"jadi ke mall kan?" Ujar yangyang kepada yang lainnya. Jaemin yang sudah duduk di motor nya mengangguk. Ia duduk dengan haechan di boncengan nya.
"Iya lah. Ke timezone juga kan? Seru seruan sekali-kali. Bosen gue ngga ngapa ngapain di rumah" ujar jaemin. Sungguh, selama kelas 12 ujian, jaemin bosan karena ibunya melarang nya untuk kemana mana. Dan kerjaannya hanya disuruh suruh tanpa diberi uang saku oleh ibu nya.
"Abang lo ga diajak chan?" Tanya shotaro yang duduk di kap mobil milik renjun, yangyang da shotaro niatnya nebeng kepada orang yang paling tua disini.
"Abang siapa?" Tanya haechan polos.
"Lo bukan jeno yang abang nya banyak ya please, lo abangnya cuma satu ya" haechan mengangkat bahunya.
"Kuliah kali, gatau tuh orang lama lama jadi bang toyib. Kalau nanyain dia jangan ke gue, tanya ke abang nya Jeno aja, pasti ada sama dia" jeno hanya tertawa membalas ucapan haechan.
"Jen, abang sama adek lo ga ikut?" Ujar renjun lagi.
"Emang boleh?" Tanya jeno meminta persetujuan.
"Ya boleh boleh aja, malah lebih seru tau kalau rame rame. Apalagi ada bang Dery sama bang lucas. Rame nanti" ujar jaemin mendapatkan anggukan persetujuan dari semuanya. Ini bukan kumpul private, bahkan lebih seru jika ramai.
"Bentar lagi juga keluar mereka" ujar jeno sambil meminum sprite dingin milik nya.
Benar saja, sungchan datang dengan chenle da jisung. Berada di antara kedua tiang tinggi itu, membuat chenle merengut. Kenapa teman temannya itu sangat tinggi sekali! Oke chenle tau itu bukan kalimat efektif, tapi chenle tidak terima saja dengan tubuh nya yang pendek. Salahkan gen papa!
"Mas, mau kemana?" Ujar sungchan melihat jeno masih duduk di motor nya.
"Mau main. Kamu mau ikut?" Tawar jeno. Sungchan menoleh, menatap teman teman mas nya itu.
"Emang boleh?" Tanya nya.
"Ya boleh boleh aja sungchan, biar tambah rame" ujar yangyang.
"Kami ikut boleh?" Chenle mengajukan diri nya. Jisung menghela napas nya, padahal ia ingin tidur dan bermain game selama seharian penuh. Tapi tentu saja hidupnya tidak akan tenang karena anak pendek di samping nya itu akan meneror nya tiap waktu.
"Ikut aja. Tapi jangan lupa kabarin papa sama ayah kalian" peringat renjun.
"Oke" chenle bersorak gembira.
"Kalian kok belum pulang?" Mark datang bersama dejun. Tak ada terdengar suara Dery ataupun tawa keras dari lucas.
"Mau main bang, abang mau ikut?" Tanya jeno. Mark menggeleng.
"Ada yang harus abang urus di sekolah. Kalian aja ya, uang sakunya masih ada kan? Cukup?" Ujar mark memastikan agar kedua adiknya tidak kekurangan uang.
"Masih kok bang, aman" ujar jeno.
"Ya udah kalian aja sana main main. Pasti bosen dirumah. Nanti biar abang bilang sama kakak. Pulang nya jangan kemaleman jen. Adeknya juga dijajanin, nanti duitnya abang ganti" ujar mark. Jeno mengangguk angguk saja.
"Ya udah abang pergi ya? Ayo jun" mark ternyata yang menyetir mobil milik dejun dan segera pergi menjauh.
"Ya udah yuk masuk ke mobil" untung saja renjun membawa pajero milik ayah nya jadi bisa muat untuk banyak orang. Sungchan langsung duduk di motor milik mas nya. Jaemin dan jeno segera membuang sprite dan permen milik nya, memakai helm mereka kemudian mengendarai motor nya di belakang mobil renjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMANTE
Fanfiction"bubu sayang kalian semua. Di rumah jangan bandel, nurut sama kakak. Pulangnya nanti bubu bawain makan" -taeyong "Bangun, udah jam 7 atau kakak bawa selang air ke atas?" -jaehyun "Mas sama adek udah jangan ribut terus. Bubu sama kakak belum pulang...