"Kami janji tidak bolos ke warung soto lagi!" seru Nina dan Qory di tengah lapangan pondok sembari mengangkat dua ember berisikan baju kotor masing-masing.
Selepas pulang dari warung soto, mereka langsung diberi hukuman oleh Raka yakni menyerukan janji mereka sambil membawa ember baju kotor di tengah lapangan. Mereka pun menahan malu karena tak sedikit yang menertawakan mereka.
"Apa liat-liat?!" bentak Qory pada dua santri putri yang tengah berjalan beriringan sambil berbisik-bisik dan melirik ke arahnya.
"Buset, mendadak jadi artis dadakan ...," gumam Nina sambil meletakkan satu ember ke tanah lalu meregangkan otot-otot tangannya yang mulai pegal.
"Tau gini aku tadi ngaji aja," ujar Qory.
"Jangan turunkan ember dan teruskan berjanji!" seru salah seorang pengurus yang ditugaskan untuk mengawasi mereka berdua.
Sontak Nina kembali mengangkat embernya dan mereka pun berseru lagi.
"Kami janji tidak bolos ke warung soto lagi!"
***
"Alhamdulillah bisa rebahan juga," ujar Nina setelah selesai menjalani hukuman untuk kesekian kalinya.
"Ya Allah. Panas bener nih kamar, AC-nya nyalain coba. Inces kepanasan nich," titah Qory sembari tiduran di lantai kamar yang dingin.
Rita melempar buku kecil pada Qory tepat di wajahnya. "Makan tuh AC."
"Abis ini agendanya apa?" tanya Nina.
"Enggak ada si. Agendanya nanti malem abis magrib tadarus Al-Qur'an," terang Ayu.
Nina lantas memasang ekspresi wajah kesalnya. Setelah insiden memalukan tadi, ia jadi malu untuk bertemu bahkan melihat Kyai. Sudah mendapatkan hukuman, calon mertua pun ikut mentertawakan.
"Hukumannya mau ditambahin nggak, Nina?" tanya Kyai sambil tersenyum.
Nina membalas senyuman tersebut lalu menggelengkan kepalanya. "Kalo hukumannya nikah sama Mas Raka ya mau, Kyai."
Spontan Qory langsung menendang mata kaki Nina sedangkan Pak Kyai justru tertawa.
"Nin, yang sopan ih ...," tegur Qory sambil berbisik.
Nina membungkukkan badan guna meminta maaf. "Maaf, Kyai."
"Ngaji yang pinter ya. Raka suka sekali perempuan yang pandai Qiroah," ujar Kyai.
Nina lantas menghela napas kecewa. "Boro-boro Qiroah, baca Al-Qur'an aja nggak lancar ...," gumamnya lirih hingga hanya dialah yang dapat mendengarnya.
Nina mengusap gusar puncak kepalanya hingga membuat kerudungnya berantakan.
"Apa aku bolos lagi aja, ya?"
"No! Nggak ada bolos-bolosan! Ayo mandi abis itu siap-siap sholat Magrib!" titah Ayu tegas.
Ketiga temannya pun mengangguk singkat lalu menyiapkan baju yang akan mereka kenakan nanti.
"Ayo gece ke kamar mandi sebelum banyak yang dateng!" seru Rita yang sudah lebih dulu selesai memilih baju dan mengambil ember berisikan peralatan mandi seperti sabun, sampo, pasta gigi, sikat gigi, bahkan pencukur jenggot.
"Daleman aku mana anjir?!" pekik Qory ketika dia tidak menemukan dalamannya dari dalam lemari.
"Astaghfirullahal'adzim! Itu di keranjang paling bawah!" sahut Ayu sambil menunjuk keranjang berwarna hitam yang terletak di bawah lemari baju.