Bros night out

864 120 6
                                    

"love, sorry. Hey hey min--ah shit" Mark mengumpat begitu Mina mematikan teleponnya begitu saja.

oke, mark akui kali ini adalah kesalahan nya. Lagi lagi kesalahan nya. Iya Mark sadar ia salah.

hal ini berawal ketika salah satu pria memposting sesuatu dan menandai Mina di Instagram nya, dan Mark langsung menelepon Mina detik itu juga tanpa memperdulikan penjelasan Mina. Dia cemburu. Sudah jelas.

Text me jika mood mu sudah membaik, love.

Pesan itu sudah terkirim dan mendapatkan notifikasi terbaca dari Mina. Mengacak rambutnya kasar, Mark menghela napasnya. Lagi lagi dia kelepasan marah marah kepada Mina. Bukan sekali ini mereka bertengkar di telepon. Alasannya satu, Mark yang mudah cemburuan.


Butuh satu atau dua hari hingga Mina memperbaiki mood nya kemudian menjelaskan pria yang menandainya di postingan Instagram. Dan itu jelas akan membuat Mark uring uringan. Bagaimana jika kekasihnya jatuh hati kepada pria lain yang lebih tampan dari dirinya? Apa mark benar benar  jelek?

melempar asal ponselnya di ranjang, Mark merebahkan tubuhnya telentang menatap langit langit kamar.

"Are you okay?" Jaehyun yang baru saja pulang dari kampus melongok ke kamar Mark, menatap adiknya yang tengah merenung menatap langit langit. Mark hanya melirik kakaknya itu.

"Yes. I guess" gumamnya pelan. Ada yang tidak beres dari dia, pikir jaehyun

"Main basket yuk? Tapi di GOR depan aja gimana?" Ajak jaehyun. Mark menoleh. Ajakan yang bagus. Ia bisa melupakan sejenak tentang permasalahan yang sedang ia alami.

"Boleh" jaehyun tersenyum, menunjukkan lesung pipi di wajahnya.

"Ya udah kakak ganti baju dulu sebentar ya" jaehyun Kemudian masuk ke dalam kamar nya untuk mengganti baju nya.

Begitu pula dengan Mark yang lantas bangun. Mengganti pakaian nya dengan kaos hitam dan celana pendek diatas lutut lengkap dengan topi.

"Adek ga ikut? Jeno?" Tanya Mark begitu jaehyun ikut ikutan turun langsung.

"Adek masih tidur, kecapean kayanya. Soalnya tadi dia main ke rumah temen baru nya dia" ujar jaehyun.

"Jeno?" Jaehyun mengangkat bahunya. Sebenarnya jeno sudah di rumah, motor nya aja sudah terparkir di garasi. Jaehyun kemudian berjalan menuju kamar jeno. Mengetuk pintu dan beruntung pintu tidak di kunci.

"Mas, mau ikut main basket?" Jeno yang sedang merangkum materi menoleh. Ia melepas earphone nya.

"Di mana?" Tanya nya.

"Itu di GOR depan. Mau ikut?" Jeno terdiam.

"Adek ikut?" Jaehyun menggelengkan kepalanya.

"Cuma kakak sama Abang, adek lagi tidur. Kecapean kayanya. Bubu belum pulang" ujar jaehyun. Jeno menggeleng.

"Engga kak. Mager. Ini juga tugas nya belum selesai. Kakak sama Abang aja deh" ujar jeno. Jaehyun mengangguk.

"Ya udah kalau gitu. Titip adek ya, jangan dijahilin adek nya" jeno merengut.

"Iya iya engga bakal" jaehyun kemudian melangkah pergi meninggalkan jeno. Belum sempat jeno memasang kembali earphone nya. Jaehyun kembali lagi.

"Kurang apa lagi kak?" Tanya Jeno. Jaehyun meringis.

"Pinjem motor lah dek. Masa kesitu doang pake mobil" jeno mendengus.

DIAMANTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang