya, kembali ke layar laptop tanpa memperdulikan makhluk astral yang ada didalam kamarmu. Baru beberapa detik damai, tiba-tiba
BUGH
"HYUNJIN BANGKEEEE!!!!" Teriakmu keras, kamu berdiri dan mengejar Hyunjin yang turun kebawah, bersembunyi dibalik punggung Bunda, sialan anak setan!
"Awas, Bun! Mau aku kulitin dia!" Serumu berapi-api, Hyunjin mengintip sedikit dari balik punggung Bunda.
"Aduh, kalian kenapa sih setiap hari pasti deh. Kapan akur nya coba," Bunda menggelengkan kepalanya, dengan tangan yang sedang memegang sayuran, "Kamu juga, jangan suka iseng sama Kakak nya dong."
"Bun.. Bun tau gak?" Hyunjin berbisik, matamu menyipit curiga, "Kakak punya pacar lho!" Bodohnya anak yang satu itu, berbisik tapi masih terdengar.
"Nggak tuh, Bun! Dia sok tau." Sangkal kamu segera, dasar lambe! Gosip dari mana juga.
"Serius Bun, tadi tuh adek ketemu sama Kakak di Mini Market, terus Kakak ketemu abang-abang ganteng, tapi masih gantengan aku sih..."
Hidungmu sudah kembang kempis, ingin sekali melempar Hyunjin dengan botol kecap yang ada disampingmu. Tapi disamping Hyunjin ada Bunda, takut salah sasaran jadi kamu yang terkena semprot.
"Haduh.. Kamu juga sama, gebetan kamu banyak banget. Bunda pusing tahu, tiap keluar rumah banyak banget anak cewek yang nyapa," Bunda meletekan sayuran di meja, lalu menatap kalian berdua sambil menggelengkan kepala, "Adek cepet belajar, sebentar lagi Ujian. Kakak juga, jangan nonton drama terus, nggak sehat buat kesahatan kamu. Geus geura pergi ke habitat masing-masing sana, jangan ganggu kehidupan memasak Bunda!"
"Ish atuh Bunda mah! Bosen belajar mulu, Adek udah pinter."
"Pinter ngibul." Timpalmu.
"Berisik babon!" Balas Hyunjin.
"Lo babi!"
"Anoa!"
"Kampret!"
"Hayo lagi hayo!" Bunda mengambil dua pisau yang ada di depannya, menyodorkannya ke kamu dan ke Hyunjin, "Ayo cepet lanjut! Bunda liatin."
Gawat, Bunda marah.
"Kalian ini udah pada gede, tapi masih aja berantem. Bahasa tuh dijaga! Bunda nggak pernah ya ngajarin kalian bahasa begitu, dapet dari mana kalian, hah?!" Bunda menaruh pisau kasar, berkecak pinggang dengan wajah yang marah, "Adek, belajar sekarang! Kakak, kerjain tugas nya!"
"Iya, Bun.." kamu dan Hyunjin menunduk, berjalan ke lantai dua sambil terus senggol menyenggol, mengumpat dengan nada 'lo sih.' Pasti akan selalu seperti itu, kalau kamu dan Hyunjin ribut di depan Bunda.
Dikamar, kamu langsung berbaring sambil memainkan ponsel. Melihat group chat kamu, Dara dan Namira. Diliha-lihat Dara sedang kasmaran, pasalnya gadis itu baru saja kencan dengan pacarnya. Sementara Namira, ia baru saja dihubungi oleh sang gebetan. Kamu tersenyum miris, melihat teman-temanmu yang memiliki kisah kasih yang indah dimasa muda, tidak seperti kamu tidak memiliki gebetan atau pacar. Awalnya kamu memang tidak tertarik dengan hal-hal seperti itu, hanya membuang-buang waktu. Tapi seiring berjalannya waktu, melihat teman-teman mu bercerita tentang lelaki yang mereka sukai, membuat kamu ingin mencoba untuk jatuh cinta. Tapi itu juga membuatmu mengindari masalah percintaan, tidak jarang teman-temanmu menceritakan kepatah hatian mereka, bagaimana sang lelaki mematahkan hati mereka berkeping-keping, hingga membuat teman-temanmu tidak berhenti menangis, bahkan tidak fokus dalam mengerjakan apapun.
Tetap saja, dalam hati kecilmu, kamu ingin mempunyai seseorang yang spesial dihatimu, seseorang yang bisa membuatmu merasakan indah nya jatuh cinta, seseorang yang bisa memberimu kasih sayang, seseorang yang selalu membuatmu bahagia. Munafik, jika kamu hanya memikirkan kebahagiaan saja, nyatanya kamu juga memikirkan bagaimana seseorang akan membuatmu menangis, seseorang yang membuatmu tidak ingin menjalani hidup lagi. Bisa saja.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Prince || Park Chanyeol [✔️]
FanficIni tentang kamu yang bertemu dengan seorang pangeran. Ya.. pangeran dikampusmu. Tapi siapa sangka dibalik semua itu, dia hanya bersandiwara? Dan menunjukan sifat aslinya kepadamu yang seperti.... iblis. Cast : YN (Your Name) - Park Chanyeol *** ‼️...