sudah lebih dari seminggu taeyong belum memunculkan kehadiran dirinya. Keempat adiknya pun sudah menyerah mencari dimana keberadaan kakak sulung nya itu.
Mark sudah bertanya kepada yuta dan Johnny perihal taeyong, namun mereka juga terkejut mendengar kabar bahwa taeyong pergi dari rumah.
Terakhir kali mereka dapat info bahwa mobil taeyong terparkir di salah satu rumah sakit di kota ini dengan keadaan penyok parah. Tentu saja mereka semua khawatir bukan main.
Orang yang diberi kabar satu satu nya oleh taeyong adalah doyoung. Doyoung mengatakan bahwa taeyong hanya pergi sebentar, dia akan kembali nanti nya. Soalnya dia ada pekerjaan di luar kota. Namun pekerjaan macam apa yang membuatnya pergi dengan topi dan jaket, tanpa membawa ponsel pula?
"Kalian tidur lah" ujar jaehyun pelan. Ia tengah berada di depan laptop miliknya, mengerjakan ketertinggalan yang ia dapatkan.
"Sebentar lagi kak, tanggung" sungchan yang dengan tidak sopan nya meletakkan kaki nya di atas punggung jeno yang tengah menundukkan kepalanya akibat kelelahan sudah mengerjakan soal soal. Ia terlalu lemas untuk memarahi adik satu satunya itu.
"Jeno udah ngantuk. Abang juga udah tidur. Kamu tidur dek" ujar jaehyun. Mengelus rambut si bungsu yang masih asik bermain game di ponsel nya.
"Mas ayo ke kamar" ajak sungchan kepada jeno yang hanya berdehem. Membawa bukunya kembali ke kamar dengan di gandeng sungchan. Jaehyun menggelengkan kepalanya. Ia juga harus masuk ke kamar nya.
ia mematikan lampu ruang tengah. Melanjutkan pekerjaannya nya di kamar hingga tanpa sadar ia tertidur di depan laptop miliknya.
jaehyun terbangun karena elusan di kepala nya. Ia sangat sensitif terhadap sentuhan dan bunyi.
"Jangan tidur di sini, pindah ke kasur sana" ujar suara lembut itu mengusap rambut jaehyun yang tebal. Jaehyun samar samar mengingat siapa yang ada di hadapan dirinya.
"Abang?" Taeyong menoleh sambil tersenyum. Jam sudah menunjukkan pukul 6. Ia beranjak membuka gorden kamar adik nya itu.
"Mau lanjut tidur apa mau sarapan? Kamu libur kan hari ini?" Ujar taeyong. Jaehyun terdiam.
"Abang ke bawah ya. Mau tidur tidur lagi, tapi jangan di kursi. Kasihan punggung kamu. Kalau mau sarapan, biar Abang masak dulu" jaehyun masih terdiam. Otak nya masih memproses apa yang terjadi di hadapannya. Itu benar Abang nya kan?
"Abang, je minta maaf" gumam nya begitu taeyong hendak berjalan. Taeyong berbalik melihat jaehyun yang berdiri menundukkan kepalanya.
"Abang yang harus nya minta maaf karena marah marah ke je. Abang juga minta maaf karena pergi dari rumah sebentar" taeyong mengelus pundak jaehyun yang lebih tinggi dari nya itu.
"Udah, jangan diulangi lagi ya. Abang takut kalau je kenapa napa di luaran sana. Je paham?" Jaehyun mengangguk.
"Abang mau masak. Yang lainnya bentar lagi bangun. Kamu mau lanjut tidur?" Jaehyun menggelengkan kepalanya.
"Ikut makan aja" cicit nya pelan membuat taeyong mau tak mau tertawa gemas dan mencubit pipi jaehyun yang seperti mochi.
"Ya sudah sana mandi. Abang tunggu di bawah ya" ujar taeyong sebelum keluar dari kamar milik jaehyun.
Pagi ini kerusuhan sudah terjadi akibat ulah sungchan dan jeno.
"ABANG, KAKAK, ADEK NIH BAWA LAPTOP MAS GA BALIK BALIK" teriak jeno dari dalam kamar nya.
"KOK SALAHIN ADEK" balas sungchan dari kamar nya pula. Jaehyun sedang mandi, taeyong sedang menyiapkan makanan hanya diam saja sesekali menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMANTE
Fanfic"bubu sayang kalian semua. Di rumah jangan bandel, nurut sama kakak. Pulangnya nanti bubu bawain makan" -taeyong "Bangun, udah jam 7 atau kakak bawa selang air ke atas?" -jaehyun "Mas sama adek udah jangan ribut terus. Bubu sama kakak belum pulang...