sungchan bosan. Sungchan kesal. Sungchan sebal.
semua orang di rumah tidak ada yang bisa diajak bermain oleh dia ataupun mengobrol bersama dia. Menyebalkan sekali bukan? Semua orang sibuk berada di kamarnya setiap hari—minus bubu yang berada di kantornya.
Yang pertama, mas nya si jeno itu sibuk sekali berpacaran dengan buku, mentang mentang kemarin dari toko buku dan membeli 6 buku sendiri. Dan tentu saja tidak bisa sungchan ganggu atau pria itu akan marah. Marah nya dia sangat menyeramkan. dan tentu saja sungchan tidak diperbolehkan untuk meminjam barang barang nya selama beberapa hari. Menyebalkan memang.
Yang kedua, abangnya yang sekarang tidak pernah keluar dari kamar nya, keluar pun hanya untuk makan, jika dipaksa bubu. Atau lebih memilih membawa makanannya ke dalam kamar karena ujian masuk perguruan tinggi—yang sungchan yakini mark bisa lolos itu akan diadakan kurang dari dua minggu lagi.
Yang terakhir ini paling seram, jika abangnya tidurnya menjadi berantakan, kakaknya malah tidak tidur demi mengejar lulus tahun ini. Matanya berkantung hitam, rambut nya gondrong, makan pun harus diantar ke kamar nya. Mirip vampire.
Chenle sedang berada di china, di rumah kakeknya dan baru kembali besok. Jisung? Sungchan tidak mau tertular anehnya anak yang sering mengobrol dengan pohon itu. Tidak terima kasih.
Oh sungchan lupa kalau dia punya kakak satu lagi. Bukankah lebih baik mengganggu bubu atau om doy daripada bosan sendirian di rumah?
Mengganti baju nya dengan kaos dan kemeja biru muda yang tidak di kancing, sungchan beranjak menuju kamar orang yang paling tua yang berada di rumah alias kak jaehyun guna meminta izin.
"Masuk dek" ujar jaehyun mendengar sungchan mengetuk pintu. Sungchan ternganga melihat kondisi kamar kakak nya.
Piring bekas sarapan masih ada, begitupula gelas nya yang sudah kosong, cup mie masih ada di ujung ruangan, kaleng kopi tergeletak di meja, sementara sang pemilik kamar tengah membereskan bekas snack yang berserakan di lantai dengan sapu di tangan kiri nya.
"Kenapa dek?" Tanya jaehyun sembari meletakkan semua sampah nya di tempat sampah yang berada di ujung kamar.
"Itu kak, adek mau izin ke kantor bubu" jaehyun hanya mengangguk, meregangkan badan nya hingga terdengar bunyi kretek kretek pada tulangnya.
"Mau dianter?" Dan menabrak trotoar? tentu saja tidak terima kasih. Lebih baik menaiki taksi daripada diantar kakaknya yang sudah setengah mengantuk itu.
"Ngga usah kak. Naik taksi aja. Uangnya ada kok. Adek pamit ya" ujar sungchan melambaikan tangannya. Jaehyun hanya tersenyum menunjukkan lesung pipi nya sebelum merebahkan tubuhnya di ranjang dan langsung terlelap.
Perjalanan dari rumah ke kantor membutuhkan waktu lebih dari 45 menit karena macet dan itu menyebalkan. Biasanya hanya 20 menit juga, kenapa sekarang jadi dua kali lipat?
Sungchan menatap gedung bertingkat yang sangat tinggi di hadapannya dari seberang jalan. Jalanan cukup ramai kali ini, ada beberapa ibu ibu beserta balita, ada pula beberapa orang yang sedang menunggu bus karena ini tempat pemberhentian bus lalu adapula beberapa karyawan dengan nametag di leher nya.
"awas dek" sungchan menarik seorang anak kecil yang terlepas dari pengawasan ibu nya saat hendak menyeberang. Anak itu berlar ke tengah jalan ketika lampu belum menunjukkan lampu merah. Sungchan sedikit berlari tadi karena posisi sungchan berada paling dekat dengan jalan.
Tindakannya membuat beberapa kendaraan berhenti mendadak sementara dia sendiri terjatuh dengan lengan menahan agar kepala anak kecil itu tidak terjatuh. Suasana riuh, semua orang mengerubungi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMANTE
Fanfiction"bubu sayang kalian semua. Di rumah jangan bandel, nurut sama kakak. Pulangnya nanti bubu bawain makan" -taeyong "Bangun, udah jam 7 atau kakak bawa selang air ke atas?" -jaehyun "Mas sama adek udah jangan ribut terus. Bubu sama kakak belum pulang...