Mark keluar dari kamar nya pukul 11 siang. Ia semalam begadang menemani Mina yang tengah menceritakan tentang hari nya.
Sudah tidak ada orang di dalam rumah. Taeyong dan jaehyun sudah pergi. Sungchan sekarang punya teman baru, pasti sudah bermain. Tapi dimana jeno? Jeno tidak suka bermain seperti sungchan, jadi anak itu akan diam saja di rumah.
Mark berjalan menyusuri rumah nya yang cukup sepi itu. Melangkah menuju dapur mencari makanan yang masih bisa di makan.
Hanya ada semangka sisa kemarin. Sepertinya kak jaehyun belum belanja untuk bulan ini.
Mark yang masih setengah sadar mengunyah semangka nya sambil merebahkan kepalanya di meja. Ia lapar. Sungguh. Tapi ponsel nya habis daya. Charger nya terbawa sungchan. Jadi ia tidak bisa memesan makanan, atau menitip makan kepada saudaranya.
Oleh karena itu Mark berinisiatif untuk mengolah apapun di dapur. Hanya ada beras dan telur 2 buah. Ia harus memasak nasi kemudian menggoreng telur.
Dengan tekat yang bulat, Mark akhirnya kembali mengangkat kepalanya. Membiarkan kakinya melangkah menuju tempat beras.
Ia mengambil wadah tempat untuk mencuci nya, kemudian ia mengambil 2 cangkir kecil beras dan memasukannya ke wadah.
Ini kali pertama ia masuk dapur sendirian setelah kepulangannya dari Kanada. Biasanya dia selalu membeli makan jika tidak ada saudaranya dan terkutuk lah handphone nya yang tidak ada daya. Dan cuaca cukup panas. Itu akan membuatnya hitam.
Jadi, kali ini cooking time ala Mark. Pertama, nyalakan keran air dan masukkan ke dalam.wadah hingga penuh.
Setelah penuh Mark memasukkan tangan nya ke dalam tempat cuci beras itu mengaduk aduk isinya. Ia sempat terheran mengapa beras itu jika di aduk airnya semakin kotor?
Alhasil Mark mengambil liquid cuci piring dan meneteskannya ke dalam beras dengan harapan beras nya akan bersih. Benar saja beras itu bersih. Hingga berbusa malah.
Setelah yakin berasnya bersih. Mark kemudian meletakkan nya di kompor. Biasanya ada kompor digital, tapi kenapa ini diputar saja tidak jadi? Apa di tekan? Tidak menyala juga. Mungkin ditekan sambil diputar.
Ceklek
"ASTAGA" ujar nya mundur beberapa langkah karena apinya sangat besar. Bagaimana tidak besar, Mark memutarnya hingga ujung dalam sekali ceklek.
"30 menit" setelah memastikan api nya nyaman untuk dilihat. Mark membiarkan itu agar matang.
Sementara ia menyiapkan nasi ia mengambil telur dan memotong cabai.
"Oh shit" ujarnya ketika percikan cabai mengenai matanya. Terasa perih dan panas. Mark lantas berlari menuju kamar mandi. Mencuci matanya.
"I think it's enough" ujar nya kemudian memasukan telur ke dalam mangkuk dan kemudian mengaduknya dengan cabai.
Belum sempat ia mengambil wajan, ia di kagetkan dengan panci tempat ia memasak nasi meletup letup dengan busa yang keluar.
"What's wrong?" Ujar nya bingung, berusaha mengecilkan api namun busa nya terus menguar.
Begitu menyalakan api di wajan, kompor by seperti tidak menyala. Makanya ia harus sedikit menekan nya. Namun ia tanpa sadar meninggal kan lap di samping kompor dan menyulut kobaran api.
"OH MY GOD!! FIRE" begitu Mark mencari air, jeno yang baru saja datang terkejut melihat dapur rumah nya sudah sangat berantakan. Melihat ada nya api, jeno langsung mengambil air dari kamar mandi dan menyiramnya hingga mati. Tanpa peduli abangnya ikut basah. Terlalu lama jika menyuruh Mark untuk minggir. Sebelum rumah ini terbakar, itu insiatif tercepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMANTE
Fanfic"bubu sayang kalian semua. Di rumah jangan bandel, nurut sama kakak. Pulangnya nanti bubu bawain makan" -taeyong "Bangun, udah jam 7 atau kakak bawa selang air ke atas?" -jaehyun "Mas sama adek udah jangan ribut terus. Bubu sama kakak belum pulang...