"Aduh" lagi dan lagi sungchan terantuk pintu ketika ia pertama kali masuk sekolah, entah ini karena tubuh nya terlalu tinggi atau mata nya yang sedikit kabur sehingga dia bisa menabrak pintu di hadapannya.
"Adek liat liat jalannya" tegur Mark yang berjalan bersama nya. Sungchan mengusap usap dahi nya yang memerah.
"Ngga merah dek" Mark sedikit mendongak melihat dahi adik nya yang baru saja menabrak pintu ruang tata usaha.
"Nanti, dilihat ya kalau ada pintu jangan ditabrak. Kalau ada batu jangan sengaja diinjak. Kamu itu tinggi dek, susah yang gendong kamu" sungchan melotot mendengar ucapan Abang nya.
"Ish apaan sih bang, iya nanti sungchan hati hati" ujar remaja tinggi itu.
"Ya udah, yuk, Abang anter ke kelas adek dulu" ujar Mark. Mereka berdua berjalan beriringan.
"Nanti kalau adek ngga dapet temen, telpon mas atau Abang ya" sungchan mengangguk angguk.
"Sana masuk, Abang pergi kalau adek udah masuk" ujar Mark yang berdiri di dekat pintu kelas milik sungchan, jeno seperti nya sedikit terlambat, apalagi hujan seperti ini. Lantas, Mark mengirim pesan kepada adik nya yang satu itu, apakah dia ingin dijemput atau tidak? Tapi sepertinya jeno tidak membuka ponsel nya. Memastikan sungchan sudah masuk, akhirnya Mark tersenyum tipis kemudian melangkah menuju kelas baru nya.
"permisi" ujar nya pelan begitu masuk ke dalam ruangan kelas itu. Semua orang menatap nya dengan heran ah lebih banyak tatapan kagum kepada dirinya karena wajah dan tubuh tinggi miliknya terlihat sangat menonjol.
"Oh kamu murid baru itu ya?" Sungchan hanya meringis kemudian mengangguk. Sedikit menunduk melihat guru wanita itu tidak lebih tinggi dari bahu miliknya.
"Buset tinggi amat, inimah jisung ga sendiri ini" ledek seorang pria dari bangku paling pojok sebelah kanan yang kemudian tertawa keras dan terkena pukulan dari pria tinggi disampingnya.
"Chenle diam dulu" tegur guru wanita itu. Chenle mengangguk sesekali tertawa melihat tampang masam dari remaja disampingnya itu.
"Silakan perkenalkan namamu" ujar guru itu. Sungchan mengangguk.
"Nama saya sungchan, saya baru pindah kesini bersama kakak kakak saya. Mohon bantuannya" ujar sungchan.
"Kok kamu ganteng sih?" Sungchan meringis. Sedikit ngeri mendengar pujian tentang wajah nya. Mereka belum tahu saja kak jae dan bubu. Geger satu sekolah kalau mereka berdua turun dari mobil yang sama.
"Sudah sudah, sungchan kamu duduk di sebelah jisung ya di belakang. Kasihan chenle kalau ketutupan kamu" mereka semua menertawakan chenle yang juga ikut tertawa tanpa tersinggung. Sungchan berjalan melangkah menuju kursi di samping jisung yang duduk di samping tembok. Chenle pun dengan senang hati berpindah duduk di kursi depan nya, duduk sendiri.
"Anak anak, kalian kerjakan biologi halaman 76-82 ya, ibu tinggal dulu. Tugas nya berkelompok dan tolong dikumpulkan tepat waktu sesuai jadwal biologi selanjutnya" pamit guru wanita tersebut. Mereka sontak riuh meributkan ingin dengan siapa kelompok mereka nantinya.
"Kenalin chenle" chenle dengan ramah menyodorkan tangannya kepada sungchan. Sungchan membalas nya.
"Sungchan" tersenyum membalasnya, sungchan mengulurkan tangannya dan berkenalan dengan jisung, remaja hamster tinggi itu.
"Jisung" jisung membalasnya dengan pelan.
"Jisung memang sedikit pemalu. Tapi nanti kalau kau kenal dia, dia sangat menyeramkan asal kau tau--YAK JISUNG" sungchan refleks menutup kedua telinganya begitu chenle berteriak begitu nyaring karena jisung melemparnya dengan penghapus tepat mengenai hidung mancung pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMANTE
Fanfic"bubu sayang kalian semua. Di rumah jangan bandel, nurut sama kakak. Pulangnya nanti bubu bawain makan" -taeyong "Bangun, udah jam 7 atau kakak bawa selang air ke atas?" -jaehyun "Mas sama adek udah jangan ribut terus. Bubu sama kakak belum pulang...